17 Teknik dalam Komunikasi Keperawatan yang Perlu Diketahui

Secara umum, komunikasi diartikan sebagai pertukaran informasi, perasaan, dan pikiran di antara partisipan komunikasi. Komunikasi terjadi dalam berbagai bidang salah satunya praktik keperawatan.

Menurut Pieter dkk (2017 : 6-7), komunikasi dalam praktik keperawatan adalah upaya yang sistematis untuk memengaruhi secara positif terhadap perilaku pasien (klien) yang berkaitan erat dengan kesehatan dan tindakan (asuhan) keperawatan penyakit pasien (klien) yang menggunakan prinsip-prinsip komunikasi.

Lebih lanjut Pieter dkk menjelaskan bahwa proses mempengaruhi perilaku ini bersifat terapeutik, yakni pada usaha pertolongan, perawatan, penyembuhan, dan mengedukasi pasien (klien). Kegiatan komunikasi dalam praktik keperawatan berlangsung secara kolaborasi antara perawat dan perawat, perawat dan dokter, perawat dan pasien (klien) serta keluarga pasien (klien) secara profesional, bermoral, dan bertanggung jawab.

Dari sekian banyak pekerja medis yang terlibat dalam proses komunikasi keperawatan, perawat adalah salah satu pekerja medis yang selama 24 jam berinteraksi langsung dengan pasien.

Untuk itu, perawat dan pasien perlu menjalin komunikasi dan hubungan sedemikian rupa agar menghasilkan komunikasi keperawatan yang efektif. Komunikasi keperawatan dikatakan efektif apabila perawat memahami dengan baik apa yang dirasakan oleh pasien.

Dengan demikian, menurut Pieter dkk (2017), yang dimaksud dengan komunikasi keperawatan adalah suatu seni penyampaian serangkaian pesan atau informasi yang berkenaan dengan kegiatan keperawatan (kegiatan terapeutik keperawatan) yang dilakukan oleh seorang perawat (sekelompok) perawat dengan pasien atau klien.

Komunikasi keperawatan bertujuan untuk mengenal dan memahami pasien, mengubah pendapat dan cara berpikir pasien, mengubah sikap pasien, mengubah perilaku pasien, dan mengubah sikap sosial pasien.

Dari berbagai literatur disebutkan bahwa komunikasi antara perawat dan pasien ini juga disebut dengan komunikasi terapeutik dalam keperawatan karena dilakukan secara sadar ketika perawat dan pasien saling memengaruhi dan memperoleh pengalaman bersama yang bertujuan untuk membantu mengatasi masalah pasien serta memperbaiki pengalaman emosional pasien yang pada akhirnya mencapai kesembuhan pasien (Anjaswarni, 2016).

Agar tujuan komunikasi keperawatan dapat tercapai, maka perawat sebagai komunikator harus memiliki kompetensi dan menguasai serta menerapkan beberapa teknik komunikasi khususnya teknik komunikasi terapeutik secara efektif ketika berinteraksi dengan pasien.

Dengan demikian, teknik dalam komunikasi keperawatan adalah teknik komunikasi terapeutik yang diterapkan oleh perawat ketika berinteraksi dengan pasien.

Menurut  para ahli sebagaimana disarikan oleh Anjaswarni (2016), teknik dalam komunikasi keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Mendengarkan Secara Aktif

Salah satu cara komunikasi multidisiplin dalam keperawatan adalah mendengarkan secara aktif. Mendengarkan secara aktif adalah mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang disampaikan oleh pasien baik secara verbal maupun nonverbal.

Ketika berbicara dengan pasien, perawat hendaknya menunjukkan sikap terbuka, memandang atau menatap pasien, melakukan kontak mata, menghindari gerakan yang tidak perlu, tubuh lebih dicondongkan ke arah pasien, dan menganggukkan kepala saat pasien membutuhkan umpan balik atau membicarakan hal yang dirasa sangat penting.

2. Memperlihatkan Sikap Menerima

Teknik dalam komunikasi keperawatan selanjutnya adalah memperlihatkan sikap menerima. Sikap menerima adalah sikap bersedia untuk mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh pasien tanpa keraguan. Ketika menerapkan teknik ini hendaknya perawat mengindari bahasa tubuh dalam komunikasi yang menunjukkan ketidaksetujuan.

Sebaliknya, perawat hendaknya memperlihatkan sikap menerima dengan cara menganggukkan kepala tanda setuju atau memahami apa yang disampaikan oleh pasien, memastikan kesesuaian antara komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal, memberikan umpan balik verbal yang menunjukkan pengertian, menghindari berdebat, mendengarkan tanpa interupsi, dan menghindari setiap usaha untuk mengubah pikiran pasien.

3. Memberikan Pertanyaan yang Berkaitan

Teknik berikutnya yang diterapkan dalam komunikasi keperawatan adalah memberikan pertanyaan yang berkaitan. Teknik ini bertujuan untuk mencari informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan.

Ketika memberikan pertanyaan yang berkaitan, hendaknya perawat hanya menanyakan satu pertanyaan dan menggali lebih dalam topik yang ditanyakan tersebut sebelum beranjak ke topik selanjutnya. Memberikan pertanyaan kepada pasien dapat dilakukan dengan pertanyaan terbuka maupun tertutup.

4. Mengulang

Teknik mengulang dalam komunikasi keperawatan yang digunakan perawat umumnya bertujuan untuk memberikan umpan balik kepada pasien agar pasien mengetahui bahwa perawat memahami  apa yang disampaikan oleh pasien sehingga komunikasi dapat terus berlanjut.

Teknik ini dilakukan dengan cara mengulang kembali apa yang dikatakan oleh pasien dengan menggunakan kata-kata perawat sendiri.  Misalnya, pasien mengatakan, “Perut saya perih”. Perawat menjawab, “Apakah Ibu memiliki sejarah sakit maag?”.

5. Klarifikasi

Teknik klarifikasi dalam komunikasi keperawatan adalah teknik yang digunakan untuk mengecek kembali atau memeriksa apakah pasien benar-benar memahami apa yang dibicarakan dengan tepat atau memahami lebih baik lagi mengenai topik yang dibicarakan.

Teknik klarifikasi dalam komunikasi keperawatan dilakukan dengan cara menyatakan kembali pesan yang ambigu atau tidak jelas oleh perawat dengan tujuan mengklarifikasi makna yang dimaksud oleh pasien. Misalnya, “Saya tidak paham dengan apa yang dimaksud dengan  ‘lebih sakit dari yang biasanya’, apa bedanya dengan sekarang?”

6. Memfokuskan

Teknik dalam komunikasi keperawatan berikutnya adalah memfokuskan pembicaraan antara pasien dan perawat. Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan perhatian pada satu topik gagasan atau bahkan hanya satu kata saja. Misalnya, “Pada skala 1 sampai 10, bagaimanakah rasa sakit yang Anda alami di kaki Anda?”.

7. Merefleksikan

Teknik refleksi pertama kali diterapkan dalam komunikasi pendidikan atau komunikasi pembelajaran terkait dengan interaksi antara guru dan peserta didik.

Dalam komunikasi perawatan, teknik ini menitikberatkan pada interaksi yang terjadi antara perawat dan pasien dan merupakan jalan untuk memahami kepercayaan dan nilai-nilai pasien.

Tujuan teknik refleksi dalam komunikasi keperawatan adalah untuk memberikan umpan balik kepada pasien dengan cara menyampaikan hasil pengamatan perawat kepada pasien sehingga dapat diketahui pesan diterima dengan baik oleh pasien. Misalnya, “Adik kok sedih?”.

8. Menyediakan atau Memberi Informasi

Memberikan informasi yang sesuai bagi pasien adalah salah satu teknik atau cara komunikasi efektif dengan pasien. Teknik menyediakan atau memberi informasi adalah teknik yang digunakan oleh perawat untuk memberikan jenis-jenis informasi yang berkaitan atau sesuai dan sangat penting dalam proses pengambilan keputusan, mengurangi kecemasan, dan memberikan rasa aman bagi pasien.

9. Diam

Makna diam dalam komunikasi khususnya komunikasi keperawatan mengacu pada waktu yang disediakan bagi perawat dan pasien untuk mengamati satu sama lain, memikirkan apa dan bagaimana mengatakan sesuatu, dan menyadari apa yang telah dikomunikasikan secara verbal. Perawat handaknya memberikan kesempatan kepada pasien untuk berpikir dan mengekspresikan dirinya.

10. Mengidentifikasi Tema

Mengidentifikasi tema dalam komunikasi keperawatan adalah membuat kesimpulan mengenai topik yang dibicarakan. Teknik ini bertujuan untuk membantu pembahasan topik tertentu sebelum beranjak untuk membahasa topik berikutnya. Biasanya teknik ini dilakukan sebelum pembicaraan  mengenai topik yang berkaitan dilanjutkan.

11. Memberikan Penghargaan

Teknik memberikan penghargaan kepada pasien dalam komunikasi keperawatan adalah teknik yang diterapkan oleh perawat dengan memperlihatkan perubahan yang terjadi pada pasien.

Penghargaan yang diberikan oleh perawat kepada pasien hendaknya tidak menjadi beban tersendiri bagi pasien. Hal ini dimaksudkan agar pasien tidak melakukan berbagai macam hal untuk memperolah pujian dari perawat. Misalnya, “Selamat, ya. Bapak sudah pulih dan bisa pulang hari ini”.

12. Menawarkan Diri

Menawarkan diri merupakan salah satu contoh komunikasi interpersonal dalam keperawatan.  Menawarkan diri adalah teknik dalam komunikasi keperawatan yang mengacu pada menyediakan diri kepada pasien tanpa pamrih. Teknik ini dilakukan ketika pasien dirasa belum siap untuk berkomunikasi dengan perawat secara verbal. Misalnya, “Saya ingin Ibu merasa tenang”.

13. Memberi Kesempatan kepada Pasien untuk Memulai Pembicaraan

Teknik selanjutnya dalam komunikasi keperawatan adalah memberi kesempatan kepada pasien untuk memulai pembicaraan. Melalui teknik ini perawat memberikan kesempatan kepada pasien untuk memilih topik pembicaraan dan memulai pembicaraan. Misalnya, “Apakah Ibu ingin menyampaikan sesuatu?”.

14. Menganjurkan untuk Meneruskan Pembicaraan

Teknik menganjurkan kepada pasien untuk meneruskan pembicaraan adalah salah satu teknik mendengarkan dengan aktif. Melalui teknik ini perawat menganjurkan dan mengarahkan pasien untuk terus bercerita. Teknik ini juga sekaligus menunjukkan bahwa perawat mengikuti apa yang dibicarakan oleh pasien dan tertarik dengan apa yang disampaikan oleh pasien. Misalnya, “Bagaimana kelanjutan ceritanya, Bu?”

15. Membuka Diri

Membuka diri atau self-disclosure adalah salah satu konsep penting dalam teori penetrasi sosial yang diterapkan dalam komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi maupun komunikasi keperawatan. Membuka diri mengacu pada pengalaman pribadi tentang diri yang dikemukakan kepada orang lain dengan tujuan untuk menemukan persamaan dan perbedaan pengalaman masing-masing orang yang berkomunikasi.

Dalam komunikasi keperawatan, pertukaran pengalaman ini ditawarkan sebagai bentuk ekspresi kesopanan dan kejujuran perawat kepada pasien.

Namun perlu dipahami pula bahwa teknik membuka diri perawat ini harus dilakukan dengan sesuai dan relevan dengan pasien agar pasien juga tetap fokus pada proses interaksi yang tengah berlangsung. Misalnya, “Hal itu juga pernah terjadi padaku.

Bahkan aku harus bertemu dengan konselor untuk mengatasi masalah yang aku hadapi. Melakukan konseling sungguh sangat membantuku. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai konseling?”

16. Konfrontasi

Konfrontasi adalah salah satu teknik komunikasi dalam konseling yang juga dapat diterapkan dalam komunikasi keperawatan. Teknik komunikasi yang satu ini digunakan untuk membantu pasien agar lebih memperhatikan ketidakkonsistenan dalam perasaan, sikap, kepercayaan, dan perilakunya.

Teknik konformasi hanya digunakan setelah pasien memberikan kepercayaan kepada perawat dan harus dilakukan secara baik, sopan, dan peka. Misalnya, “Anda telah memutuskan apa yang akan dilakukan namun Anda masih berbicara tentang berbagai pilihan yang Anda miliki”.

17. Menyimpulkan

Teknik dalam komunikasi keperawatan yang terakhir adalah menyimpulkan. Yang dimaksud dengan menyimpulkan adalah mengumpulkan seluruh informasi dari percakapan yang telah dilakukan antara pasien dan perawat. Teknik ini merupakan teknik untuk membantu pasien memahami apa yang telah dibicarakan.

Manfaat Mempelajari Teknik dalam Komunikasi Keperawatan

Mempelajari teknik dalam komunikasi keperawatan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :

  • Mengetahui dan memahami pengertian komunikasi keperawatan.
  • Mengetahui dan memahami pengertian teknik dalam komunikasi keperawatan.
  • Mengetahui dan memahami beberapa teknik dalam komunikasi keperawatan menurut para ahli.

Demikianlah ulasan singkat tentang teknik dalam komunikasi keperawatan. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang komunikasi keperawatan dan beberapa teknik dalam komunikasi keperawatan menurut para ahli.