Ketika media komunikasi modern belum berkembang seperti sekarang, orang mencari kebutuhan informasi melalui media massa seperti surat kabar dan radio. Radio sebagai salah satu media massa eletronik seringkali dijuluki sebagai Kekuatan Kelima atau The Fifth Estate setelah Kekuasaan Eksekutif, Kekuasaan Legislatif, Kekuasaan Yudikatif, dan Pers (Baca juga : Teori Pers). Hal ini disebabkan karena radio memiliki beberapa karakteristik media penyiaran diantaranya adalah radio siaran bersifat langsung, radio siaran menembus jarak dan rintangan, serta radio siaran memiliki daya tarik yang sangat berpengaruh terhadap khalayak pendengarnya.
Terdapat dua contoh nyata kejadian di dunia yang menggambarkan kuatnya pengaruh radio pada khalayak pendengarnya, yaitu peristiwa pemboman kota London yang dilakukan oleh pesawat tempur Jerman pada Perang Dunia II dan siaran radio yang menggambarkan invasi makhluk Mars ke bumi sebagaimana telah diulas dalam artikel Teori Jarum Hipodermik.
Dari kedua contoh tersebut nyata bahwa radio merupakan media informasi sekaligus media hiburan bagi khalayak pendengarnya. Sebagai media massa elektronik, radio juga berfungsi sebagai media sosialisasi dan edukasi bagi khalayak. Menilik fungsi radio sebagai media massa elektronik maka pengelola radio siaran akan menentukan berbagai macam program acara yang disesuaikan dengan radio positioning, format siaran, serta target khalayak pendengar. Terdapat 3 (tiga) program acara utama radio yaitu program hiburan, program periklanan, dan program jurnalisme atau jurnalistik (Baca juga : Media Massa Menurut Para Ahli – Pengertian Jurnalistik Menurut Para Ahli).
Jurnalistik radio merupakan salah satu program acara radio dan sekaligus menjadi trend di dunia radio masa kini. Di Indonesia sendiri, trend jurnalistik radio mulai berkembang ketika sistem komunikasi Indonesia dan sistem pers di Indonesia mengalami perubahan setelah jatuhnya Orde Baru. Mulai saat itu, radio sebagai media massa elektronik tidak lagi hanya menyajikan hiburan yang hanya memutar lagu dan lain-lain namun lambat laun berevelousi menjadi media informasi. Berbagai informasi yang disajikan meliputi informasi publik, pengumuman, dan berita. Di berbagai kota besar dapat dengan mudah kita temui beberapa stasiun radio yang berformat berita. Kehadiran internet sebagai media komunikasi serta berbagai platform media sosial juga turut menunjang radio berformat berita. Dengan demikian, media massa sebagai sumber informasi tidak lagi menjadi monopoli pemerintah, melainkan juga masyarakat. (Baca juga : Sistem Jurnalistik di Indonesia)
Jurnalistik atau jurnalisme adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari cara mengumpulkan, menganalisa, memverifikasi, dan menyajikan informasi tentang berbagai kejadian, trend, isu, dan manusia. Jurnalistik yang berorientasi pada berita terkadang digambarkan sebagai jejak sejarah yang pertama karena jurnalis atau wartawan seringkali merekam berbagai kejadian penting dan memproduksi artikel berita dalam deadline yang ketat. Untuk itu, para jurnalis dituntut memiliki kemampuan dalam mencari, mengumpulkan, menganalisa, memverifikasi, serta menyajikan informasi dalam bentuk artikel berita secara akurat dan reliabel kepada khalayak.
Baca juga :
Salah satu kunci dasar bagi keberhasilan jurnalistik terletak pada kemampuan jurnalis dalam menceritakan kisah dengan baik kepada khalayak melalui media apapun yang digunakan (surat kabar, radio, televisi, online, dan lain-lain). Jenis media yang digunakan jurnalis untuk menceritakan kisah kepada khalayak masing-masing memiliki gaya penulisan yang berbeda. Hal ini ditegaskan oleh Mark W. Hall yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang mendasar antara jurnalistik cetak dengan jurnalistik siaran yaitu jurnalistik cetak ditujukan bagi mata sedangkan jurnalistik siaran ditujukan untuk telinga. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa terdapat beberapa pedoman untuk menulis berita radio (dan televisi) yaitu (Anwar, 1979 : 88-89) :
Dari uraian di atas, maka yang dimaksud dengan jurnalistik radio adalah suatu proses memproduksi berita dan menyebarluaskannya melalui media radio siaran. Jurnalistik radio menyajikan sebuah kejadian atau peristiwa yang ditulis dalam bentuk cerita dengan gaya percakapan atau conversational style.
Baca juga :
Radio merupakan salah satu media massa elektronik sekaligus media jurnalistik penyiaran karena radio memiliki beberapa karakteristik yaitu :
Ulasan di atas adalah kekuatan utama radio sebagai media komunikasi massa. Namun, bagai dua sisi mata uang, maka disamping radio memiliki kekuatan, radio juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya adalah :
Dengan menilik berbagai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki radio, maka dapat dikatakan bahwa jurnalistik radio memiliki beberapa karakteristik utama, yaitu :
Baca juga :
Apa itu berita? Tidak ada definisi yang benar-benar menggambarkan apa itu berita. Namun, pada umumnya berita terkait dengan orang dan berbagai kejadian ataupun proses yang dapat memberikan dampak kepada orang lain. Kita hanya dapat mendengar berita sekali ataupun sekilas melalui radio ataupun televisi, oleh karena itu kita harus bisa memastikan bahwa kita memperoleh kepala berita pertama kalinya karena siaran berita tidak dapat diulang kembali dan dibaca ulang. Kalaupun bisa, maka akan terjadi kegagalan. Hal ini berarti bahwa cara pengucapan atau penulisan yang salah pada media penyiaran seperti radio dapat merusak kredibilitas informasi itu sendiri.
Baca juga :
Oleh karena itu, kita sebagai reporter atau penyiar perlu terlebih dahulu menguasai kemampuan menulis serta memahami berbagai hal yang terkandung dalam berita yaitu unsur-unsur berita, prinsip berita, serta jenis-enis berita radio, dan tahapan produksi berita radio.
a. Unsur –unsur berita
Berbagai kejadian atau peristiwa dapat dikatakan layak menjadi sebuah berita apabila memiliki news value atau nilai berita. Sebagai jurnalis, kita harus dapat mengenali suatu peristiwa atau kejadian atau informasi adalah sebuah berita dengan cara memahami berbagai unsur berita yang mencakup aktualitas, tokoh publik, relevansi, menyangkut hajat hidup orang banyak, peristiwa unik, human interest, konflik, dan aksi.
b. Prinsip Berita
Berita yang disajikan oleh jurnalis kepada khalayak hendaknya menganut asas berimbang agar tidak memantik reaksi negative dari khalayak pendengar. Terdapat 3 (tiga) prinsip penting yang harus dipahami oleh jurnalis radio yaitu :
Ketiga prinsip tersebut harus dipenuhi dalam penyiaran sebuah berita. Jika salah satu prinsip tidak terpenuhi maka kredibilitas stasiun radio beserta jajarannya akan dipertanyakan oleh khalayak pendengar.
Baca juga :
c. Jenis-jenis Berita Radio
Menurut Agus Wijananto dkk, terdapat 9 (sembilan) jenis berita radio, yaitu :
Itulah berbagai jenis berita radio yang seringkali kita temui ketika kita mendengarkan radio yang berformat berita.
Baca juga :
d. Memproduksi Berita Radio
Terdapat 4 (empat) tahapan yang dilakukan ketika kita memproduksi berita radio. Keempat tahapan tersebut adalah sebagai berikut (Wijananto, 2013 : 44) :
Baca juga :
Mempelajari jurnalistik radio dapat memberikan manfaat, antara lain :
Demikian ulasan singkat tentang jurnalistik radio, semoga menambah wawasan kita tentang jurnalistik radio khususnya dan ilmu komunikasi pada umumnya.
Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…
Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…
Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…
Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…
Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…
Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…