12 Faktor Penghambat Komunikasi Pada Lansia

Komunikasi pada lansia memang membutuhkan beberapa kemampuan dan kesabaran yang lebih dibandingkan jika melakukan komunikasi pada personal yang masih dalam usia produktif.

Banyak hambatan-hambatan komunikasi yang terjadi dalam melakukan komunikasi pada lansia. Untuk lebih memahaminya, berikut kami jabarkan beberapa faktor penghambat komunikasi pada lansia:

1. Mendominasi pembicaraan

Karakter lansia yang terkadang merasa lebih tua dan mengerti banyak hal menimbulkan perasaan bahwa ia mengetahui segalanya. Kondisi seperti ini akan menyebabkan seorang lansia jadi lebih mendominasi pembicaraan atau komunikasi. Selanjutnya adalah ia tidak akan merasa senang jika lawan bicaranya memotong pembicaraan yang sedang ia lakukan. Hal ini akan sangat menyulitkan pembicaraan yang terjadi.

2. Mempertahankan hak dengan menyerang

Kebanyakan lansia memang bersifat agresif. Beberapa dari mereka berusaha untuk mempertahankan haknya dengan menyerang lawan bicaranya.

Komunikasi yang efektif tentunya tidak akan tercapai jika lansia berada dalam kondisi yang seperti ini. Bahkan meskipun lawan bicara sudah berusaha keras untuk memberikan pemahaman bahwa ia mendapatkan haknya, namun lansia terkadang tetap merasa tidak aman sehingga terus melakukan penyerangan pada lawan bicaranya.

Baca juga:

3. Cuek

Cuek oleh lansia ditandai dengan sikap menarik diri saat akan diajak berbicara atau berkomunikasi. Sikap seperti ini biasanya diikuti dengan perasaan menyepelekan orang lain.

Banyak para lansia yang merasa bahwa komunikasi dengan orang yang lebih muda dibandingkan dengan dirinya adalah satu kegiatan yang sia-sia dan tidak bermanfaat sehingga ia akan dengan mudah menarik diri dari pembicaraan.

4. Kondisi fisik

Para lansia yang akan diajak berkomunikasi tentunya memiliki keterbatasan fisik yang membuatnya menjadi kesulitan dalam berkomunikasi.

Banyak masalah yang timbul akibat kondisi fisik yang tidak baik pada lansia. Misalnya saja jika ia memiliki masalah pada pendengaran, tentunya akan menjadi masalah juga dalam komunikasi. Lansia tersebut akan membutuhkan alat bantu dengar agar ia dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar.

Jika ia tidak menggunakan alat bantu dengar, maka lawan bicaranya harus menggunakan suara keras untuk bisa berbicara dengan lansia tersebut.

Sayangnya hal seperti ini sering disalahartikan oleh lansia sebagai bentuk penghinaan dengan membentak. Disinilah berbagai masalah baru muncul, maka dari itu sangat dibutuhkan pengertian dan pemahaman yang baik oleh lawan bicara terhadap kondisi lansia agar komunikasi yang efektif dapat berjalan dengan baik dan lancar.

5. Stress

Hal lain yang menjadi hambatan dalam komunikasi dengan lansia adalah depresi atau tingkat stres yang dialami oleh lansia.

Lansia sangat mudah diserang oleh stres, baik akibat kondisi fisik yang ia alami, maupun faktor lainnya.

Jika seorang lansia sudah menderita stres, maka ia akan selalu mudah marah dan tidak mau mendengar apapun yang dikatakan oleh orang lain. Kondisi ini hanya bisa diperbaiki jika sumber dari beban pikirannya telah diatasi.

6. Mempermalukan orang lain di depan umum

Faktor penghambat komunikasi dengan lansia yang satu ini merupakan salah satu hal yang banyak dihadapi oleh orang yang berkomunikasi dengan lansia. Lansia yang selalu merasa benar dan tahu segalanya biasanya juga akan mempermalukan orang lain di depan umum.

Hal ini sering dilakukan untuk menutupi kekurangan yang terdapat dalam diri mereka sendiri. Jika sudah terjadi, maka biasanya komunikasi akan langsung berhenti dan tidak lagi dilanjutkan karena lawan bicara sudah merasa tidak nyaman. Meskipun begitu, kebanyakan lansia menyadari perbuatan mereka ini dan tidak merasa melakukan kesalahan dalam komunikasi yang dilakukan.

Baca juga:

7. Tertidur

Beberapa lansia mengalami masalah dengan sistem saraf mereka sehingga banyak dari mereka yang mungkin akan tertidur ketika diajak berbicara.

Kelelahan yang amat sangat akan membuat mereka yang tadinya begitu bersemangat dalam berbicara, tiba-tiba tertidur dan tidak mengetahui apapun ketika bangun. Hal ini lebih banyak terjadi pada lansia yang memiliki riwayat penyakit demensia atau Alzheimer. Lansia dengan riwayat penyakit tersebut biasanya lebih mudah tertidur, bahkan ketika sedang makan sekalipun.

8. Lupa

Lupa adalah salah satu ciri dari seorang lansia. Kebanyakan lansia akan berkali-kali menanyakan hal yang sama meskipun sudah dijawab berulang kali.

Jika lawan bicaranya tidak sabar, maka komunikasi yang terjadi pun menjadi tidak lancar. Menjadi sebuah kewajaran dimana lansia menjadi sangat pelupa, sehingga sangat dibutuhkan pengertian dan kesabaran dari lawan bicara dalam menghadapi lansia.

9. Gangguan penglihatan

Komunikasi pada lansia juga sering terkendala akibat adanya gangguan penglihatan pada lansia. Gangguan penglihatan yang terjadi bisa berupa rabun jauh, dekat, atau bahkan sulit melihat.

Beberapa bahasa yang menggunakan bahasa tubuh mungkin tidak akan terlalu dimengerti jika lansia dalam kondisi seperti ini, maka dari itu diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai kondisi lansia yang diajak berkomunikasi sehingga lawan bicara mengerti apa yang dibutuhkan lansia agar komunikasi berjalan lancar.

Gangguan penglihatan yang dialami lansia dapat diatasi dengan memberikan kacamata yang sesuai dengan kondisi matanya. Dengan bantuan alat, maka lansia akan lebih memahami bahasa tubuh atau komunikasi non verbal yang digunakan oleh lawan bicaranya.

10. Lebih banyak diam

Lansia yang diajak melakukan komunikasi namun lebih banyak diam biasanya merupakan jenis lansia yang pasif. Lansia dengan kondisi seperti ini akan menyerahkan setiap topik dan keputusan dalam sebuah komunikasi pada lawan bicaranya.

Mereka juga akan sulit untuk dimintai pendapat karena lebih banyak mengiyakan dan mengikuti apa yang dipikirkan oleh lawan bicara.

Baca juga;

11. Cerewet

Bagi kebanyakan orang, lansia adalah pribadi yang cerewet yang dihindari untuk diajak bicara. Beberapa lansia memang terkesan sangat cerewet.

Hal ini tidak terlepas dari pemikiran mereka untuk selalu menasehati orang yang lebih muda. Keinginan untuk selalu berbicara juga tidak terlepas dari rasa kesepian dan kebosanan yang mereka rasakan.

Salah satu cara mengatasi sifat cerewet yang banyak dihindari lawan bicara ini adalah dengan berusaha menjadi pendengar yang baik. Dengan melihat sikap lawan bicaranya yang menghargai apa yang ia katakan, maka ia pun akan ikut memberikan kesempatan pada lawan bicaranya untuk berbicara.

12. Mudah marah

Lansia identik dengan berbagai macam penyakit dan komplikasi. Rasa sakit yang dirasakan tentu saja akan membuatnya tidak nyaman dan menjadi mudah marah, bahkan meskipun tidak ada penyebabnya.

Rasa mudah marah ini membuat banyak orang menjadi malas untuk melakukan cara berkomunikasi dengan baik dengan lansia karena akan selalu disalahkan atas segala sesuatu yang ada.

Itulah 12 faktor penghambat komunikasi pada lansia. Berkomunikasi dengan lansia memang membutuhkan kesabaran dan pengertian yang luar biasa, namun akan menjadi komunikasi yang menyenangkan jika berjalan dengan baik. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.