Sebelumnya kita telah membahas artikel mengenai pengertian komunikasi massa ditambah lagi pengertian komunikasi massa menurut beberapa ahli. Di dalam pengertian komunikasi massa telah kita ketahui bahwa terdapat beberapa definisi yang hampir sama pengertiannya, bahkan kita tidak bisa membedakan. Namun, dengan adanya beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, kita dapat mengetahui beberapa karakteristik komunikasi massa. Berikut ini adalah karakteristik komunikasi massa yang di antaranya: (Baca juga: Jenis Metode Penelitian Kualitatif)
Ciri utama pada komunikasi massa adalah komunikatornya. Wright mengemukakan pendapatnya bahwa komunikator pada sebuah komunikasi massa merupakan individu yang bergerak sebagai komponen yang kompleks. Secara kronologis, pesan atau informasi ini telah disampaikan oleh komunikator kepada komunikan si penerima pesan dalam proses komunikasi.
Jika ditinjau dari media yang digunakan dalam proses komunikasi ini adalah surat kabar, maka akan terjadi proses sebagai berikut: (Baca juga: Teori Komunikasi Kelompok)
Komunikator ini disebut sebagai wartawan atau penulis berita yang berupa artikel tersebut.
Berbeda halnya dengan media komunikasi yang menggunakan media berupa televisi. Dalam media komunikasi massa berupa televisi ini tentunya akan melibatkan banyak orang dan crew nantinya. Karena nantinya akan melibatkan beberapa crew seperti juru kamera, lighting, stage manager, make up, wardrobe, floor manager, dan lain sebagainya yang merupakan komponen dari broadcasting pada umumnya.
Baca juga:
Selain melibatkan banyak orang, dalam media televisi ini juga melibatkan banyak alat dan tentunya pasti melibatkan dana yang cukup relative mahal.
Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang bersifat terbuka. Dengan kata lain bahwa komunikasi massa itu ditujukan ke semua orang bukan pada kelompok tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kojmunikasi massa itu merupakan jenis komunikasi yang bersifat umum dan publik. Pesan dalam komunikasi massa itu di antaranya: (Baca juga: Prospek Kerja Ilmu Komunikasi)
Fakta
Fakta merupakan pesan yang disampaikan sesuai dengan realita yang ada tanpa adanya unsur tambahan yang sifatnya mengada-ada.
Peristiwa
Peristiwa merupakan pesan yang disampaikan ketika terdapat suatu kejadian yang layak diinformasikan kepada masyarakat juga sesuai dengan kaidah-kaidah pers yang telah ditetapkan dan dikonvesionalkan. (Baca juga: Teori Spiral Keheningan)
Opini
Opini merupakan suatu pesan yang disampaikan berdasarkan pemikiran atau sudut pandang tertentu. Pada umumnya, opini dibuat berdasarkan sudut pandang dari penulisnya sendiri dengan bukti atau referensi-referensi yang kuat sebagai alat atau senjata dalam menulis pemikirannya dan menyampaikan pendapatnya.
Perlu diketahui bahwa sebenarnya fakta dan peristiwa di Indonesia tidak semuanya dimuat dan dipublikasikan ke masyarakat karena ketidaklayakan suatu pesan yang merupakan konsumsi masyarakat. (Baca juga: Cabang Ilmu Komunikasi)
Pesan dalam komunikasi massa pun haruslah dikemas dengan menarik dan penting. Walaupun masih banyak artikel atau pesan informasi tersebut yang dikemas dari salah satu unsur saja yaitu, kalau tidak menarik ya penting. Sehingga artikel yang menarik itu merupakan artikel yang dikemas dengan menarik dan penting.
Baca juga:
Artikel yang menarik contohnya adalah artikel yang sekiranya membuat masyarakat penasaran untuk membacanya. Sedangkan untuk artikel yang penting itu seperti contohnya adalah artikel yang memuat kejadian pemilih Lurah daerah Bandung. Mungkin bagi masyarakat Bandung, berita itu sangat penting, namun untuk masyarakat di luar Bandung itu merupakan hal yang kurang penting.
Komunikan pada komunikasi massa itu bersifat anonim dan heterogen. Anonim artinya bahwa pembaca atau penerima pesan itu tidak ada yang tahu siapa dan di mana. Sedangkan sifat heterogen ini merupakan sifat yang beragam dan berbeda-beda alias luas pemaknaan sifatnya. (Baca juga: Nilai Berita)
Namun, seorang komunikator harus dapat mengerti sifat dan karakter dari pembacanya yang berperan sebagai komunikan. Dengan kata lain, komunikator pada media massa haruslah mengerti status dari pembacanya. Entah dari pendidikannya, sikapnya hingga perilakunya. Sehingga komunikator dapat menyampaikan pesan sesuai dengan sasarannya.
Komunikan pada media massa bersifat anonym karena seorang komunikator tidak pernah mengenal komunikannya. Hal ini disebabkan karena adanya media perantara dalam menyampaikan pesan atau informasi yang berupa artikel tersebut alias tanpa adanya komunikasi tatap muka. (Baca juga: Teori Pers)
Komunikasi massa selalu memiliki komunikan yang relative lebih banyak dibandingkan dengan komunikasi jenis lainnya. Hal itulah yang merupakan salah satu kelebihan dari komunikasi massa.
Selain memiliki komunikan atau penerima pesan yang banyak, komunikasi massa juga memiliki kelebihan yaitu memiliki waktu yang serempak alias bersamaan dalam waktu tertentu ketika pesan disampaikan melalui media massa dalam bentuk artikel tersebut. Hal ini dapat menguntungkan adanya jarak yang relative jauh dan tidak terbatas antara komunikator dengan komunikannya. (Baca juga: Teori Dramaturgi)
Sifat waktu yang serempak pada komunikasi massa itu dapat kita lihat pada komunikasi yang terjadi pada pertelevisian. Informasi yang ditayangkan di televisi pastinya akan ditayangkan setiap hari atau stripping dan disaksikan oleh jutaan penonton sebagai komunikannya. Dalam waktu yang sama tentunya juga mereka menyaksikan dan menerima pesan tersebut dari komunikator.
Di dalam setiap komunikasi selalu memiliki unsur isi konten atau pesan dan hubungan atau timbal balik dari komunikan. Jika di dalam komunikasi antar personal, hubungan merupakan unsur yang sangat penting dalam berkomunikasi. Karena pesan yang disampaikan tidak harus terstruktur dan terkesan bebas juga tanpa adanya karakteristik.
Baca juga:
Berbeda halnya dengan komunikasi massa yang memiliki karakteristik dan haruslah tersusun, sehingga dalam komunikasi massa haruslah melibatkan isi yang berkualitas dan tidak memandang hubungan dengan komunikan.
Itu sebabnya konmunikasi massa selalu terdapat adanya propaganda alias sering mengundang controversial yang timbul dari masyarakat. Namun, hal itu dapat diantisipasi oleh kaidah atau kebijakan-kebijakan yang ada dalam media massa. (Baca juga: Teori Agenda Setting)
Seperti halnya pada pengertian bahwa komunikasi massa, pesan disampaikan melalui media massa. Sehingga terdapat perantara berupa media massa atau cetak. Dengan adanya perantara pesan tersebut ini membuat antara komunikator dengan komunikan tidak dapat bertatap secara langsung dalam proses komunikasi.
Dalam komunikasi massa, sebenarnya antara komunikator dengan komunikan yang berperan aktif, namun keduanya tidak bisa berdialog atau berkomunikasi secara langsung seperti yang terjadi pada proses komunikasi antar personal. Hal inilah yang membuat komunikasi massa ini bersifat satu arah. (Baca juga: Pengertian Jurnalistik Menurut Para Ahli)
Hal ini dapat ditinjau dari contoh ketika kita mendapatkan pesan berupa berita yang disampaikan melalui televisi, dan kita ada beberapa bagian yang tidak kita pahami, maka kita tidak dapat berkomunikasi langsung ke komunikator untuk mengulang atau menjelaskan pesan tersebut. Hal inilah yang dinamakan sifat satu arah dalam komunikasi. Komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan dan komunikan menerima pesan tersebut tanpa adanya timbale balik dari komunikan atau dialog langsung dengan komunikator.
Stimulasi alat indera pada komunikasi massa bergantung pada jenis media massa yang ada. Seperti halnya pada media massa melalui surat kabar seperti Koran atau majalah yaitu hanya menggunakan indera penglihatan yaitu mata, untuk media melalui radio menggunakan pendengaran yaitu telinga karena berupa audio sedangkan pada media televisi, komunikan menerima pesan dengan dua indera yaitu penglihatan dan pendengaran yaitu mata dan telinga karena bersifat auditif dan visual. (Baca juga: Teori Uses and Gratification)
Berbeda halnya dengan komunikasi antarpersonal yang bersifat ketemu langsung atau bertatap muka. Maka alat indera yang digunakan dalam proses komunikasi ini dapat digunakan secara optimal dan maksimal. Karena selain menggunakan pendengaran dan penglihatan, antara komunikan dengan komunikator dapat menggunakan indera perasa.
Seorang komunikator dalam proses komunikasi massa ini memang tidak dapat menyampaikan balasan pesan atau umpan balik ke komunikatornya. Namun, hal itu dapat dilakukan bukan secara langsung namun dilakukan secara bertahap yaitu melalui procedural yang ada dan sudah ditetapkan oleh media yang ia terima.
Seorang komunikator tidak hanya fokus pada ucapan komunikannya, namun juga gerakan panca indera, serta gerakan lainnya yang dapat di interpretasikan oleh komunikan. Semua gerakan tersebut pada akhirnya menjadi simbol umpan balik yang bersifat langsung (direct feedback), ataupun yang bersifat segera (immediate feedback).
Kemudian, respon khalayak bisa diterima melalui berbagai media, baik media komunikasi modern maupun langsung dalam bentuk komunikasi verbal atau komunikasi non-verbal. Selama respon tersebut masih dalam ruang lingkup komunikasi massa.
Demikian penjelasan lengkap terkait karakteristik komunikasi massa
Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…
Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…
Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…
Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…
Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…
Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…