6 Model – Model Komunikasi Menurut Para Ahli

Komunikasi adalah sebuah proses yang sangat kompleks karenanya sangat sulit untuk mengetahui siapa yang memulai komunikasi, kepada siapa komunikasi ditujukan, dan dimana komunikasi berawal dan berakhir (Baca : Pengantar Ilmu Komunikasi). Untuk memahami proses komunikasi yang sedemikian kompleks, diperlukan suatu instrumen yang membantu menjelaskan proses komunikasi. Instrumen tersebut adalah model komunikasi.

Model komunikasi adalah sebuah model konseptual untuk menjelaskan proses komunikasi manusia dan memperlihatkan proses komunikasi dengan menggunakan berbagai simbol. Model komunikasi membentuk perspektif komunikasi dengan menguraikan komunikasi yang begitu kompleks menjadi lebih sederhana tanpa menghilangkan komponen-komponen yang ada di dalamnya.

Jenis-jenis Model Komunikasi

Dari berbagai model komunikasi yang telah dirumuskan oleh para ahli, dapat ditarik benang merah bahwa model komunikasi dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) jenis model komunikasi, yaitu model komunikasi linear, model komunikasi transaksional, dan model komunikasi interaksional.

A. Model Komunikasi Linear

Model komunikasi linear adalah model komunikasi yang sangat sederhana dan menggambarkan komunikasi berlangsung secara satu arah. Arus pesan digambarkan bersifat langsung dari pengirim pesan ke penerima pesan. Dalam model komunikasi linear tidak terdapat konsep umpan balik dan penerima pesan bersifat pasif dalam menerima pesan. Model komunikasi yang merujuk pada model komunikasi linear diantaranya adalah model komunikasi Aristoteles, model komunikasi Lasswell, model komunikasi SMCR Berlo, dan model komunikasi Shannon dan Weaver.

B. Model Komunikasi Transaksional

Model komunikasi transaksional adalah model komunikasi yang menekankan pada pentingnya peran pengirim pesan dan penerima pesan dalam proses komunikasi yang berlangsung dua arah. Model komunikasi transaksional mengaitkan komunikasi dengan konteks sosial, konteks hubungan, dan konteks budaya. Dalam model ini digambarkan bahwa kita berkomunikasi tidak hanya sebagai ajang untuk pertukaran pesan melainkan untuk membangun hubungan. Model komunikasi yang merujuk pada model komunikasi transaksional diantaranya adalah model komunikasi transaksional Barnlund.

C. Model Komunikasi Interaksi

Model komunikasi interaksi adalah model komunikasi yang menggambarkan komunikasi berlangsung dua arah. Umumnya model komunikasi interaksi digunakan dalam media baru seperti internet atau media komunikasi modern. Model komunikasi yang merujuk pada model komunikasi interaksi adalah model Osgood dan Schramm. Para ahli telah mengenalkan berbagai macam model komunikasi sebagai upaya untuk menggambarkan dan menjelaskan proses komunikasi serta berbagai faktor yang mempengaruhi arus serta efektivitas komunikasi.

Berikut adalah beberapa model komunikasi menurut para ahli.

1. Model Komunikasi Aristoteles

Model komunikasi Aristoteles adalah salah satu model komunikasi linear yang ditujukan untuk menggambarkan atau menjelaskan proses public speaking. Model ini merupakan model komunikasi pertama dan merupakan model komunikasi yang diterima secara luas diantara model komunikasi lainnya.

a. Komponen-komponen dalam Model Komunikasi Aristoteles

Model komunikasi Aristoteles menitikberatkan pada pembicara (speaker) dan bicara (speech). Model ini memiliki lima elemen, yaitu speaker, speech, occasion, audience, dan effect.

Model Komunikasi Lasswell
Model Komunikasi Lasswell

Model komunikasi Lasswell memiliki 5 (lima) komponen, yaitu :

  • who (sender) – komunikator atau pengirim atau sumber pesan.
  • says what (message) – isi pesan.
  • channel (media) – medium atau media.
  • to whom (receiver) – penerima pesan atau khalayak.
  • with what effect (feedback) – umpan balik yang diberikan oleh penerima pesan kepada pengirim pesan.

Kelima komponen tersebut seringkali dijadikan sebagai bahan analisis atau kajian untuk mengevaluasi masing-masing komponen dan proses komunikasi secara keseluruhan. Adapun analisis yang dilakukan terhadap kelima komponen komunikasi tersebut adalah sebagai berikut :

  • Analisis kontrol, umumnya dilakukan untuk membantu pengirim pesan untuk memiliki seluruh kekuatan.
  • Analisis isi, umumnya dikaitkan dengan stereoptipe dan representasi perbedaan kelompok politik dan berhubungan dengan tujuan pesan yang disampaikan.
  • Analisis media, umumnya mengkaji pemilihan media yang akan digunakan untuk mencapai khalayak (Baca : Analisis Framing)
  • Analisis khalayak, umumnya mengkali siapa yang menjadi target sasaran.
  • Analisis efek, umumnya dilakukan sebelum proses dimulai dengan tujuan untuk memprediksi efek pesan terhadap target sasaran (Baca : Teori Efek Media Massa)

Baca :

Model komunikasi Lasswell awalnya dikembangkan untuk menganalisis komunikasi massa, khususnya studi tentang media propaganda. Namun, pada perkembangannya, model ini digunakan pula untuk menganalisis komunikasi interpersonal atau komunikasi kelompok yang menjadi sasaran diseminasi pesan. Selain itu, Lasswell juga membawa konsep proses komunikasi yang efektif. Menurutnya, terdapat hubungan antara penyajian fakta-fakta dengan bagaimana fakta-fakta tersebut dapat menyebabkan efek yang berbeda. Penggunaan konsep efek membuat model Laswell tidak seperti namanya. Hal ini dikarenakan efek dapat berperan juga sebagai feedback atau umpan balik.

Baca :

b. Karakteristik Model Komunikasi Lasswell

Model komunikasi Lasswell memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

  • Komunikasi berlangsung satu arah.
  • Tidak konsisten karena menyatakan adanya konsep efek.
  • Tidak menyertakan umpan balik.
  • Mengabaikan kemungkinan adanya hambatan-hambatan komunikasi.
  • Dipandang sangat umum dan hanya mencakup tema-tema tradisional.
  • Merupakan dasar propaganda karena lebih menitikberatkan pada hasil keluaran.
  • Umumnya digunakan untuk media persuasi (Baca : Komunikasi Persuasif).

3. Model Komunikasi Shannon dan Weaver

Claude Elwood Shannon dan Warren Weaver (1948) mengembangkan salah satu model komunikasi linear yang disebut dengan Model Komunikasi Shannon dan Weaver.

a. Komponen-komponen dalam Model Komunikasi Shannon dan Weaver

Model Komunikasi SMCR
Model Komunikasi SMCR

Model komunikasi SMCR juga menitikberatkan pada proses encoding dan decoding yang terjadi sebelum pengirim mengirim pesan dan sebelum penerima menerima pesan.

Dalam model ini terdapat beberapa komponen yaitu sender, message, channel, dan receiver dimana masing-masing komponen dipengaruhi oleh beberapa faktor.

1. Pengirim (sender)

Sumber pesan atau orang yang mengorganisasi pesan. Seorang pengirim pesan atau sumber pesan mengirimkan pesan kepada penerima pesan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengirim pesan dan penerima pesan, yaitu :

  • Keterampilan komunikasi – Jika pengirim pesan memiliki keterampilan komunikasi yang baik, maka pesan akan lebih mudah dikomunikasikan dibandingkan dengan pengirim pesan yang tidak memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Keterampilan komunikasi mencakup keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis, keterampilan mendengarkan, dan lain-lain.
  • Sikap – Sikap yang dimiliki oleh pengirim pesan untuk menciptakan efek pesan.
  • Pengetahuan – Pengetahuan yang dimiliki oleh pengirim pesan dapat membuat pesan dapat dikomunikasikan secara lebih efektif.
  • Sistem sosial – Sistem sosial yang mencakup nilai, kepercayaan, hukum, aturan, agama dan lain-lain serta tempat dan situasi mempengaruhi cara pengirim pean dalam mengkomunikasikan pesan. Hal ini menciptakan perbedaan dalam membuat pesan.
  • Budaya – perbedaan budaya menyebabkan perbedaan dalam menyampaikan pesan.

2. Pesan (message)

Pesan adalah hal substansif yang dikirimkan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan. Pesan dapat berbentuk suara, teks, video atau lain-lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi pesan adalah :

  • Isi pesan – Merupakan sesuatu yang terdapat dalam pesan.
  • Elemen pesan – Elemen pesan merupakan hal-hal yang berkaitan dengan pesan nonverbal yang melekat dalam isi seperti gesture, tanda, bahasa sebagai alat komunikasi, dan lain-lain.
  • Perlakuan – Cara pesan dikirimkan kepada penerima pesan yang menimbulkan efek berupa umpan balik yang diberikan oleh penerima pesan.
  • Struktur pesan – Pola pembentukan pesan dapat mempengaruhi efektivitas pesan.
  • Kode – Bentuk dimana pesan dikirimkan bisa berupa teks, video, dan lain-lain.

3. Media (channel)

Media yang digunakan untuk mengirim pesan misalnya telepon, internet sebagai media komunikasi dan lain-lain dan biasanya digunakan dalam komunikasi bermedia (media massa atau media baru). Namun, jika merujuk pada bentuk atau konteks komunikasi lain seperti misalnya komunikasi interpersonal maka media komunikasi yang dimaksud merujuk pada kelima rasa melalui panca indera yang dimiliki oleh manusia. Kelima rasa inilah yang turut mempengaruhi arus dan efektivitas komunikasi. Kelima rasa tersebut adalah mendengarkan, melihat, menyentuh, mencium, dan merasakan.

  • Mendengar – pesan yang diterima melalui indera pendengaran.
  • Melihat – pesan yang diterima melalui indera penglihatan mencakup pesan nonverbal.
  • Menyentuh – sebagian pesan nonverbal terjadi melalui sentuhan seperti menepuk pundak.
  • Mencium – pesan yang diterima melalui indera penciuman.
  • Merasakan – pesan yang diterima melalui indera perasa.

4. Penerima (receiver)

Orang yang menerima pesan yang dikirmkan oleh pengirim pesan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerima pesan sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengirim pesan, yaitu :

  • Keterampilan komunikasi – Penerima pesan yang memiliki keterampilan komunikasi (keterampilan berbicara, keetrampilan menulis, keterampilan membaca, kemampuan mendengarkan dan lain-lain) yang baik akan dapat menerima pesan dengan baik.
  • Sikap – sikap yang dimiliki oleh penerima pesan untuk menerima pesan.
  • Pengetahuan – pengetahuan yang dimiliki oleh penerima pesan dapat membuat pesan mudah diterima dengan baik oleh penerima pesan.
  • Sistem sosial – Sistem sosial (nilai, kepercayaan, hukum, aturan, agama, dan lain-lain) mempengaruhi cara menerima pesan yang menyebabkan perbedaan dalam menerima pesan.
  • Budaya – perbedaan budaya dapat menyebabkan perbedaan dalam menerima pesan.

Baca :

b. Karakteristik Model Komunikasi Berlo

Model komunikasi Berlo memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

  • Fokus pada proses encoding dan decoding.
  • Komponen komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
  • Tidak adanya konsep umpan balik.
  • Efek komunikasi tidak dapat diketahui.
  • Tidak ada konsep gangguan atau noise atupun berbagai hambatan proses komunikasi lainnya,
  • Komunikasi berlangsung satu arah.
  • Baik pemberi pesan atau penerima pesan memiliki kesamaan jika dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi keduanya.

Baca :

5. Model Komunikasi Barnlund

Pada tahun 1970, Dean C. Barnlund mengenalkan sebuah model komunikasi transaksional bagi dasar komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi yang menggambarkan proses pengiriman dan penerimaan pesan yang terjadi secara simultan antara partisipan komunikasi. Model komunikasi Barnlund dikenal dengan nama Model Komunikasi Transaksional Barnlund. Model ini merupakan respon terhadap model komunikasi linear yang bersifat statis ke model komunikasi yang bersifat dinamis dan model komunikasi dua arah.

(Baca : Teori-teori Komunikasi Antar Pribadi)

Model komunikasi transaksional Barnlund menggambarkan proses komunikasi yang berlangsung secara berkesinambungan dimana pengirim dan penerima saling bertukar peran dan bertukar tempat secara seimbang. Pesan berjalan mengambil tempat dengan umpan balik konstan yang diberikan oleh partisipan komunikasi. Umpan balik yang diberikan oleh salah satu pihak adalah pesan bagi pihak lainnya.

a. Komponen-komponen dalam Model Komunikasi Barnlund

Model Komunikasi Osgood dan Schramm
Model Komunikasi Osgood dan Schramm

Menurut model komunikasi Osgood dan Schramm, terdapat 9 (sembilan) komponen dalam proses komunikasi, yaitu sender (transmitter), encoder, decoder, interpreter, receiver, message, feedback, medium, dan noise.

  • Sender (transmitter) – orang yang mengirimkan pesan.
  • Encoder – orang yang mengubah pesan ke dalam bentuk kode.
  • Decoder – orang yang mendapatkan pesan yang telah di-encode yang telah dikirimkan oleh encoder dan mengubahnya ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh orang lain.
  • Interpreter – orang yang mencoba untuk memahami dan menganalisa pesan. Pesan diterima setelah interpretasi. Interpreter dan receiver adalah orang yang sama.
  • Receiver – orang yang menerima pesan yang melakukan proses decoding dan menginterpretasikan pesan-pesan aktual.
  • Message – data yang dikirimkan oleh pengirim pesan dan informasi yang diterima oleh penerima pesan.
  • Feedback – proses merespon pesan yang diterima oleh penerima pesan.
  • Medium – media atau saluran yang digunakan oleh pengirim pesan untuk mengirim pesan.
  • Noise – gangguan yang terjadi selama proses komunikasi berlangsung. Gangguan juga dapat berupa gangguan semantic dimana terjadi perbedaan dalam pemaknaan pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan dan pemaknaan pesan yang diinterpretasi oleh penerima pesan.

Menurut Schramm, latar belakang individu yang terlibat dalam proses komunikasi memainkan peranan yang sangat penting dalam komunikasi. Sebagaimana diketahui, setiap orang memiliki latar belakang pengetahuan, pengalaman, serta budaya yang berbeda satu sama lain. Perbedaan latar belakang ini mempengaruhi setiap individu dalam menginterpretasi pesan yang diterima.

b. Karakteristik Model Komunikasi Osgood dan Schramm

Model komunikasi Osgood dan Schramm memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

  • Fokus pada encode dan decode.
  • Komunikasi berlangsung dua arah.
  • Adanya konsep field of experience yang merupakan efek psikologis dapat membantu untuk memahami proses komunikasi.
  • Umpan balik bersifat tidak langsung dan lambat.
  • Terdapat konsep umpan balik sehingga memudahkan bagi pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan diinterpretasi dengan baik oleh penerima pesan.
  • Tidak diabaikannya konsep gangguan atau noise.
  • Penerima pesan dan pengirim pesan dapat bertukar peran dalam menyampaikan dan menerima pesan.
  • Bersifat dinamis dan berguna secara praktis.
  • Gangguan semantik atau semantic noise merupakan konsep yang dapat membantu memahami permasalah yang dapat terjadi selama pesan diinterpretasi.
  • Konsep interpretatif membuat komunikasi menjadi efektif.
  • Konsep konteks membuat faktor lingkungan dapat dimasukkan ke dalam interpretasi pesan dan membuat perubahan dalam nilai pesan.
  • Tidak sesuai atau tidak cocok untuk diterapkan dalam proses komunikasi yang sangat kompleks.
  • Hanya terdapat dua sumber utama yang berkomunikasi. Banyaknya sumber justru akan membuat proses komunikasi mengalami komplikasi dan model komunikasi tidak dapat diimplementasikan dengan baik.
  • Dimungkinkan terjadinya perbedaan interpretasi terhadap pesan yang dikirimkan dan pesan yang diterima
  • Digunakan untuk media baru (Baca : Teori Media Baru)
  • Dapat menjadi model komunikasi linear jika penerima pesan tidak memberikan tanggapan.

Baca :

Manfaat Mempelajari Model Komunikasi

Mempelajari berbagai model komunikasi yang disajikan oleh para ahli dapat menambah pengetahuan dan pemahaman kita mengenai proses komunikasi yang begitu kompleks. Memahami model komunikasi dapat membantu memilih metode ataupun saluran yang akan digunakan sesuai dengan tujuan komunikasi yang telah ditetapkan, membantu melakukan evaluasi terhadap proses komunikasi yang dilakukan, serta memahami bagaimana penerima pesan menginterpretasikan pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan.

Baca : Prospek Kerja Ilmu Komunikasi

Demikianlah uraian singkat tentang model-model komunikasi. Semoga menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang proses komunikasi dan menerapkannya secara tepat sebagai bahan evaluasi agar komunikasi efektif dapat tercapai. Semoga bermanfaat.