Pada kesempatan yang lalu telah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan berita adalah laporan suatu kejadian atau peristiwa yang baru saja terjadi dan dimuat atau disajikan di media massa cetak maupun elektronik. Sebagai produk jurnalistik, berita harus disajikan secara lengkap, akurat, dan memenuhi standar jurnalistik. Karena jika tidak, bukanlah berita namanya. Untuk itu, ada beberapa kesalahan fatal dalam penyajian berita yang harus dipahami yang membuat sebuah peristiwa atau kejadian tidak dapat disebut sebagai berita.
Adapun hal yang sering terjadi dalam penyajian berita di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Tidak memiliki nilai berita
Suatu peristiwa atau kejadian yang dilaporkan oleh wartawan atau reporter layak disebut sebagai berita manakala memiliki nilai berita. Nilai berita adalah kriteria yang diterapkan oleh wartawan atau reporter untuk mengevaluasi berita mana yang layak dicetak atau disiarkan kepada khalayak.
Nilai berita dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu timeliness, impact, proximity, controversy, prominence, currency, dan oddity. Jika berita yang disajikan tidak memiliki nilai berita maka berita itu tidak layak disebut berita dan tidak layak disiarkan atau dipublikasikan kepada khalayak luas.
2. Unsur-unsur berita tidak lengkap
Jika kita melihat bermacam-macam berita yang disajikan di media berita akan tampak bahwa jenis-jenis berita tersebut disajikan secara lengkap. Berita yang disajikan dikatakan berita yang lengkap jika terdiri atas beberapa unsur berita yang dikenal dengan 5W + 1H yaitu who (siapa), what (apa), where (di mana), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana). Namun jika berita yang disajikan tidak mengandung unsur-unsur berita seperti yang disebutkan sebelumnya maka berita tersebut tidak lengkap.
Baca juga :
- Hal yang harus diperhatikan dalam penyajian berita online
- Penerapan bahasa jurnalistik dalam penyampaian berita
- Fungsi piramida terbalik dalam berita
- Cara mengkontruksi berita yang baik dan benar
- Teknik membaca berita dengan baik
3. Tidak obyektif
Tugas seorang wartawan atau reporter tidak hanya mengumpulkan informasi melainkan juga melakukan verifikasi terhadap jenis-jenis informasi yang diperoleh sebelum disajikan di media. Tujuannya adalah agar berita yang disajikan nantinya adalah berita yang obyektif.
Namun jika berita yang disajikan oleh wartawan atau reporter tidak obyektif, wartawan atau reporter tersebut secara nyata melakukan kesalahan fatal dalam penyajian berita. Ketidakobyektifan suatu berita dapat disebabkan karena adanya pengaruh atau tekanan dari luar. Jika wartawan atau reporter tidak dapat menjauhkan diri dari prasangka atau hal-hal lain yang menekan dirinya, berita yang disajikan pun akan menjadi bias.
4. Tidak adil dan tidak berimbang
Salah satu fungsi berita dalam kehidupan sehari-hari adalah memberikan informasi yang utuh kepada khalayak tentang suatu peristiwa atau kejadian. Suatu peristiwa atau kejadian yang dilaporkan oleh wartawan atau reporter selalu memiliki dua sisi cerita yang berbeda. Karena itu, seorang wartawan atau reporter harus mampu menggali informasi yang adil dari pihak-pihak yang terlibat.
Hal ini harus dilakukan agar berita yang disajikan merupakan berita yang adil dan berimbang sehingga khalayak dapat memahami keseluruhan cerita yang disajikan. Namun, jika wartawan atau reporter hanya menggali informasi dari salah satu pihak saja, berita yang disajikan pun menjadi berita yang tidak adil dan tidak berimbang serta dapat merugikan pihak lain.
Baca juga :
- Fungsi artikulasi dalam berita
- Fungsi fakta dalam berita
- Nilai berita dalam foto jurnalistik
- Kriteria ragam berita
- Teknik penulisan berita radio
5. Tidak kredibel
Hal yang sering terjadi dalam penyajian berita lainnya adalah berita yang disajikan tidak kredibel. Kredibilitas berita adalah hal yang paling penting bagi media berita. Jika media berita terus menerus menyajikan berita yang tidak kredibel, tidak adil, dan tidak obyektif, media berita yang bersangkutan akan ditinggalkan oleh khalayaknya.
Misalnya, berita yang disajikan oleh media berita seperti media online akan dibaca oleh jutaan pembaca. Jika berita yang disajikan adalah berita bohong atau terdapat beberapa kesalahan, media berita akan melakukan ralat secepat mungkin. Namun, pembaca kerap tidak melihat ralat yang diberikan oleh media berita. Akibatnya, media yang bersangkutan dipandang memiliki reputasi yang buruk di mata khalayak karena tidak kredibel.
6. Tidak akurat
Berita yang disajikan hendaknya didasarkan pada fakta yang ada. Karena salah satu fungsi fakta dalam berita adalah menjamin akurasi berita. Jika berita yang disajikan tidak didasarkan atas fakta-fakta yang ada di lapangan melainkan didasarkan atas asumsi, prasangka atau penafsiran pribadi si wartawan atau reporter, berita yang disajikan tidak memiliki akurasi berita sehingga tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hal ini jelas melanggar kode etik wartawan atau kode etik jurnalistik yang mengedepankan kejujuran dan kebenaran dalam menyampaikan berita kepada khalayak.
7. Berita yang disajikan merupakan hasil plagiat
Hal yang sering terjadi dalam penyajian berita lainnya adalah berita yang disajikan merupakan hasil plagiat atau mengutip berita dari sumber yang lain tanpa menyebutkan sumber aslinya. Hal ini jelas merupakan contoh penyalahgunaan kode etik dalam media informasi sekaligus menunjukkan wartawan atau reporter yang bersangkutan tidak profesional dalam menjalankan tugasnya. Karena itu, taat dan patuh terhadap kode etik jurnalistik adalah suatu keharusan bagi bagi wartawan atau reporter karena fungsi kode etik jurnalistik salah satunya adalah mencegah penyalagunaan profesi.
Demikianlah ulasan singkat tentang hal yang sering terjadi dalam penyajian berita. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang berita dan beberapa kesalahan fatal dalam penyajian berita.