Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi menurut DeVito adalah interaksi verbal dan nonverbal antara dua orang (atau kadang-kadang lebih dari dua orang) yang saling bergantung satu sama lain. Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi juga dapat dipandang sebagai komunikasi yang terjadi dalam hubungan interpersonal (Miller dan Steinberg dalam Pearson, 2009).
Hubungan interpersonal sendiri didefinisikan sebagai hubungan antara minimal dua orang yang saling bergantung, yang menggunakan beberapa pola interaksi yang konsisten, dan yang telah berinteraksi dalam jangka waktu yang sangat lama.
Melalui interaksi inilah, kita dapat memenuhi kebutuhan interpersonal kita yang mendasar seperti inklusi (terlibat dengan orang lain), kasih sayang (mencurahkan atau menerima kasih sayang orang lain), dan pengawasan (kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, lingkungan, dan diri sendiri).
Tumbuh dan berkembangnya hubungan interpersonal sebagai fungsi komunikasi antar pribadi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kepercayaan, sikap terbuka, dan sikap suportif. Salah satu faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah kepercayaan atau rasa percaya.
Menurut Giffin dalam Rakhmat (2001 : 129 -130), percaya dapat didefinisikan sebagai mengandalkan perilaku prang lain untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti, dan dalam situasi yang penuh resiko.
Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat tiga unsur percaya yaitu situasi yang menimbulkan resiko, orang yang menaruh kepercayaan kepada orang lain, dan orang yang yakin bahwa perilaku orang lain akan berakibat baik baginya.
Dalam hubungan interpersonal, kepercayaan atau rasa percaya dapat meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikan atau komunikate untuk mencapai maksudnya.
Tidak adanya rasa percaya dalam hubungan interpersonal merupakan salah satu hambatan komunikasi interpersonal atau hambatan komunikasi antar pribadi sekaligus penyebab terjadinya konflik dalam komunikasi. Kepercayaan atau rasa percaya ini tentu tidak tumbuh dengan sendirinya.
Seperti halnya tanaman, kepercayaan atau rasa percaya dalam suatu hubungan harus ditanam, dipupuk, disiram, serta dirawat agar hubungan dapat berlangsung langgeng. Dalam artian, kepercayaan atau rasa percaya harus dibangun oleh kedua belah pihak agar hubungan yang dibina dapat berlangsung lama.
Menurut para ahli, terdapat beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk membangun kepercayaan dalam komunikasi interpersonal, diantaranya adalah :
1. Bersikap jujur
Cara membangun kepercayaan dalam komunikasi interpersonal yang pertama adalah dengan bersikap jujur. Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, alangkah baiknya kita bersikap jujur dalam hal mengungkapkan siapa diri kita sebenarnya.
Memang tidak mudah untuk bersikap jujur dan terbuka kepada orang lain apalagi pada orang yang baru kita kenal. Namun sikap ini diperlukan saat kita ingin membina hubungan interpersonal dengan orang lain. Sikap jujur dapat membuat atau mendorong orang lain untuk menaruh kepercayaan kepada kita.
2. Membuka diri
Sikap membuka diri kepada orang lain dalam komunikasi interpersonal berkaitan erat dengan sikap jujur. Sikap membuka atau self-disclosure adalah sikap yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain tentang siapa diri kita sebenarnya dan disampaikan dengan jujur.
Namun, kita juga perlu untuk bersikap hati-hati dan tidak mengungkapkan semua informasi kepada orang lain. Informasi tentang diri yang diberikan kepada orang lain hendaknya informasi yang sifatnya umum dan kita juga harus pandai-pandai untuk memutuskan kepada siapa informasi tersebut kita berikan.
Menurut pencetus teori penetrasi sosial yaitu Altman dan Taylor, sikap membuka diri kepada orang lain memberikan pengaruh dalam komunikasi interpersonal yang berujung pada hubungan yang akrab. Adapun pengaruh self-disclosure dalam komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal diantaranya dapat meningkatkan rasa percaya diri dan menciptakan rasa percaya kepada orang lain.
3. Pengalaman
Hal lain yang berkaitan erat dengan kejujuran dan membuka diri adalah pengalaman. Kita cenderung untuk dapat mempercayai orang lain berdasarkan pengalaman sebelumnya.
Misalnya, berdasarkan pengalaman, kita mempercayai seseorang karena pernah mendapat bantuan atau pertolongan darinya. Namun, hal ini tidak menjadikan kita menjadi percaya kepada semua orang karena bisa jadi orang memberikan pertolongan karena memiliki niat yang tidak baik.
4. Bersikap menerima
Menurut Anita Taylor dalam Rakhmat (2001 : 131) yang dimaksud dengan menerima adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha untuk mengendalikan. Lebih lanjut Taylor menyatakan bahwa menerima adalah sikap yang melihat orang lain sebagai manusia, sebagai individu yang patut dihargai.
Bersikap menerima bukan berarti kita harus selalu setuju dengan apa yang dikatakan atau dilakukan orang lain. Bersikap menerima adalah menerima segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki orang lain dengan tetap menjalin komunikasi dengan orang tersebut sebagai seorang pribadi.
Hal penting yang harus kita lakukan adalah tidak menilai, tidak mengevaluasi, tidak menyetujui, ataupun menolak agar hubungan interpersonal yang dibina berlangsung dengan baik.
5. Membangun kredibilitas
Orang akan percaya kepada orang lain apabila orang tersebut memiliki kredibilitas atau memiliki kemampuan, keterampilan, dan pengalaman tertentu.
Misalnya, kita lebih mempercayai seorang dokter yang ahli dalam bidang kesehatan dan bukan yang ahli untuk menangani masalah pertanian. Kredibilitas ini perlu dibangun guna menumbuhkan rasa percaya orang lain.
6. Reliabilitas
Terkait dengan kredibilitas, cara lain membangun kepercayaan dalam komunikasi interpersonal adalah reliabilitas. Orang yang memiliki reliabilitas adalah orang yang dapat diandalkan, jujur, konsisten, dan dapat diduga. Kita cenderung untuk dapat percaya pada orang yang dapat diandalkan dan memiliki maksud yang sama dengan kita.
7. Membangun reputasi
Reputasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online adalah perbuatan dan sebagainya sebagai sebab mendapat nama baik. Misalnya, orang yang memiliki reputasi yang baik akan mudah mendapat kepercayaan dari orang lain. Seperti halnya kredibilitas, membangun reputasi memerlukan waktu yang panjang dan tidak mudah.
8. Memiliki kekuasaan
Kekuasaan merupakan salah satu faktor pengaruh komunikasi interpersonal. Kepercayaan akan tumbuh jika orang-orang memiliki kekuasaan terhadap orang lain. Orang yang berkuasa cenderung akan mempercayai orang yang diketahui akan bersikap patuh dan tunduk kepadanya.
9. Memiliki integritas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan. Dalam komunikasi interpersonal, integritas mengacu pada berperilaku sesuai dengan cara-cara yang mendukung nilai-nilai dan etika yang dibagikan oleh kedua belah pihak. Orang yang memiliki integritas akan mudah dipercaya oleh orang lain.
Sebaliknya, orang yang tidak memiliki integritas tidak akan dipercaya oleh orang lain. Misalnya, anggota dewan yang korupsi akan membuat rakyat tidak lagi percaya pada anggota dewan karena dipandang tidak memiliki integritas.
10. Berkomitmen
Berbagai macam hubungan interpersonal seperti pertemanan, persahabatan, dan pernikahan umumnya didasarkan pada komitmen yang disetujui bersama.
Komitmen umumnya melibatkan kepercayaan dan membangun kepercayaan. Komitmen juga dibangun atas dasar perhatian terhadap hal-hal kecil untuk menunjukkan rasa kasih sayang dan perhatian. Ketika kita benar-benar berkomitmen dalam suatu hubungan, maka hal tersebut merupakan suatu kekuatan untuk membangun hubungan yang sehat.
11. Bersikap positif dan penuh rasa hormat
Dalam suatu hubungan, orang akan selalu menilai kualitas karakter yang kita miliki melalui cara kita berbicara dan memperlakukan orang lain.
Jika kita membicarakan dan memperlakukan orang lain secara positif dan penuh rasa hormat maka orang-orang akan percaya bahwa kita juga akan memperlakukan mereka dengan cara yang sama. Namun, apabila kita membicarakan dan memperlakukan orang lain dengan cara-cara yang tidak pantas, maka orang tidak akan percaya kepada kita.
12. Harga diri dan otoritarianisme
Menurut Deutsch dalam Rakhmat (2001 : 130), rasa percaya seseorang dipengaruhi oleh harga diri dan otoritarianisme. Harga diri merupakan salah satu faktor personal dalam komunikasi interpersonal. Harga diri positif yang dimiliki seseorang akan membuatnya cenderung mempercayai orang lain dibandingkan dengan mereka yang memiliki harga diri yang negatif. Di samping itu, orang dengan kepribadian otoriter akan cenderung sukar untuk mempercayai orang lain.
13. Mengembangkan sikap empati
Untuk membangun kepercayaan dalam komunikasi interpersonal selanjutnya adalah mengembangkan sikap empati. Secara umum, empati diartikan sebagai sebagai bentuk pemahaman terhadap orang lain yang tidak memiliki arti emosional bagi kita.
Mengembangkan sikap empati terhadap lawan bicara dalam komunikasi interpersonal adalah cara terbaik untuk menunjukkan rasa kepedulian kita kepada lawan bicara. Hasil studi menunjukkan bahwa dalam otak kita terdapat semacam syaraf cermin yang memiliki kapasitas untuk membantu kita merasakan emosi yang diungkapkan oleh orang lain.
14. Menggunakan bahasa tubuh secara efektif dan terbuka
Salah satu faktor pembentuk komunikasi interpersonal adalah bahasa tubuh. Ketika berkomunikasi dengan orang lain, kita tidak hanya menggunakan komunikasi secara verbal melainkan juga komunikasi nonverbal. Hasil studi menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen komunikasi berlangsung secara nonverbal.
Bahasa tubuh dalam komunikasi umumnya mengirimkan makna yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan kata-kata. Untuk membangun kepercayaan dalam komunikasi interpersonal, sedapat mungkin kita mengurangi hambatan-hambatan komunikasi berupa hambatan fisik dengan lawan bicara. Selain itu, posisi duduk juga turut mempengaruhi. Ada baiknya kita duduk berdampingan atau di hadapan lawan bicara.
Jangan lupa untuk memberikan senyum karena selain merupakan ibadah dan sedekah, senyum juga merupakan bentuk tanggapan terhadap apa yang disampaikan oleh lawan bicara. Jangan lupa juga untuk memberikan tanggapan misalnya dengan frasa “Saya mengerti” sebagai bentuk kita mendengarkan dan memperhatikan apa yang dibicarakan.
15. Mendengarkan secara aktif
Keterampilan komunikasi interpersonal yang dipandang sulit untuk dilakukan adalah kemampuan untuk mau mendengarkan orang lain secara aktif. Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, kita cenderung untuk lebih mengedepankan apa yang ada di kepala kita dan mengesampingkan sudut pandang orang lain.
Kita juga cenderung lebih menekankan pada bentuk tanggapan yang akan kita berikan terhadap apa yang disampaiakn oleh orang lain. Kurangnya keterampilan mendengarkan secara aktif dapat merusak kepercayaan atau rasa percaya yang tengah dibangun.
Guna meningkatkan keterampilan mendengarkan secara aktif, kita dapat menggunakan beberapa teknik seperti menanyakan pertanyaan terbuka atau pernyataan seperti “Apa yang kamu rasakan?” Mendengarkan merupakan cara termudah dan tercepat untuk membangun kepercayaan dengan orang lain.
16. Mencari kesamaan dengan lawan bicara
Secara alamiah, manusia cenderung akan mempercayai orang yang memiliki kemiripan dengan dirinya. Ketika pertama kali membangun suatu hubungan, maka kita harus menekankan beberapa hal yang dimiliki bersama seperti dimana dibesarkan, sekolah, minat atau kegemaran yang dimiliki, atau kegiatan lain seperti olahraga dan lain-lain.
Sebagai salah satu faktor situasional dalam komunikasi interpersonal, kesamaan tersebut akan membuka saluran komunikasi, mencairkan suasana, membuat komunikasi akan berjalan dengan mudah, dan efektivitas komunikasi interpersonal pun dapat tercapai.
17. Berkomunikasi secara terbuka
Cara membangun kepercayaan dalam komunikasi interpersonal yang terakhir adalah dengan berkomunikasi secara terbuka dengan orang lain. Dalam artian, jika maksud dan tujuan kita berkomunikasi telah jelas dan masing-masing pihak telah menyatakan pengharapan-pengharapan, maka kita dapat dengan mudah untuk berkomunikasi secara terbuka dengan orang lain. Sikap percaya pun dapat tumbuh dari komunikasi yang bersifat terbuka.
Manfaat Mempelajari Cara Membangun Kepercayaan dalam Komunikasi Interpersonal
Mempelajari cara membangun kepercayaan dalam komunikasi interpersonal dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :
- Kita dapat mengetahui dan memahami arti komunikasi interpersonal.
- Kita dapat mengetahui dan memahami arti hubungan interpersonal.
- Kita dapat mengetahui dan memahami arti percaya.
- Kita dapat mengetahui dan memahami beberapa cara membangun kepercayaan dalam komunikasi interpersonal.
Demikianlah ulasan singkat tentang cara membangun kepercayaan dalam komunikasi interpersonal. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang komunikasi interpersonal terkait dengan beberapa cara membangun kepercayaan sebagai salah satu faktor membentuk hubungan interpersonal.