13 Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi Lintas Budaya yang Efektif

Budaya merupakan salah satu faktor yang memengaruhi komunikasi. Kerapkali, budaya juga dipandang sebagai salah satu faktor yang menghambat jalannya proses komunikasi efektif. Misalnya, kesalahahpahaman yang terjadi dalam lingkungan kerja  yang bersifat multikultural kerap disebabkan oleh budaya. Kesalahpahaman ini umum terjadi di antara orang-orang yang berlatar belakang budaya yang berbeda sehingga nilai-nilai serta keyakinan yang dianut pun akan berbeda pula. Keadaan ini dapat menyebabkan kecemasan dan ketidakpastian hingga menimbulkan kesalahpahaman.

Itulah salah satu hambatan komunikasi lintas budaya yang disebabkan oleh budaya. Karena itu sangat penting bagi mereka yang berniat untuk bekerja dalam lingkungan budaya yang berbeda untuk memiliki pengetahuan dan kompetensi yang cukup dalam komunikasi lintas budaya. Secara umum, yang dimaksud dengan komunikasi lintas budaya adalah salah satu bidang studi komunikasi yang melihat bagaimana orang-orang yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda berkomunikasi  satu sama lain, dengan cara yang sama atau berbeda di antara mereka sendiri, dan bagaimana mereka berkomunikasi lintas budaya.

Istilah komunikasi lintas budaya kerapkali  diasosiasikan dengan komunikasi antarbudaya. Hal ini ditegaskan oleh David Matsumoto (2000) yang menyatakan bahwa komunikasi lintas budaya memiliki keterkaitan dengan istilah komunikas antarbudaya. Karena pada kenyataannya, tidak ada perbedaan antara kedua istilah ini dalam konteks komunikasi. Namun yang lebih diperhatikan adalah perbedaan keduanya dalam hal penelitian.  Dengan demikian apakah komunikasi lintas budaya itu?

Pengertian Komunikasi Lintas Budaya

Para ahli telah mengemukakan pengertian komunikasi lintas budaya berdasarkan dasar keilmuan yang dimiliki. Berikut adalah beberapa di antaranya.

  • Hafied Cangara mendefinisikan komunikasi lintas budaya sebagai proses di mana suatu ide diberikan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih. Maksud dan tujuan dari pemberian ide tersebut adalah untuk mengubah tingkah laku mereka.
  • David Matsumoto (2000) mendefinisikan komunikasi lintas budaya sebagai pertukaran informasi antara orang-orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Istilah komunikasi lintas budaya memiliki keterkaitan dengan komunikasi antarbudaya karena pada dasarnya tidak ada perbedaan di antara keduanya dalam konteks komunikasi. Namun, keduanya berbeda dalam hal fokus penelitian yang dilakukan. Komunikasi lintas budaya menitikberatkan pada perbandingan antara dua budaya atau lebih. Sedangkan, komunikasi antarbudaya mengkaji masalah interaksi antara orang-orang yang berasal dari budaya yang berbeda.
  • Mike Allen (2017) mendefinisikan komunikasi lintas budaya sebagai proses menciptakan dan saling berbagi makna antara orang-orang yang berlatar belakang budaya yang berbeda dengan menggunakan berbagai macam makna. Istilah komunikasi lintas budaya digunakan secara terbalik atau dipertukarkan dengan komunikasi antarbudaya. Meskipun demikian, komunikasi lintas budaya dan komunikasi antarbudaya dapat dibedakan berdasarkan fokus penelitian yang dilakukan. Dalam arti, penelitian komunikasi antarbudaya umumnya menitikberatkan pada interaksi antara orang-orang dengan latar belakang budaya yang berbeda. Sedangkan, penelitian komunikasi lintas budaya menitiberatkan pada perbandingan dari budaya yang berbeda.

Dari pengertian komunikasi lintas budaya di atas tampak bahwa terdapat persamaan yakni komunikasi lintas budaya sebagai sebuah proses. Sebagai sebuah proses, komunikasi lintas budaya tentu tidak terlepas dari hambatan-hambatan komunikasi seperti timbulnya kesalahpahaman norma atau peran yang tidak sesuai, stereotipe, dan etnosentrisme. Namun, hambatan-hambatan tersebut yang haruslah diatasi agar komunikasi yang efektif dapat tercapai.

Adapun cara mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Memperbaiki dan meningkatkan kompetensi lintas budaya

Cara mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya yang pertama adalah dengan cara memperbaiki dan meningkatkan kompetensi lintas budaya. Kompetensi lintas budaya sendiri di artikan sebagai kemampuan untuk berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan komunikasi. Kemampuan ini dapat berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kompetensi ini didasarkan pada tiga hal yaitu kepekaan atau sensivitas, kemampuan, dan kesadaran. Kompetensi ini perlu dikembangkan dalam konteks komunikasi lintas budaya maupun komunikasi bisnis lintas budaya.  Caranya adalah dengan melatih dan memperdalam pengetahuan lintas budaya, mengikuti pelatihan bahasa, serta mendorong kebijakan yang menguntungkan bersama.

  1. Menghindari asumsi dan penilaian

Cara mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya selanjutnya adalah menghindari berbagai asumsi dan penilaian sebisa mungkin. Dalam arti, kita hendaknya tidak mengasumsikan orang lain akan bertindak dengan cara yang sama atau menerapkan nilai-nilai dan keyakinan yang sama atau menggunakan bahasa dan simbol yang sama. Selain itu, hendaknya kita juga menghindari memberikan penilaian tanpa mengetahui atau memahami yang terjadi.

Misalnya, ketika seseorang bertindak secara berbeda, kita jangan buru-buru menyimpulkan bahwa cara yang dilakukan orang tersebut salah atau tidak benar. Biasanya asumsi-asumsi atau penilaian seacam ini timbul akibat berkembangnya sikap etnosetrisme dan stereotip dalam diri yang kerap menjadi hambatan komunikasi lintas budaya. (Baca : Etnografi Komunikasi).

  1. Peka

Selain menghindari berbagai asumsi dan penilaian terhadap budaya orang lain, cara lain untuk mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya adalah dengan mengembangkan sikap peka terhadap perbedaan yang ada. Caranya adalah dengan mempelajari segala sesuatu hal dari orang-orang yang kita temui terutama terkait dengan budaya dan sub-budaya dari orang-orang kita temui sebelum memasuki situasi komunikasi. Untuk itu, ada baiknya kita berusaha untuk meluangkan sedikit waktu untuk mempelajari budaya orang lain daripada memaksakan diri berkomunikasi dengan orang lain dengan latar belakang budaya berbeda namun kita tidak memiliki pemahaman sama sekali tentang budaya lawan bicara. Jika hal ini terjadi, kesalahpahaman pun dapat dengan mudah terjadi. (Baca : Komunikasi Asertif)

  1. Mengakui dan menghargai perbedaan

Hambatan komunikasi lintas budaya juga dapat diatasi salah satunya dengan mengakui dan menghargai perbedaan yang ada. Hal ini sangat penting karena pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berbeda-beda. Tidak ada seorangpun yang mampu menolak kapan dan di mana ia dilahirkan, agama yang di anut, latar belakang budaya, dan lain sebagainya. Perbedaan semacam hendaknya dijadikan sebagai alasan untuk terus membina hubungan baik dan bukan menjadikannya sebagai alasan untuk menghakimi orang lain. (Baca : Komunikasi Gender)

  1. Empati

Sebagai alah satu bagian dari kepekaan interpersonal dan kompetensi sosial, empati diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menyadari dan memahami persepsi dan perasaan orang lain, serta menyampaikan pemahaman tersebut dalam bentuk respon menerima. Dalam konteks budaya, empati diartikan sebagai keinginan untuk menempatkan diri kita dalam dunia budaya orang lain yang berbeda dan untuk mengalami apa yang orang lain alami.

Sikap empati dikembangkan dengan beberapa cara seperti memberikan perhatian, empati komunikatif, atau belajar menerima perbedaan. Mengembangkan sikap empati merupakan cara lain untuk mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya karena dengan empati kita dapat belajar untuk menerima dan menghargai perbedaan yang ada.

  1. Mendengarkan secara aktif

Salah satu teknik komunikasi berkesan atau teknik dalam komunikasi yang bijak adalah mendengarkan secara aktif. Mendengarkan secara aktif juga merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam komunikasi lintas budaya sekaligus merupakan syarat agar kita dapat mengembangkan sikap empati. Dengan mendengarkan secara aktif, kita dapat memahami dan menghargai perbedaan budaya yang ada sehingga kesalahpahaman pun dapat dikurangi.

  1. Suportif

Cara mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya selanjutnya adalah dengan bersikap suportif. Suportif di sini berkaitan dengan perilaku komunikasi yang suportif. Perilaku yang suportif seperti empati dapat mendorong proses komunikasi lintas budaya yang efektif. Sebaliknya, perilaku defensif cenderung membawa proses komunikasi lintas budaya ke arah ketidakefektifan.

  1. Motivasi berkomunikasi

Motivasi berkomunikasi juga merupakan salah satu cara untuk mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya. Sebagai manusia, pada umumnya kita sangat termotivasi untuk berinteraksi dengan orang yang dekat secara fisik maupun emosional. Begitupun dalam konteks komunikasi lintas budaya. Motivasi berkomunikasi ini perlu karena merupakan salah satu bentuk upaya untuk memahami pengalaman orang lain yang bukan merupakan bagian dari kehidupan kita. Selain itu, adanya motivasi ini juga dapat memperbaiki kemampuan kita berkomunikasi dengan orang lain, memperlihatkan atau menunjukkan minat kita kepada orang lain, berbicara dan memahami orang lain, serta memberikan bantuan kepada orang lain. (Baca juga : Teori Feminisme Menurut Para Ahli)

  1. Memahami budaya sendiri

Cara mengatasi hambatan komunikasi komunikasi lintas budaya berikutnya adalah dengan memahami budaya sendiri. Dengan memahami budaya sendiri, kita dapat dengan mudah mengkomunikasikan nilai-nilai, persepsi, dan sikap yang kita anut kepada orang lain. Dampaknya adalah orang lain pun akan dengan mudah mengkomunikasikan nilai-nilai, persepsi, serta sikap yang mereka anut sehingga terciptalah pengertian dan menghindari kesalahpahaman. (Baca juga : Teori Komunikasi Antar Budaya)

  1. Fleksibel

Cara lainnya adalah dengan mengembangkan fleksibilitas dalam berkomunikasi. Para ahli kompetensi komunikasi percaya bahwa salah satu pengertian kompetensi berkomunikasi adalah kemampuan untuk menyesuaikan perilaku komunikasi dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Hal ini untuk memudahkan kita berkomunikasi dengan orang lain dan memperoleh informasi yang diinginkan. (Baca : Bahasa sebagai Alat Komunikasi)

  1. Menggunakan dan mendorong umpan balik deskriptif

Umpan balik yang efektif dapat mendorong lancarnya proses adaptasi yang merupakan hal penting dalam komunikasi lintas budaya. Setiap orang yang terlibat dalam proses komunikasi lintas budaya seharusnya memiliki kemauan untuk menerima umpan balik dan menunjukkan perilaku suportif. Umpan balik yang diberikan hendaknya bersifat  langsung, segera, jujur, spesifik, dan jelas. (Baca juga : Unsur Komunikasi Antar Budaya)

  1. Saluran komunikasi yang terbuka

Cara lain untuk mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya adalah dengan membuka saluran komunikasi. Dalam arti, kita harus mampu bersikap sabar selama proses interaksi agar pemahaman bersama dapat tercapai. (Baca juga : Hambatan Komunikasi Organisasi)

  1. Mengelola konflik

Cara mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya yang terakhir adalah dengan mengelola konflik yang ada. Konflik yang dimaksud berkaitan dengan benturan nilai-nilai atau keyakinan yang berbeda. Ketika dihadapkan pada situasi ini maka kita harus mampu mengelola perbedaan atau benturan ini dengan baik dan tanpa menyinggung perasaan orang lain. (Baca : Komunikasi Nonverbal)

Manfaat Mempelajari Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi Lintas Budaya

Mempelajari cara mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Kita dapat mengetahui dan memahami arti komunikasi lintas budaya.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami beberapa cara mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya.

Demikianlah ulasan singkat tentang cara mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang komunikasi lintas budaya dan cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan komunikasi lintas budaya.