15 Teknik Komunikasi dalam Situasi Semi Formal

Dari berbagai pengertian komunikasi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses pengiriman pesan atau gagasan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.

Pengirim pesan yang dimaksud dapat seorang individu, kelompok atau lembaga yang mengirimkan pikiran atau gagasan kepada penerima pesan. Sebagaimana halnya pengirim pesan, penerima pesan juga dapat seorang individu atau kelompok yang menerima pesan. Komunikasi dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis tergantung pada berbagai macam hal, salah satunya situasi.

Menurut Churiyah (2010), berdasarkan situasinya, komunikasi dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu komunikasi formal, komunikasi informal, dan komunikai semiformal.

  • Komunikasi formal adalah suatu komunikasi yang terjadi dalam situasi formal atau resmi. Perilaku komunikasi pada situasi formal misalnya rapat, seminar, kongres, dan persuratan dinas, menuntut keresmian baik dalam sikap maupun cara berkomunikasi. Dengan kata lain, dalam komunikasi formal, ragam bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa formal yakni ragam bahasa yang merujuk pada kaidah-kaidah baku kebahasaan.
  • Komunikasi informal adalah suatu peristiwa komunikasi yang terjadi dalam situasi tidak resmi atau santai, seperti dalam arisan, keluarga, atau pasar. Ragam bahasa yang digunakan dalam komunikasi informal adalah ragam bahasa yang tidak mengacu pada kaidah-kaidah baku kebahasaan.
  • Komunikasi semiformal yaitu suatu peristiwa komunikasi yang terjadi dalam situasi campuran antara resmi dan tidak resmi atau semiformal. Ragam bahasa yang digunakan dalam komunikasi semiformal adalah ragam bahasa yang mengacu pada kaidah-kaidah kebahasaan namun dilakukan secara tidak konsisten. Misalnya adalah bahasa jurnalistik.

Pada kesempatan kali ini, pembahasan akan difokuskan pada komunikasi semiformal atau komunikasi yang terjadi dalam situasi semiformal.

Pengertian

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan komunikasi semiformal adalah komunikasi yang terjadi dalam situasi semiformal. Situasi semiformal kerap ditemui di tempat kerja. Dalam komunikasi semiformal, jenis bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi adalah bahasa semiformal yakni bahasa yang mengacu pada aturan ketatabahasaan namun tidak dilakukan secara konsisten.

Dalam artian, terdapat beberapa penggunaan kosa kata yang tidak baku yang sebagian besar merupakan serapan dari bahasa daerah atau bahasa asing. Digunakannya kosa kata yang tidak baku dalam proses komunikasi semiformal dimaksudkan sebagai bentuk penyesuaian dengan bidang pengalaman dan kerangka acuan yang dimiliki oleh lawan bicara.

Agar komunikasi semiformal dapat berlangsung secara efektif diperlukan beberapa teknik komunikasi. Menurut Mulyana (2010), teknik komunikasi adalah suatu cara yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari komunikator kepada komunikan atau komunikate melalui media tertentu.

Dengan demikian, teknik komunikasi dalam situasi semiformal mengacu pada cara-cara yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikan atau komunikate melalui media komunikasi tertentu. Secara umum, penggunaan teknik komunikasi ini dimaksudkan agar hambatan-hambatan komunikasi yang terjadi selama proses komunikasi dapat dikurangi.

Adapun teknik komunikasi dalam situasi semiformal menurut para ahli di antaranya adalah :

1. Komunikasi persuasif

Komunikasi persuasif adalah salah satu teknik komunikasi yang digunakan untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku komunikan atau komunikate dan lebih menitikberatkan pada aspek psikologis komunikan atau komunikate.

Dengan kata lain, komunikasi persuasif bertujuan agar komunikan atau komunikate bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan sesuatu perbuatan, dan lain sebagainya.

2. Komunikasi informatif

Komunikasi informatif adalah salah satu teknik komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada komunikan atau komunikate baik individu maupun sejumlah orang mengenai hal-hal baru.

Berbeda dengan teknik komunikasi persuasif yang lebih menitikberatkan pada aspek psikologis komunikan atau komunikate, teknik komunikasi informatif lebih menitikberatkan pada aspek kognitif komunikan atau komunikate.

Menurut Schramm (1971), proses komunikasi informatif dapat berlangsung jika informasi yang dikirimkan menarik perhatian komunikan atau komunikate, informasi yang dikirimkan dapat diterima oleh komunikan atau komunikate, informasi yang dikirimkan ditafsirkan dengan baik oleh komunikan atau komunikate, dan informasi yang dikirimkan dapat disimpan untuk digunakan di lain waktu.

3. Komunikasi koersif

Menurut Mulyana (2010), komunikasi koersif adalah salah satu teknik komunikasi yang digunakan untuk memaksa komunikan atau komunikate melakukan sesuatu sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator. Komunikasi koersif umumnya bersifat menakut-nakuti, menggambarkan resiko buruk yang akan diterima jika tidak dipatuhi, dan mengandung kepentingan tertentu.

4. Komunikasi instruktif

Komunikasi instruktif adalah salah satu teknik komunikasi yang digunakan untuk memberikan instruksi atau perintah kepada komunikan atau komunikate.

Pada umumnya, komunikasi instruktif digunakan dalam proses belajar mengajar karena komunikasi instruktif berperan besar dalam mendukung kegiatan pembelajaran.

Sebagaimana halnya komunikasi informatif, pesan dalam komunikasi instruktif haruslah dapat menarik perhatian dan minat komunikan atau komunikate, dapat diterima dengan baik oleh komunikan atau komunikate, dapat ditafsirkan dengan baik oleh komunikan atau komunikate, menunjang proses pembelajaran, dan dibangun berdasarkan kontrak khusus antara komunikator dan komunikan atau komunikate.

5. Hubungan manusiawi

Menurut Mulyana (2010), hubungan manusiawi adalah salah satu teknik komunikasi yang digunakan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan timbulnya salah pengertian, dan mengembangkan tabiat manusia. Guna melakukan hubungan manusiawi, digunakan beberapa pendekatan yaitu pendekatan emosional dan pendekatan sosial budaya.

6. Kesadaran emosional

Kesadaran emosional sejatinya adalah salah satu keterampilan komunikasi yang mengacu pada kemampuan untuk memahami perasaan orang lain.

Keterampilan memahami orang lain dapat ditingkatkan dengan cara menyadari dan memahami perasaan orang lain, menyadari dan memahami perasaan sendiri, berempati, membangun dan membina kepercayaan dengan lawan bicara, dan menyadari dan menghindari kesalahpahaman yang mungkin terjadi.

7. Komunikasi suportif

Menurut Pearson dkk (2009), komunikasi suportif adalah salah satu teknik komunikasi yang digunakan untuk mendengarkan lawan bicara dengan empati, mengakui perasaan orang lain, dan terikat dalam suatu dialog untuk membantu lawan biacara memelihara rasa pengendalian diri.

Komunikasi suportif dapat ditingkatkan dengan cara mendengarkan tanpa memberi penilaian, memeriksa kembali persepsi dan perasaan lawan bicara, menyuguhkan pesan-pesan informatif dan berkaitan, dan dapat menjaga rahasia.

8. Mendengarkan dengan aktif

Komunikasi yang efektif sangat bergantung pada kemampuan masing-masing partisipan komunikasi mendengarkan secara aktif apa yang disampaikan oleh lawan bicara.

Untuk memastikan partisipan komunikasi menerima pesan dengan jelas, hal yang harus dilakukan di antaranya adalah fokus pada apa yang dibicarakan oleh lawan bicara, memastikan bahwa masing-masing partisipan memahami apa yang disampaikan oleh lawan bicara, menunggu giliran untuk berbicara, menunjukkan rasa ketertarikan atau minat pada apa yang dibicarakan oleh lawan bicara, dan mengulang apa yang dikatakan oleh lawan bicara dengan menggunakan kata-kata sendiri.

9. Komunikasi nonverbal

Sebagian besar komunikasi yang dilakukan oleh manusia adalah komunikasi nonverbal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir 90% dari komunikasi yang dilakukan oleh manusia adalah nonverbal. Yang termasuk komunikasi nonverbal adalah kontak mata, gerak tubuh, jarak, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh dalam komunikasi lainnya.

Besarnya porsi penggunaan komunikasi nonverbal dalam proses komunikasi antarmanusia menunjukkan komunikasi nonverbal sangat penting dan karenanya para partisipan komunikasi harus menaruh perhatian dan berhati-hati dengan komunikasi nonverbal yang disampaikan oleh partisipan komunikasi lainnya.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pemahaman mengenai komunikasi nonverbal diantaranya adalah mengembangkan kepekaan pada konteks, khalayak, dan umpan balik.

10. Komunikasi verbal

Komunikasi verbal juga digunakan dalam situasi semiformal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata. Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman, maka komunikator harus memilih dan menggunakan kata-kata yang tepat dan sesuai dengan komunikan atau komunikate.

Keterampilan komunikasi verbal dapat dilatih dan ditingkatkan dengan cara berbicara secara jelas, memilih kata-kata dengan hati-hati, menggunakan nada suara yang sesuai, menyadari dan mengenal siapa yang menjadi lawan bicara, dan memberikan umpan balik dengan sesuai.

11. Komunikasi asertif

Keasertifan adalah kemampuan untuk mengekspresikan pendapat, perasaan, sikap, dan hak dengan jujur tanpa perlu merasa cemas atau khawatir melanggar hak orang lain. Komunikasi asertif merupakan salah satu gaya komunikasi sekaligus teknik yang dibutuhkan bagi pembicara dan pendengar guna membantu komunikator atau komunikan lebih efektif dalam berkomunikasi.

Dalam komunikasi asertif, komunikator menyatakan kebutuhan dan keinginannya secara singkat, padat, jelas, sesuai, dan penuh rasa hormat; mengekspresikan perasaan secara jelas, sesuai, dan penuh rasa hormat; menggunakan pernyataan “Aku” atau “Saya”; berkomunikasi dengan penuh rasa hormat; mendengarkan tanpa interupsi; dapat mengendalikan diri; memiliki kontak mata yang baik; berbicara dengan tenang dengan nada suara yang jelas; tenang; merasa terhubung dengan orang lain; merasa kompeten dan terkendali; tidak mengizinkan orang lain untuk menyalahgunakan atau memanipulasi dirinya; dan membela hak yang dimiliki.

12. Komunikasi lisan

Komunikasi lisan adalah salah satu jenis komunikasi verbal yang melibatkan kata-kata yang diucapkan baik melalui telepon, komunikasi tatap muka, videoconferencing, atau macam-macam media komunikasi lainnya.

Bermacam-macam contoh komunikasi nonformal dalam organisasi seperti selentingan dan berbagai contoh komunikasi formal seperti konferensi merupakan bentuk-bentuk komunikasi lisan yang efektif. Efektif tidaknya komunikasi lisan bergantung pada kecepatan, volume, modulasi suara, kejelasan ujaran, dan petunjuk komunikasi nonverbal lainnya.

13. Komunikasi tertulis

Komunikasi tertulis juga kerap digunakan dalam situasi semiformal. Komunikasi tertulis kerap ditemukan di manapun seperti dokumen, pesan singkat, surat elektronik, laporan, dan lain sebagainya. Efektivitas komunikasi tertulis bergantung pada gaya penulisan, kosa kata yang digunakan, dan tata bahasa.

14. Komunikasi visual

Dalam situasi semiformal, komunikasi visual juga memainkan peran yang sangat penting. Bentuk komunikasi visual dalam situasi semiformal meliputi iklan-iklan visual seperti gambar, grafik, dan lain sebagainya.

Sebagai komunikator, perlu untuk menyiapkan dan memilih kata-kata secara hati-hati untuk menciptakan dampak yang signifikan pada komunikan atau komunikate. 

Adakalanya, melalui gambar atau bentuk komunikasi visual lainnya, komunikan atau komunikate akan menjadi lebih mudah memahami pesan yang disampaikan oleh komunikator.

15. Memberikan umpan balik

Memberikan umpan balik positif serta memberikan informasi yang ingin didengar oleh lawan bicara sejatinya bukan merupakan hal yang sulit. Namun, memberikan umpan balik yang kritis atau informasi yang tidak ingin didengar oleh lawan bicara merupakan permasalahan tersendiri.

Dalam situasi semiformal atau situasi lainnya, ada baiknya umpan balik diberikan secara suportif agar lawan bicara tidak merasa dikritik, takut, dan lain sebagainya. Agar dapat memberikan umpan balik yang efektif, setiap partisipan komunikasi harus memberikan umpan balik secara jelas dan spesifik, menawarkan solusi, mengirimkan umpan balik secara tatap muka, dan bersikap peka terhadap orang lain.

Manfaat Mempelajari Teknik Komunikasi dalam Situasi Semiformal

Mempelajari teknik komunikasi dalam situasi semiformal dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya :

  • Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian komunikasi.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian komunikasi semiformal.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian teknik komunikasi.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian teknik komunikasi dalam situasi semiformal.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami beberapa teknik komunikasi dalam situasi semiformal.

Demikianlah ulasan singkat tentang teknik komunikasi dalam situasi semiformal. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang komunikasi, komunikasi semiformal, dan beberapa teknik komunikasi dalam situasi semiformal.