Konflik menjadi salah satu bagian dari terhambatnya atau gagalnya sebuah komunikasi yang berujung pada perdebatan. Ada banyak definisi dari konflik berdasarkan para ahli.
Menurut Ramlan Surbakti (1992:149), konflik yaitu benturan, seperti perbedaan pendapat, persaingan, dan pertentangan antara individu dan individu, kelompok dan kelompok, indivudu dan kelompok, dan antara individu atau kelompok dengan pemerintah.
Sedangkan menurut Alo Liliweri (1997:128), konflik adalah bentuk perasaan yang tidak beres yang melanda hubungan antara satu bagian dengan bagian lain, satu orang dengan orang lain, satu kelompok dengan kelompok lain.
Baca juga:
Konflik tidak bisa muncul begitu saja, ada beberapa tahap yang harus dilewati ketika sebuah komunikasi berujung pada konflik. Berikut ini adalah beberapa tahap komunikasi dalam proses munculnya konflik:
1. Munculnya ide atau informasi
Dalam sebuah komunikasi, hal yang pertama muncul terlebih dahulu adalah kemunculan sebuah ide atau informasi. Ide atau informasi inilah yang nantinya akan disampaikan kepada lawan komunikasi. Ide atau informasi yang muncul menjadi pemicu terjadinya komunikasi sebelum kemunculan konflik.
2. Melakukan encode sebelum pesan disampaikan
Setelah menemukan ide atau informasi, maka tahapan selanjutnya adalah pengirim pesan berusaha untuk melakukan encode terhadap pesan yang akan dikirimkan. Ide atau informasi tersebut akan dibentuk dan ditata dengan baik sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari pengiriman pesan pada lawan komunikasi.
Baca juga:
- Pengertian Media Menurut Para Ahli
- Saluran Komunikasi dalam Organisasi
- Hambatan Komunikasi Bisnis – Hambatan Komunikasi Organisasi
3. Pengiriman pesan
Setelah ide atau informasi tersebut ditata dengan baik, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengiriman pesan. Pengiriman pesan dilakukan melalui salah satu dari macam-macam media komunikasi sesuai dengan kebutuhan.
Untuk menyampaikan pesan agar cepat sampai, maka bisa menggunakan media komunikasi modern, seperti ponsel atau email yang akan menyampaikan pesan hanya dalam hitungan detik. Sedangkan pesan yang lebih formal bisa menggunakan email atau pos sehingga lampiran pesan yang diperlukan juga bisa ikut dikirim.
4. Pesan diterima
Tahap selanjutnya adalah pesan yang dikirimkan diterima oleh penerima pesan. Pesan yang diterima ini akan direspon oleh penerima pesan. Disinilah terkadang terjadi kesalahpahaman akibat perbedaan pandangan sehingga menyebabkan timbulnya konflik.
Jika penerima pesan menanggapi kesalahpahaman atau perbedaan pendapat tersebut dengan buruk, maka konflik akan semakin terbuka dan tidak lagi dipendam.
Baca Juga :
5. Memberi umpan balik
Ketika penerima pesan tidak merasa nyaman dan ingin mengungkapkan pikirannya, maka disinilah mulai timbul konflik. Penerima pesan akan berusaha untuk memberitahukan tentang pendapatnya yang menurutnya benar.
Namun sering kali, cara yang digunakan dalam menyampaikan pesan justru menyebabkan konflik yang ada semakin memanas dan menyebabkan kedua belah pihak saling berseteru.
6. Oposisi
Kondisi yang semakin memanas ini menyebabkan konflik menjadi semakin terbuka dan tidak lagi dilakukan secara sembunyi. Kedua belah pihak merasa bahwa pendapat yang dimiliki oleh masing-masing pihak adalah pendapat yang paling benar sehingga berhak mempertahankan pendapatnya masing-masing.
7. Personalisasi
Tahap selanjutnya dalam proses munculnya konflik adalah personalisasi atau pemikiran dari masing-masing pihak terhadap konflik yang terjadi. Pemikiran atau pandangan terhadap konflik dari kedua belah pihak ini biasanya akan menimbulkan perpecahan dan ketegangan yang lebih serius lagi.
8. Ego
Dalam sebuah konflik, kedua belah pihak akan mempertahankan ego masing-masing sehingga tidak ada lagi logika yang berperan dalam menentukan keputusan yang bijak. Ego yang terlalu tinggi menyebabkan kondisi konflik semakin memanas akibat merasa paling benar.
9. Maksud
Proses terjadinya konflik selanjutnya adalah maksud dari konflik tersebut. Maksud disini berupa keputusan untuk mengambil tindakan dalam menghadapi konflik yang terjadi. Tindakan yang diambil dalam menghadapi konflik bisa berbeda-beda, tergantung pada personalisasi masing-masing pihak.
Baca juga :
Terdapat 5 macam maksud dalam menghadapi konflik, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Tidak kooperatif: tindakan tidak kooperatif biasanya dilakukan dengaBaku ghadapi konflik dengan bersaing tanpa mempedulikan kondisi atau dampak yang diakibatkan pada pihak lain.
- Saling kerjasama: kedua belah pihak menyadari kepentingan dari masing-masing pihak sehingga berusaha keras untuk saling bekerjasama dalam menggapainya.
- Menghindar: salah satu pihak akan lebih memilih untuk menghindar dari setiap kontak dengan pihak lainnya dalam menghadapi konflik.
- Memberikan akomodasi: salah satu pihak mengalah dengan memberikan akomodasi yang dibutuhkan oleh pihak yang berkonflik dengannya sehingga kepentingan lawan lebih diutamakan.
- Berkompromi: kedua belah pihak saling mendiskusikan masalah yang menimbulkan konflik sehingga dicapai kesepakatan untuk meredakan konflik yang terjadi.
10. Perilaku
Ketegangan yang terjadi selama konflik akan berujung pada perilaku dari masing-masing pihak. Ada yang menunjukkan perilaku berupa sikap diam, namun ada juga yang menunjukkan perilaku menyerang dengan kekerasan.
11. Hasil
Setiap konflik pastinya akan mengakibatkan hasil yang akan terjadi pada kedua pihak. Hasil yang didapatkan dari sebuah konflik bisa berupa sikap saling berdamai dengan semua pihak atau bahkan justru menyelesaikan konflik dengan menyerang pihak lain, baik secara verbal maupun secara fisik.
Baca juga:
- Sistem komunikasi dalam komputer dan jaringan
- Sejarah perkembangan jaringan komputer dalam komunikasi data
- Macam-macam media komunikasi dalam jaringan
12. Dampak
Setelah keduanya melakukan berbagai hal dalam sebuah konflik, maka yang didapatkan pada akhirnya adalah dampak. Dampak dari sebuah konflik bisa berupa rasa tenang dan damai, jika solusi dari konflik tersebut didapatkan dengan cara berdamai.
Namun dampak lain justru akan didapatkan jika solusi dari konflik tersebut adalah dengan jalan kekerasan atau baku hantam. Masing-masing pihak pastinya akan menaruh rasa sakit hati atau dendam yang mungkin akan diteruskan oleh generasi berikutnya sehingga memungkinkan untuk terjadinya konflik yang sama di masa datang.
Itulah 12 tahap komunikasi dalam proses munculnya konflik. Konflik dapat diselesaikan dengan baik selama kedua belah pihak masih memiliki rasa saling menghargai dan menghormati. Maka dari itu, penting untuk mendapatkan pembekalan moral agar sesuai dengan norma agama dan sosial yang berlaku di masyarakat untuk menghindari perilaku yang menimbulkan konflik.