Secara umum, komunikasi diartikan sebagai proses pertukaran informasi antara komunikator dan komunikan atau komunikate. Komunikasi tidak hanya melibatkan proses penciptaan dan pertukaran ide atau gagasan, melainkan juga persepsi dan pengiriman informasi.
Komunikasi yang efektif bergantung pada kekayaan ide atau gagasan yang diciptakan dan disampaikan kepada komunikan atau komunikate. Untuk mencapai komunikasi yang efektif, diperlukan beberapa keterampilan komunikasi atau teknik komunikasi yang mumpuni.
Keterampilan komunikasi sendiri diartikan sebagai penerapan dari berbagai konsep komunikasi. Keterampilan komunikasi umumnya terdiri dari kemampuan untuk mengirimkan informasi secara efektif dan efisien.
Karena itulah, komunikator ada baiknya memiliki beberapa keterampilan komunikasi di antaranya adalah keterampilan komunikasi verbal, keterampilan komunikasi nonverbal, dan keterampilan komunikasi tertulis yang baik.
Keterampilan komunikasi verbal mengacu pada keterampilan komunikator untuk mengirimkan informasi melalui kata-kata yang diucapkan kepada komunikan atau komunikate. Keterampilan komunikasi nonverbal mengacu pada keterampilan komunikator dalam menggunakan berbagai bahasa tubuh dan ekspresi wajah untuk mengirimkan informasi kepada komunikan atau komunikate.
Dan keterampilan komunikasi tertulis mengacu pada keterampilan komunikator dalam menyampaikan informasi melalui kata-kata tertulis kepada komunikan atau komunikate. Selain memiliki keterampilan tertulis, komunikator juga perlu memahami beberapa tips dalam komunikasi tertulis.
Berbagai keterampilan komunikasi ini hendaknya juga ditunjang dengan berbagai teknik komunikasi. Yang dimaksud dengan teknik komunikasi adalah cara atau metode yang digunakan komunikator untuk menyampaikan informasi kepada komunikan atau komunikate melalui media yang telah ditentukan.
Digunakannya beberapa teknik dalam komunikasi bertujuan untuk mengeliminir hambatan-hambatan komunikasi yang mungkin terjadi selama proses komunikasi berlangsung.
Adapun beberapa teknik dalam komunikasi yang bijak di antaranya adalah :
1. Membangun kredibilitas
Sebelum berkomunikasi, komunikator perlu membangun kredibilitas sebagai upaya memenangkan kepercayaan komunikan atau komunikate sehingga komunikan atau komunikate bersedia untuk mengubah pikiran, sikap, dan perilakunya sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator.
Kredibilitas menurut Rakhmat (2001) adalah seperangkat persepsi komunikan atau komunikate tentang sifat-sifat komunikator yakni pikiran baik, akhlak yang baik, dan maksud yang baik.
Kredibilitas komunikator dibangun melalui pengalaman langsung dengan komunikator atau pengalaman wakilan, menghubungkan komunikator dengan kelompok rujukan tertentu, pihak-pihak yang mendukung komunikator, pengamatan langsung tehadap komunikator, dan lain-lain. Kredibilitas dapat berubah bergantung pada pelaku persepsi komunikan atau komunikate, topik yang dibahas, dan situasi.
2. Menciptakan daya tarik dan kesamaan
Selain membangun kredibilitas, komunikator juga perlu membangun atau menciptakan daya tarik utamanya daya tarik fisik. Hasil studi menunjukkan bahwa komunikator yang memiliki daya tarik fisik yang menarik senderung memiliki daya persuasif yang tinggi.
Di samping daya tarik fisik, komunikator juga perlu membangun kesamaan dengan komunikan atau komunikate. Hasil studi menunjukkan bahwa komunikator yang menegaskan dirinya memiliki kesamaan dengan komunikan atau komunikate akan dengan mudah mempengaruhi komunikan atau komunikate. Dengan kata lain, komunikasi yang efektif terjadi pada kondisi homofili dibandingkan dengan kondisi heterofili.
3. Mengenal dan memahami komunikan atau komunikate
Setelah komunikator membangun kredibilitas, menciptakan daya tarik, dan menegaskan kesamaan dengan komunikan atau komunikate, langkah selanjutnya adalah mengenal dan memahami siapa yang menjadi komunikan atau komunikate mengingat heterogennya latar belakang komunikan atau komunikate.
Hal ini dimaksud agar pesan yang akan disampaikan kepada komunikan atau komunikate dapat tersampaikan dengan baik dan efektif karena disesuaikan dengan bidang pengalaman dan kerangka acuan yang dimiliki oleh masing-masing komunikan atau komunikate.
4. Mendengarkan dengan aktif
Mendengarkan dengan aktif adalah inti keterampilan komunikasi. Sebagai salah satu teknik komunikasi efektif, ada baiknya komunikator tidak hanya memiliki kemampuan mendengar apa yang dikatakan oleh komunikan atau komunikate melainkan juga mendengarkan apa yang disampaikan oleh komunikan atau komunikasi secara verbal maupun nonverbal tanpa memberikan penilaian atau penafsiran secara dini.
Untuk membangun keterampilan mendengarkan secara aktif, terdapat beberapa perilaku yang harus dilakukan oleh komunikator, di antaranya adalah memberikan perhatian, melakukan kontak mata, menunjukkan ekspresi wajah yang sesuai sebagai bentuk ketertarikan dengan apa yang disampaikan oleh komunikan atau komunikate, memberikan beberapa pertanyaan, dan lain sebagainya.
5. Memberikan dan menerima umpan balik
Umpan balik merupakan salah satu dari komponen-komponen komunikasi yang menentukan keberlangsungan proses komunikasi efektif antara komunikator dan komunikan atau komunikate.
Memberikan dan menerima umpan balik sangat berkaitan erat dengan keterampilan komunikasi lainnya yakni mendengarkan dengan aktif.
Yang harus diperhatikan ketika memberikan umpan balik adalah memisahkan perilaku dengan penafsiran terhadap perilaku. Cara memberikan umpan balik yang baik adalah dengan menitikberatkan pada perilaku ketika memberikan umpan balik karena dapat memudahkan diterimanya umpan balik oleh partisipan komunikasi lainnya.
6. Mengembangkan kecerdasan emosi
Kecerdasan emosi mengacu pada kapasitas komunikator untuk berhadapan secara efektif dengan emosi diri dan emosi komunikan atau komunikate.
Kecerdasan emosi dalam komunikasi yang bijak mengacu pada menerima, mengekspresikan, memahami, dan mengatur emosi secara efektif ketika berkomunikasi.
Baik komunikator atau komunikan atau komunikate ada baiknya memiliki dan mengembangkan kecerdasan emosi ketika berkomunikasi karena kemampuan untuk mengatur emosi dan menumbuhkembangkan hubungan yang positif antara partisipan komunikasi.
Kecerdasan emosi ditunjukkan dengan tidak memberikan tanggapan yang dapat memicu emosi dari partisipan komunikasi lainnya, setiap partisipan komunikasi hendaknya tidak meluapkan emosi saat menerima tanggapan, dan lain sebagainya.
7. Memilih dan menggunakan bahasa yang jelas, sederhana, dan sesuai
Peran bahasa sebagai alat komunikasi sangatlah besar. Karena itu, ketika berkomunikasi, komunikator hendaknya memilih dan menggunakan bahasa yang jelas, sederhana, dan sesuai dengan komunikan atau komunikate. Hal ini dimaksudkan agar komunikan atau komunikate dapat dengan mudah menerima, menafsirkan, dan memahami pesan yang disampaikan oleh komunikator.
8. Tidak bertele-tele
Teknik dalam komunikasi yang bijak selanjutnya adalah tidak bertele-tele. Dalam artian, komunikator hendaknya menyampaikan maksud, tujuan, dan pesan komunikasi kepada komunikan atau komunikate secara langsung, singkat, dan padat.
Hal ini harus dilakukan mengingat komunikan atau komunikate tidak memiliki jumlah waktu luang yang sama dengan komunikator. Selain itu, penyampaian maksud, tujuan, dan pesan komunikasi hendaknya menggunajan bahasa yang mudah dipahami oleh komunikan atau komunikate.
9. Menggunakan komunikasi nonverbal dengan bijak
Dalam konteks komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi, komunikasi yang terjadi antara komunikator dan komunikan atau komunikator bersifat tatap muka. Baik komunikator atau komunikan akan memberikan reaksi yang jauh lebih banyak dengan menggunakan bahasa nonverbal dibandingkan dengan bahasa verbal.
Jika komunikator menunjukkan reaksi yang gugup dan lain-lain maka komunikan atau komunikate akan berpikir bahwa perilaku nonverbal yang ditunjukkan oleh komunikator mencerminkan perasaan komunikator kepada komunikan atau komunikate.
Pesan yang disampaikan akan jauh lebih efektif manakala komunikator tetap fokus pada diri komunikan atau komunikate, tetap melakukan kontak mata, dan benar-benar mendengarkan apa yang disampaikan oleh komunikan atau komunikate.
10. Konsisten antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal
Dalam proses komunikasi antarpribadi, komunikasi yang dilakukan tidak hanya melalui komunikasi verbal melainkan juga komunikasi nonverbal.
Karena itu, ketika berkomunikasi dengan komunikan atau komunikate hendaknya komunikator menyampaikan pesan verbal dengan baik dan sesuai dengan pesan nonverbal. Penyampaian pesan secara verbal mencakup pemilihan kata yang tepat dan sesuai dengan konteks, volume suara yang tepat, intonasi suara yang baik, dan lain sebagainya.
Sementara itu, penyampaian pesan nonverbal mencakup sikap dan perilaku seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, posisi tubuh, dan bahasa tubuh dalam komunikasi lainnya. Ketidakkonsistenan antara pesan verbal dan pesan nonverbal dapat menyebabkan kesalahpahaman.
11. Tepat dalam memilih dan menggunakan saluran komunikasi
Teknik penting lainnya dalam komunikasi yang bijak adalah memilih dan menggunakan saluran komunikasi yang tepat. Pemilihan dan penggunaan saluran komunikasi yang tepat dipengaruhi oleh sifat pesan, sifat komunikan atau komunikate, perencanaan, dan tujuan komunikasi yang hendak dicapai.
Misalnya, pesan-pesan iklan layanan masyarakat tentang bahaya rokok disebarluaskan dengan menggunakan media massa agar dapat menjangkau khalayak yang lebih luas. Ada baiknya untuk tidak menggunakan beberapa saluran komunikasi sekaligus karena akan berdampak pada efektivitas pesan yang disampaikan kepada komunikan atau komunikate.
12. Mengulang kata-kata dan pemikiran komunikan atau komunikate
Teknik ini juga diterapkan sebagai salah satu teknik komunikasi berkesan yang mengacu pada pengulangan kata-kata serta pemikiran komunikan atau komunikate oleh komunikator dengan menggunakan bahasa komunikator sendiri. Hal yang harus diperhatikan oleh komunikator adalah pengulangan ini hendaknya tidak mengubah makna kata atau kalimat komunikan atau komunikate.
13. Bersikap jujur
Komunikasi yang efektif dan bijak didasarkan atas kepercayaan dan salah satu cara membangun kepercayaan dalam komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah dengan bersikap jujur.
Bersikap jujur sangat dibutuhkan dalam komunikasi karena dengan bersikap jujur, masing-masing partisipan komunikasi menjadi lebih terbuka satu sama lain dan tidak akan sungkan untuk mengekspresikan dirinya.
Jika di saat-saat tertentu komunikator atau komunikan atau komunikate merasa harus bersikap tidak jujur karena alasan tertentu, ada baiknya baik komunikator atau komunikan atau komunikate untuk mengambil waktu sejenak untuk memikirkan alasan mengapa harus berbohong. Dari sinilah akan diketahui hal-hal yang harus dilakukan sesuai dengan etika komunikasi.
14. Bersikap menerima
Menerima adalah salah salah satu teknik komunikasi dalam konseling yang juga diterapkan sebagai salah satu teknik dalam komunikasi yang bijak. Menerima adalah teknik dimana komunikator menunjukkan minat dan memahami dengan baik apa yang disampaikan oleh komunikan atau komunikate. Teknik yang satu ini memiliki beberapa bentuk yaitu verbal maupun nonverbal.
15. Bersikap empati
Bersikap empati dalam komunikasi yang bijak merupakan hal yang sangat penting. Empati merupakan bentuk kepedulian komunikator kepada komunikan atau komunikate. Dengan bersikap empati, memberikan kemudahan bagi komunikator untuk turut merasakan emosi yang dirasakan oleh komunikan atau komunikate.
Manfaat Mempelajari Teknik dalam Komunikasi yang Bijak
Mempelajari teknik dalam komunikasi yang bijak dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya adalah :
- Kita mengetahui dan memahami komunikasi dan proses komunikasi
- Kita mengetahui dan memahami beberapa teknik dalam komunikasi yang bijak
Demikianlah ulasan singkat tentang teknik dalam komunikasi yang bijak. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang komunikasi dan beberapa teknik dalam komunikasi yang bijak.