Penggunaan media hampir tidak dapat kita elakkan dalam kehidupan kita. Di rumah, kantor, saat bepergian, berjalan atau berolahraga di taman kita selalu menggunakan media. Jika pada beberapa tahun ke belakang dimana internet sebagai media komunikasi belum berkembang, pemilihan media mungkin hanya terbatas pada media tradisional seperti radio, TV, surat kabar, majalah, dan buku.
Namun pada era globalisasi, pemilihan media menjadi lebih kompleks karena bertambahnya media baru seperti situs internet, video games, DVD, pemutar MP3, dan lain-lain. Membludaknya berbagai macam media yang ada menuntut kita sebagai khalayak untuk dapat mengambil keputusan memilih media yang tepat guna memenuhi kebutuhan kita masing-masing. Dalam tradisi kajian media, hal ini dikenal dengan uses and gratifications.
Secara umum, pendekatan uses and gratifications adalah sebuah pendekatan untuk memahami mengapa khalayak secara aktif mencari media yang khusus yang dapat memenuhi kebutuhan khalayak. Pendekatan uses and gratifications merupakan salah satu pendekatan untuk memahami komunikasi massa yang berpusat pada khalayak.
Berbeda dengan teori komunikasi massa lainnya yang berpusat pada apa yang dilakukan media pada khalayak, pendekatan uses and gratifications menitikberatkan pada apa yang dilakukan oleh khalayak terhadap media. Bagaimana uses and gratifications berkembang, asumsi apa yang mendasarinya serta relevansinya dengan media baru akan diulas secara singkat berikut ini.
Baca :
Pendekatan uses and gratifications mulai digunakan oleh para peneliti media pada awal 1940an walaupun istilah uses and gratifications sendiri belum digunakan saat itu. Herta Herzog (1944) yang memulai kajiannya mengenai uses and gratifications dengan melakukan klasifikasi beberapa alasan mengapa khalayak memilih media yang khusus. Ia melakukan wawancara terhadap penggemar opera sabun dan mengidentifikasi tiga macam gratifikasi, yaitu emosi, pembelajaran, dan wishful thinking.
Pendekatan uses and gratifications mengalami masa keemasannya pada akhir tahun 1950an hingga 1970an ketika televisi berkembang dengan pesat. Pada tahapan ini, kajian mengenai uses and gratifications menyentuh pada tingkat keragaman yang meliputi :
Baca :
Tidak seperti teori komunikasi massa lainnya yang menitikberatkan pada konsumsi media, pendekatan uses and gratifications memberikan kekuasaan pada khalayak untuk memutuskan media mana yang akan dipilih atau dikonsumsi. Khalayak memiliki peran aktif dalam melakukan intepretasi dan mengintegrasikan media ke dalam kehidupannya. Pada uses and gratifications, khalayak bertanggung jawab terhadap pemilihan media untuk memenuhi kebutuhannya.
Pendekatan uses and gratifications memiliki lima asumsi dasar yaitu (Rakhmat, 2001 : 205) :
Baca : Peran Media Komunikasi Politik
Konsepsi dasar dari uses and gratifications datang dari Elihu Katz yang mengenalkan istilah uses and gratifications approach pada tahun 1959. Katz berpendapat bahwa penelitian tentang media tidak lagi bertumpu pada apa yang media lakukan terhadap khalayak namun lebih menekankan kepada apa yang dilakukan oleh khalayak terhadap media. Menurut pencetusnya, Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch (1974), cakupan pendekatan uses and gratifications meliputi :
Dapat dikatakan bahwa yang menjadi alasan mengapa khalayak menggunakan media adalah kondisi sosial psikologis yang dirasakah sebagai sebuah masalah oleh khalayak dan media digunakan oleh khalayak untuk mengatasi berbagai masalah tersebut.
Baca : Psikologi Komunikasi
Konsep Khalayak Yang Aktif
Menurut Jay G. Blumler (1979) yang dimaksud dengan khalayak yang aktif dalam pendekatan uses and gratifications adalah aktif dalam :
Baca : Komunikasi Gender
Uses and gratifications membedakan pengertian aktivitas atau kegiatan dengan keaktifan atau activeness untuk lebih memahami khalayak. Yang dimkasud dengan activity adalah mengacu pada apa yang dilakukan oleh konsumen media dalam hal ini khalayak. Sementara itu, yang dimaksud dengan activeness adalah mengacu pada kebebasan yang dimiliki oleh khalayak dan otonomi dalam situasi komunikasi massa. Acvtiveness bersifat relatif dan bervariasi bagi setiap individu.
Dalam tradisi kajian media diketahui bahwa penelitian uses and gratifications tidak menawarkan suatu teori yang koheren dari penggunaan media. Lebih dari pada itu, uses and gratifications dipandang sebagai sekumpulan pemahaman yang melengkapi hubungan antara penggunaan media dan kepuasan media. Uses and gratifications lebih berorientasi psikologis dalam artian sebagai cara untuk mengembangkan pemahaman tentang fungsi-fungsi psikologis penggunaan media oleh khalayak.
Baca : Pengantar Ilmu Komunikasi
Berdasarkan para peneliti uses and gratifications, khalayak secara aktif melakukan pemilihan media untuk memuaskan kebutuhannya. Misalnya, jika ia membutuhkan infromasi, maka ia akan memilih membaca surat kabar, menonton televisi, mendengarkan radio, atau media apa pun yang menurutnya dapat memuaskan kebutuhannya akan informasi. Hal ini berlaku juga bagi khalayak yang melakukan pemilihan media untuk memenuhi kebutuhannya akan hiburan dan lain-lain.
Dengan kata lain, khalayak menggunakan media karena didasari oleh motif-motif tertentu. Perbedaan pola pemilihan media pada akhirnya menuju pada perbedaan pola terpaan media media serta efek yang ditimbulkan.
Berikut beberapa motif penggunaan media yang diutarakan oleh para ahli :
1. William J. McGuire seorang psikolog motivasional menyebutkan terdapat 16 motif penggunaan media yang dirangkum ke dalam dua motif utama dalam hubungannya dengan gratifikasi media yaitu motif kognitif dan motif afektif.
2. Denis McQuail, Jay G. Blumler, dan Joseph Brown (1972)
Denis McQuail, Jay G. Blumler, dan Joseph Brown menggambarkan interaksi media dengan khalayak ke dalam suatu model guna mengklasifikasikan 4 (empat) gratifikasi media yang penting yaitu :
3. Elihu Katz, Michael Gurevitch, dan Hadassah Hass (1973)
Elihu Katz, Michael Gurevitch, dan Hadassah Hass mengembangkan 35 macam kebutuhan yang diperoleh dari fungsi sosial dan psikologis media massa dan menempatkannnya kedalam 5 (lima) kategori, yaitu :
4. B. Rubin
B. Rubin memandang motivasi khalayak menggunakan media melalui penelitiannya tentang motivasi khalayak menonton televisi, yaitu :
5. Denis McQuail (1987 : 72)
Alasan-alasan khalayak menggunakan media adalah sebagai berikut :
Pencarian Gratifikasi dan Gratifikasi yang Diperoleh
Berbagai motivasi khalayak dalam menggunakan media juga menyarankan penawaran gratifikasi media yang diharapkan oleh khalayak. Gratifikasi ini dapat dipikirkan sebagai sebuah efek pengalaman psikologis yang dinilai oleh masing-masing individu.
Palmgreen dan Rayburn (1985) menggambarkan suatu model proses pencarian gratifikasi dan gratifikasi yang diperoleh. Terdapat perbedan di antara keduanya. Ketika gratifikasi yang diperoleh dilihat lebih tinggi dibandingkan dengan pencarian gratifikasi, maka khalayak cenderung untuk berkompromi dengan tingginya pemuasan kebutuhan khalayak dan tingginya tingkatan perhatian dan penghargaan.
Untuk meneliti hubungan antara pencarian gratifikasi dan gratifikasi yang diperoleh oleh khalayak, Palmgreen dan kawan-kawan melakukan penelitian terhadap program berita televisi yang popular di mata khalayak. Hasil studi menunjukkan bahwa di satu sisi, setiap pencarian gratifikasi berkorelasi dengan gratifikasi yang diperoleh baik secara moderat maupun kuat.
Di sisi lain, para peneliti menemukan bahwa gratifikasi yang diperoleh khalayak tidak selalu berbanding lurus dengan pencarian gratifikasi yang dilakukan oleh khalayak. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Wenner (1982) lebih jauh memperlihatkan bahwa gratifikasi yang diperoleh khalayak memiliki tingkatan gratifikasi yang berbeda berdasarkan pencarian gratifikasi manakala khalayak diterpa oleh program cara berita.
Tidak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan pendekatan uses and gratifications. Walaupun berperan besar dalam penelitian komunikasi massa khususnya dalam memahami alasan dan tujuan penggunaan media oleh khalayak, pendekatan uses and gratifications tidak luput dari berbagai kritik yang dilontarkan oleh peneliti komunikasi lainnya.
McQuail (1994) menyatakan bahwa pendekatan uses and gratifications tidak menyediakan prediksi ataupun penjelasan yang komprehensif mengenai pemilihan dan penggunaan media. Menurut McQuail, pendekatan uses and gratifications hanya berhasil dalam meneliti adanya motivasi dalam penggunaan berbagai tipe media yang khusus.
Sementara itu, Ien Ang mengkritisi pendekatan uses and gratifications kedalam 3 (tiga) aspek yaitu :
Baca : Komunikasi Sosial
Adalah sulit untuk menentukan pola terpaan media melalui observasi. Penelitian uses and gratifications hanya menitikberatkan pada kenyataan yang dilaporkan oleh khalayak. Pelaporan diri bagaimanapun juga didasarkan pada memori pribadi masing-masing khalayak yang sangat mungkin mengalami distorsi karena proses pengingatan yang terkadang tidak akurat oleh khalayak. Hal ini pulalah yang menjadi kelemahan penelitian uses and gratifications.
Pendekatan uses and gratifications lebih banyak digunakan untuk meneliti penggunaan media oleh khalayak. Menurut Ruggiero (2000), pendekatan uses and gratifications digunakan dalam penggunaan media massa baru seperti surat kabar, radio, televisi, dan kini internet.
Dalam lingkungan internet, pengguna dipandang lebih aktif dalam berpartisipasi dalam menggunakan media dibandingkan dengan media tradisional. Hal ini sejalan dengan pendekatan uses and gratifications yang memandang bahwa pemilihan media dapat memberikan kepuasan kepada khalayak dalam memenuhi kebutuhannya dan khalayak dapat memahami berbagai alasan dalam menggunakan media.
Implementasi Uses and Gratifications dalam Kajian Media Baru
Para peneliti menggunakan pendekatan uses and gratifications untuk menjelaskan pemilihan serta penggunaan media baru seperti internet dan aplikasinya yang dilakukan oleh khalayak. Pendekatan uses and gratifications telah digunakan untuk meneliti penggunaan media baru diantaranya adalah penggunaan telepon genggam, penggunaan internet, penggunaan media sosial, penggunaan situs jejaring sosial, penggunaan microblogging, penggunaan pesan instan, penggunaan permainan daring, penggunaan berita beranimasi, serta penggunaan media hiburan.
Baca :
Dengan mempelajari teori uses and gratifications diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai sejarah singkat, asumsi dasar, serta implementasi teori uses and gratifications dalam penelitian komunikasi massa dan relevansinya dengan teori media baru.
Demikianlah ulasan singkat mengenai teori uses and gratifications yang disarikan dari beberapa sumber. Semoga dapat menambah wawasan mengenai komunikasi massa khususnya dan ilmu komunikasi pada umumnya.
Artikel Terkait
Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…
Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…
Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…
Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…
Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…
Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…