8 Teori Representasi dalam Komunikasi Visual – Konsep dan Macamnya

Jika kita cermati, lingkungan sekitar kita dipenuhi dengan komunikasi visual seperti jam dinding, buku, tanda-tanda, logo-logo, resep, leaflet, telepon genggam, iklan atau televisi. Dengan membaca buku bergambar atau buku seni atau menonton iklan misalnya sejatinya kita tengah mengalami komunikasi visual.

Kita menggunakan komunikasi visual untuk mengarahkan pandangan kita kepada dunia dan memahaminya. Komunikasi visual sendiri merupakan istilah yang mengacu pada pengiriman ide atau informasi dalam bentuk yang dapat dilihat oleh mata. Singkatnya, komunikasi visual adalah gambar dengan pesan.

Komunikasi visual mencakup tanda, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, periklanan, animasi, warna dan berbagai sumber daya elektronik lainnya.

Luasnya cakupan komunikasi visual membuat para peneliti dari berbagai bidang tertarik untuk mengkaji komunikasi visual dengan menggunakan berbagai macam teori. Teori komunikasi visual tidaklah sama dengan teori komunikasi lainnya karena perbedaan analisis terhadap latar belakang teoretis dan metodologi yang digunakan.

Teori komunikasi visual merupakan kajian teoretis yang melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti komunikasi massa, film dan sinematografi, pendidikan, seni, antropologi, psikologi, arsitektur, filsafat, linguistik, semiotika, dan lain-lain. Salah satu teori komunikasi visual yang akan kita ulas sekarang adalah teori representasi.

Konsep

Representasi adalah salah satu konsep penting dalam komunikasi visual yang berkaitan erat dengan semiotika, fenomenologi, dan retorika. Terdapat beberapa konsep representasi menurut para ahli yaitu konsep reprensentasi Saussure, konsep representasi Pierce, dan konsep representasi Mitchell.

a. Konsep representasi Saussure

Melalui teori semiotika Ferdinand de Saussure, ia mendefinisikan tanda linguistik sebagai entitas psikologis dua sisi yang terdiri dari alat tanda dan makna tanda. Ia menggunakan kata signifier untuk alat tanda dan signified untuk makna tanda. Yang termasuk alat tanda menurut Saussure meliputi pengalaman antesenden, kata-kata, ekspresi, atau suara saat berbicara. Sedangkan, yang termasuk makna tanda meliputi konsekuensi pengalaman, benda, isi, atau tanggapan.

b. Konsep representasi Pierce

Melalui teori semiotika Charles Sanders Peirce, ia mendefinisikan representasi sebagai hubungan diantara tanda, obyek, dan interpretan atau penafsir. Bagi Pierce, semiotika terjadi ketika keberadaan tanda terhubung dengan makna tanda obyek untuk menghasilkan makna dalam pikiran penafsir atau interpretan.

c. Konsep representasi Mitchell

W.J.T Mitchell melalui teori gambar menyatakan bahwa representasi tidak hanya memediasi pengetahuan kita namun juga menghalangi, memotong, dan meniadakan pengetahuan itu. Dengan kata lain, representasi tidak hanya memediasi pengetahuan yang kita konsumsi, representasi juga mempengaruhi pengetahuan melalui fragmentasi, peniadaan, dan lain-lain.

Baca juga : Komposisi dalam Sinematografi

Hal penting yang harus dipertimbangkan dalam menganalisis representasi dalam komunikasi visual adalah hubungan antara tanda dan obyek. Sebagian besar representasi menggunakan lebih dari satu jenis hubungan tanda dan obyek. Hubungan antara tanda dan obyek ini kemudian dikaji lebih dalam oleh para ahli melalui berbagai macam teori representasi yang dirumuskan oleh para ahli.

Adapun beberapa teori representasi dalam komunikasi visual menurut para ahli yang disarikan oleh Keith Kenney dalam Handbook of Visual Communication (2005 : 99 – 112) adalah sebagai berikut :

1. Transparency Theory

Teori ini dikemukakan oleh Kendall Walton (1984). Ia menyatakan bahwa fotografi bersifat transparan. Artinya, kita dapat melihat dunia melalui fotografi. Ia menyadari bahwa kata “melihat” yang digunakan mengandung makna yang berbeda dengan makna sebenarnya.

Namun, menurut Walton makna ini parallel dengan makna melihat melalui teleskop atau perangkat lain yang sejenis. Dalam melihat fotografi, terdapat dua pengalaman yang saling berhubungan, yaitu kita melihat obyek yang sebenarnya dilihat melalui fotografi dan kita melihat makna fiksi dengan menggunakan fotografi (Baca juga : Unsur Visual dalam Fotografi).

2. Recognition Theory

Flint Schier (1986) menyatakan bahwa apa yang direpresentasikan oleh gambar ditentukan oleh kemampuan penerima untuk mengenal obyek yang ada didalamnya. Menurut teori ini, sebuah gambar merepresentasikan sebuah fenomena karena gambar terlihat mirip sekali dengan sebuah fenomena.

Teori recognition menekankan pada hubungan ikonik antara tanda dan obyek dan mengabaikan hubungan simbolik (Baca juga : Semiotika Komunikasi).

3. Non-perceptual Resemblance Theory

Teori kemiripan non-persepsi menyatakan bahwa gambar merepresentasikan kesamaan virtual dengan subyek gambar. Teori ini dipandang memiliki imbauan intuitif karena ketika kita melihat sebuah gambar maka kita seperti melihat kesamaan antara gambar dan apa yang direpresentasikan oleh gambar (Baca juga : Teknik Komunikasi Arsitektur).

4. Perception-based Resemblance Theory

Teori kemiripan berdasarkan persepsi menyatakan bahwa sebuah gambar dikatakan memiliki kemiripan dengan subyek manakala gambar tersebut memiliki kekuatan yang sama untuk memberikan pengaruh pada organ penglihatan kita sebagai subyeknya (Baca juga : Teori Semiotika Roland Barthes).

5. Convention Theory

Convention theory atau teori konvensi dikembangkan oleh Nelson Goodman (1976). Menurut Goodman, gambar adalah sistem simbol buatan seperti bahasa. Gambar tidak menyalin atau meniru subyek gambar. Hampir semua gambar dapat merepresentasikan hampir segala hal. Hal ini tidak berarti bahwa hampir semua gambar dapat menggambarkan hampir semua hal (Baca juga : Semiotika Sosial).

6. Illusion Theory

Teori ilusi oleh para ahli disebut sebagai teori representasi klasik. Teori yang digagas oleh Ernst Gombrich (1960) ini menjelaskan hubungan antara persepsi visual dan representasi gambar. Dalam teorinya, Gombrich mengeksplorasi berbagai masalah tentang sifat penggambaran, evolusi gaya, dan sifat realisme. Gombrich percaya bahwa kita sepenuhnya turut serta dalam permainan ilusi.

Kita dengan sengaja mengabaikan berbagai macam aspek yang tidak sesuai dengan representasi dan lebih fokus pada apa yang menjadi petunjuk pelukis (Baca juga : Sejarah Penggunaan Simbol dalam Ilmu Komunikasi).

7. Make-Believe Theory

Teori ini dicetuskan oleh Kendall Walton (1978) dan merupakan pengembangan dari teori yang dikemukakan oleh Ernst Gombrich. Teori make-believe adalah teori yang dirumuskan Walton untuk memahami sifat dan berbagai macam representasi dalam seni.

Menurut Walton, seni representasi dapat dipahami sebagai properti yang menggambarkan imajinasi tertentu. Setiap properti memiliki kebenaran fiksinya masing-masing yang secara kolektif melekat pada dunia fiksi (Baca juga : Teori Postmodern).

8. Seeing-in Theory

Menurut teori seeing-in yang digagas oleh Richard Wollheim, kita melihat subyek gambar dalam permukaan gambar seperti warna, tekstur, atau tanda. Selain itu, di saat yang bersamaan kita juga melihat subyek dalam hal-hal lain disamping gambar. Teori ini dikembangkan Wollheim sebagai bentuk penolakan terhadap teori representasi gambar lainnya seperti teori ilusi dan teori konvensi.

Wolheim meyakini bahwa jika kita melihat sebuah subyek dalam sebuah gambar dan seniman menandai gambar tersebut maka kita seharusnya melihatnya dan karena itu gambar merepresentasikan subyek. Pengalaman seeing-in ini disebut oleh Wollheim sebagai two-foldness atau kelipatan ganda. Konsep ini mengandung makna bahwa kita mengalami permukaan dari gambar dua dimensi dan kita juga mengalami subyek dalam gambar (Baca juga : Teori Jean Baudrillard).

Manfaat Mempelajari Teori Representasi dalam Komunikasi Visual

Mempelajari teori representasi dalam komunikasi visual dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :

  • Kita dapat mengetahui dan memahami konsep representasi dalam teori representasi.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami berbagai teori representasi dalam komunikasi visual menurut para ahli.

Demikianlah ulasan singkat tentang teori representasi dalam komunikasi visual. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang teori representasi terkait dengan konsep dan berbagai teori representasi yang dirumuskan oleh para ahli.