6 Pola Komunikasi dalam Proses Interaksi Belajar Mengajar

Ibu adalah orangtua kita di rumah. Ibu sebagai madrasah pertama untuk anak-anaknya. Ibu mengajarkan banyak hal selama kita terlahir ke dunia. Ibu sebagai guru kita di rumah.

Seorang ibu berusaha untuk berkomunikasi dengan anaknya walaupun pada saat itu sang anak baru saja dilahrikan. (Baca juga: Penerapan Unsur Komunikasi dalam Proses Belajar Mengajar)

Komunikasi yang dilakukan seorang ibu ketika bayi baru lahir adalah menggunakan komunikasi non verbal melalui sentuhan, ekspresi wajah, ciuman kasih saying, pelukan, dan lain sebagainya.

Seorang bayi akan merespon dengan gerakan atau suara. Seiring dengan pertumbuhan sang buah hati, seorang ibu akan mulai berkomunikasi dengan komunikasi verbal yaitu mengajak anaknya untuk berbicara walaupun sang anak belum memahaminya. (Baca juga: Pengaruh Komunikasi Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa)

Pertumbuhan anak terdiri atas beberapa fase yaitu fase bayi, balita, toddler, pra sekolah, sekolah, remaja, dan dewasa. Seorang anak tumbuh menjadi balita yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Seorang ibu bertugas memberi pengetahuan dan jawaban atas segala pertanyaan anaknya. Fase balita berganti dengan fase toddler dimana anak mulai dimasukkan ke sekolah bermain. (Baca juga: Manajemen Komunikasi dalam Pendidikan)

Fase toddler ini menunjukkan bahwa peran orangtua di rumah telah digantikan sementara oleh seorang guru. Guru bertugas mengajarkan anak mulai dari akademis maupun non akademis.

Seorang anak akan diberikan pengajaran sesuai dengan fase pertumbuhan anak tersebut. Seorang guru membutuhkan banyak ilmu untuk mengajar di sekolah. (Baca juga: Manfaat Komunikasi Ilmiah)

Guru sebagai tenaga professional di bidang Pendidikan maupun non Pendidikan. Komunikasi merupakan salah satu media yang sering digunakan oleh seorang pendidik. Komunikasi yang digunakan adalah komunikasi verbal beserta komunikasi pendukungnya adalah komunikasi non verbal.

Seorang guru tidak selalu mengalami kesuksesan ketika melakukan proses belajar mengajar. (Baca juga: Pengaruh Media Sosial dalam Pendidikan)

Seorang guru yang gagal cenderung disebabkan oleh komunikasi yang tidak efektif dan kurangnya ilmu pengetahuan dalam mengajar.

Seorang guru dan siswa di kelas membentuk suatu pola komunikasi dalam proses belajar mengajar. (Baca juga: Komunikasi dalam Manajemen Sekolah)

Pola komunikasi adalah suatu gambaran atau bentuk antara dua orang yang saling berkaitan dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan sehingga komunikasi menjadi lebih efektif. Setiap individu dan kelompok memiliki pola komunikasi yang berbeda-beda. Proses komunikasi dalam belajar mengajar pun memiliki pola komunikasi tanpa disadari oleh orang-orang disekitarnya. (Baca juga: Komunikasi Pembelajaran)

Pola komunikasi dalam proses interaksi belajar mengajar adalah sebagai berikut:

  1. Komunikasi sebagai aksi

Komunikasi sebagai aksi sering disebut juga sebagai komunikasi satu arah. Komunikasi ini biasanya dilakukan oleh seorang guru kepada siswanya. Dimana seorang guru bertugas memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa-siswanya tanpa memberi kesempatan kepada siswanya untuk menanggapi.

Guru berperan aktif dalam pola ini, sedangkan siswa berperan pasif. Komunikasi sebagai aksi artinya seorang guru harus memposisikan dirinya dengan maksimal dalam proses belajar mengajar. Guru juga diminta untuk memahami karakter siswa-siswanya.

Pola komunikasi misalnya guru yang ceramah atau menjelaskan pelajaran seperti sedang bercerita saja. (Baca juga: Strategi Komunikasi Pembelajaran dalam Bahasa)

  1. Komunikasi sebagai interaksi

Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah. Pola komunikasi dalam proses interaksi belajar mengajar ini menunjukkan bahwa seorang guru berperan sebagai pemberi aksi dan juga berperan sebagai penerima aksi.

Pola komunikasi memberikan keseimbangan pada guru saat proses belajar mengajar berlangsung. Komunikasi sebagai interaksi ini dinilai lebih efektif dibandingkan dengan pola komunikasi sebagai aksi. Pola komunikasi ini memberikan umpan balik sehingga guru dengan cepat memahami siswa-siswanya. (Baca juga: Makna Ego dalam Praktek Komunikasi Pembelajaran)

  1. Komunikasi sebagai transaksi

Komunikasi sebagai transaksi merupakan pola komunikasi yang tercipta karena adanya komunikasi dari banyak arah.

Seorang guru yang bertugas memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa, kemudian siswa-siswa langsung memberikan umpan balik, setelah itu siswa juga mampu berkomunikasi dengan siswa lainnya.

Komunikasi antar siswa membentuk kelompok belajar atau diskusi. Pola ini mengajarkan siswa untuk belajar aktif dengan siswa lainnya. (Baca juga: Penerapan Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran)

  1. Pola interaksi berpusat pada guru

Pola interkasi yang berpusat pada guru ini hampir mirip dengan komunikasi sebagai aksi dimana guru berperan aktif dalam proses belajar mengajar.

Komunikasi yang dilakukan guru kepada siswanya hanya satu arah dan siswa hanya menerima materi pelajaran yang dijelaskan oleh gurunya saja.

Guru menjelaskan materi dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswanya. (Baca juga: Penerapan Strategi Komunikasi dalam Pembelajaran)

  1. Pola interaksi berpusat pada siswa

Seorang guru bersifat pasif dimana siswa yang berperan aktif. Guru hanya memberikan materi tanpa melakukan pengajaran materi kepada siswa.

Siswa diminta untuk membuat kelompok belajar dan materi yang diberikan oleh guru harus didiskusikan  Bersama siswa-siswa lainnya. (Baca juga: Strategi Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran)

  1. Pola interaksi berpusat pada isi

Pola komunikasi ini berpusat pada materi atau isi dari pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Siswa juga dituntut untuk berpusat pada materi yang disampaikan oleh guru.

Baik siswa maupun guru berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, pola komunikasi ini menjadi efektif karena keduanya berperan aktif dalam proses komunikasi ini. (Baca juga: Strategi Komunikasi dalam Pembelajaran Audible)