Jika melihat koran atau majalah, dapat dipastikan kita akan menemukan beberapa foto didalamnya; terutama di bagian headline koran atau cover majalah. Keberadaan foto dalam surat kabar atau majalah, mampu membuat tampilan media massa tersebut tampak lebih menarik.
Selain memiliki daya tarik, foto juga memperjelas gambaran suatu kejadian, bagai mana situasi atau pun kondisi terkait hal yang diberitakan (baca juga: komunikasi visual). Sebuah foto juga dapat menggerakkan emosi pembaca. Dalam artikel kali ini, Pakar Komunikasi akan mengulas mengenai nilai berita dalam foto jurnalistik.
Foto Jurnalistik
Foto jurnalistik merupakan sebuah foto yang mengandung berita atau dapat pula dikatakan sebagai berita dalam bentuk foto.
Fotografi jurnalistik biasanya secara khusus diambil untuk menggambarkan sebuah peristiwa aktual secara akurat. Sebuah foto jurnalistik yang baik harus memiliki tema yang ingin diberitakan atau ditonjolkan, serta dapat menyampaikan tema tersebut dalam bentuk visual kepada pembacamya dengan baik (baca juga: kriteria ragam berita). Foto jurnalistik memiliki karakteristik tersendiri, yaitu: aktual (peristiwa terbaru), faktual (asli, bukan rekayasa), penting, menarik dan berhubungan dengan berita.
Sebagai berita dalam bentuk foto, sebuah foto Jurnalistik memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
- Melengkapi berita
- Menambah daya tarik berita (baca juga: konvergensi media)
- Memperkuat bukti kejadian
- Memberikan gambaran atau memperkuat ilustrasi peristiwa
- Meningkatkan kualitas berita
Menurut jenisnya (baca juga: jenis-jenis berita), foto jurnalistik dibagi dalam beberapa kategori sebagai berikut:
- Foto berita spot (Spot news photo): foto yang diambil secara insidental, misalnya foto bencana alam atau kecelakaan lalu lintas, dkk.
- Foto berita umum (general news photo): foto kejadian terencana, misalnya foto konser musik, pertandingan olahraga, dkk
- Foto sosial dan lingkungan (social and environtment photo): foto yang menggambarkan kehidupan masyarakat serta lingkungannya, misalnya foto kegiatan penduduk di sekita TPA, dkk (baca juga: macam-macam komposisi fotografi).
- Foto berita potret (people in the news photo): foto orang atau tokoh dalam berita, misalnya foto presiden sedang berpidato, dkk.
- Foto berita iptek (science and technology photo): foto yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya foto penemuan teknologi terbaru, dkk.
- Foto berita keseharian (daily life photo): foto mengenai kehidupan sehari-hari yang memiliki ketertarikan manusiawi, misalnya foto anak gelandangan di pinggir jalan, foto pemulung, dkk (baca juga: macam-macam berita).
- Foto berita seni dan budaya (art and culture photo): foto mengenai seni budaya, misalnya foto pertunjukan seni budaya, dkk.
- Foto berita olah raga (sport news): foto mengenai peristiwa olahraga, misalnya foto pertandingan tinju, bulu tangkis, dkk
- Foto essay kumpulan foto yang dirangkai membentuk cerita mengenai peristiwa tertentu, contohnya kumpulanfoto perjalanan hidup seorang tokoh, dkk (baca juga: teknik dasar fotografi).
- Foto tunggal (single photo): foto yang berdiri sendiri (hanya satu foto) untuk melengkapi suatu berita.
Nilai Berita
Nilai berita merupakan nilai yang dikandung sebuah berita, yang menjadi tolak ukur kelayakan sebuah peristiwa untuk dijadikan berita. Sebab tidak semua peristiwa layak diberitakan. Terdapat 10 nilai berita yang diungkapkan oleh Effendy, yaitu: minat diri, uang, seks, pertentangan, kemanusiaan, ketegangan, kemasyhuran, keindahan, umur, kejahatan.
Sedangkan tolak ukur kelayakan sebuah peristiwa agar dapat diangkat menjadi sebuah berita, dirangkum oleh Mangiang dalam 8 nilai berikut:
- Akibat: seberapa penting peristiwa tersebut, seberapa besar pengaruh atau akibatnya bagi kehidupan masyarakat/ bagi pembaca.
- Jarak: jarak disini dapat berupa jarak geografis maupun psikologis suatu peristiwa terhadap pembaca (baca juga: komunikasi jurnalistik).
- Prominence: berita mengenai tokoh, tempat atau benda yang populer selalu menarik perhatian pembaca.
- Drama: meski tidak terlau penting bagi publik, namun kejadian-kejadian yang bersifat dramatis mengandung daya tarik yang cukup tinggi bagi pembaca.
- Konflik: sebuah konflik selalu memiliki daya tarik bagi pembaca, walau kadang tidak terlalu penting aau bahkan menakutkan, sebuah konflik selalu menarik untuk diketahui. Konflik: sebuah konflik selalu memiliki daya tarik bagi pembaca, walau kadang tidak terlalu penting aau bahkan menakutkan, sebuah konflik selalu menarik untuk diketahui.
- Keanehan: sesuatu yang bersifat aneh atau tidak wajar juga selalu menarik perhatian, menimbulkan rasa penasaran pembaca.
- Kebaruan: peristiwa yang mengandung sesuatu yang baru, baik berupa gagasan, penemuan, ataupun perkembangan suatu peristiwa.
- Keselamatan Pribadi: sifat manusiawi pada diri manusia, membuat manusia selalu perduli pada peristiwa yang dialami manusia lainnya. Sehingga peristiwa yang mengambarkan terancamnya keselamatan manusia, seringkali bukan hanya dianggap menarik, tapi juga dianggap penting (baca juga: sistem komunikasi indonesia).
Foto Jurnalistik dan Nilai Berita yang Dikandungnya
Sebuah foto jurnalistik harus memiliki nilai berita, agar foto tersebut layak diangkat sebagai sebuah berita (baca juga: pengertian jurnalistik menurut para ahli). Berikut 13 nilai berita dalam foto jurnalistik, yang menjadi tolak ukur kelayakan sebuah foto untuk dijadikan berita:
- Proximity: Yaitu kedekatan peristiwa yang divisualisasikan dalam foto bagi pembaca, baik kedekatan secara geografis, kultural, maupun psikologis. Misalnya foto mengenai bencana alam di dalam negri akan lebih menarik rasa ingin tahu pembaca, dibanding foto kejadian di luar negri.
- Magnitude: Seberapa luas pengaruh peristiwa yang ditampilkan dalam foto bagi masyarakat. Misalnya foto kemenangan seorang atlet bulutangkis ketika mengikuti Sea Games akan lebih luas pengaruhnya dibanding foto kemenangan pemain bulutangkis antar kelas di sebuah sekolah.
- Significance: Seberapa penting arti suatu peristiwa yang ditampilkan dalam foto jurnalis bagi masyarakat. Misalnya foto mengenai kenaikan harga sembako lebih penting dibandingkan foto penyuluhan Keluarga Berencana.
- Impact (dampak): Berapa banyak manusia terkena dampak peristiwa yang ditampilkan dalam foto tersebut, seberapa besar dan seberapa lama dampak tersebut dialami pembaca (baca juga: cara menulis berita).
- Human Interest: foto yang memvisualisasikan peristiwa yang dapat menyentuh rasa kemanusiaan selalu menarik dan layak dijadikan sebagai sebuah berita. Misalnya foto mengenai penganiayaan yang dilakukan seorang majikan kepada TKI (baca juga: karakteristik media penyiaran).
- Kebaruan: peristiwa yang ditampilkan dalam foto yang mengandung sesuatu yang baru, baik berupa gagasan, penemuan, ataupun perkembangan suatu peristiwa.
- Luar biasa: foto yang mengambarkan sesuatu yang aneh, janggal, atau tidak biasa layak dijadikan sebagai foto jurnalistik.
- Konflik: foto yang menampilkan sebuah konflik memiliki daya tarik bagi pembaca, sebab konflik selalu menimbulkan rasa penasaran dan keingintahuan pembaca.
- Drama: meski tidak terlau penting bagi publik, namun foto yang memvisualisasikan kejadian-kejadian yang bersifat dramatis mengandung daya tarik yang cukup tinggi bagi pembaca.
- Keselamatan Pribadi: foto peristiwa yang mengambarkan terancamnya keselamatan manusia, seringkali bukan hanya dianggap menarik, tapi juga dianggap penting oleh pembaca.
- Kejelasan: foto jurnalistik harus dapat memvisualisasikan suatu kejadian dengan jelas, sehingga tidak menimbulkan makna ambigu bagi pembaca.
- Objektif: sebuah foto jurnalistik yang baik diambil berdasarkan fakta yang ada, bukan hasil rekayasa dan tidak memihak.
- Aktual: sebuah foto jurnalistik harus menggambarkan kejadian atau peristiwa terbaru, sehingga tidak bersifat basi.
Demikian artikel mengenai nilai berita dalam foto jurnalistik ini, semoga bermanfaaat!