Etika dan Komponen Kewargaan Digital

Dunia maya memang tidak asing lagi di era globalisasi yang selalu memanfaatkan teknologi canggih. Komunikasi yang menjadi elemen utama dalam proses interaksi ini menjadi mudah dilakukan dengan bantuan teknologi informasi.

Dunia maya yang memanfaatkan teknologi berupa jaringan internet atau daring ini berfungsi untuk mencakup seluruh kalangan masyarakat tanpa batasan jarak dan tempat.

Misalnya, ketika seorang anak yang pergi merantau ke Jakarta dan ingin berkomunikasi dengan keluarganya di Medan akan menggunakan smartphone sebagai alat komunikasinya. (Baca juga: Konsep Dasar Komunikasi Digital)

Apalagi saat ini smartphone memiliki fitur yang canggih seperti video call yang dapat membuat pelaku komunikasi bertatapan muka secara virtual melalui jaringan internet. Komunikasi yang semakin canggih ini menggunakan teknologi berbasis digital dimana semua data yang akan dikirim dan diterima bersifat digital pula. Prosesnya menggunakan sinyal transmisi digital yang biasanya diubah dari bentuk sinyal analog menjadi digital dengan proses digitalisasi. (Baca juga: Etika Komunikasi Digital)

Apa yang akan dibahas pada artikel ini? Jika bidang jurnalistik memiliki istilah warganet maka dunia komunikasi memiliki istilah yang mungkin asing di telinga para pembaca, yaitu warga digital. Apa yang dimaskud dengan warga digital?

Warga digital adalah orang yang sadar akan pentingnya teknologi dalam kehidupan yang semakin modern ini. Ia tahu betul bagaimana cara memanfaatkan teknologi menjadi hal yang positif atau cerdas dalam memanfaatkan teknologi. (Baca juga: Peran Media Sosial dalam Komunikasi Digital)

Artikel kali ini akan membahas tentang etika kewargaan digital. Sebelum memasuki topik utama sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa arti dari etika kewargaan digital.

Etika kewargaan digital adalah suatu konsep norma perilaku yang tepat dan bertanggungjawab terkait dengan cara menggunakan teknologi. Lalu seberapa pentingkah etika kewargaan digital di era teknologi modern ini? Etika kewargaan digital ini sangat penting untuk memberikan keamanan terhadap sesama pengguna teknologi. (Baca juga: Internet sebagai Media Komunikasi)

Adapun etika kewargaan digital yang perlu diperhatikan untuk pengguna teknologi digital seperti menggunakan bahasa dan penulisan kata yang baik pada saat mempublikasikan di media sosial agar tidak menyinggung pihak lain, memberikan informasi yang sesuai dengan fakta bukan bersifat hoax, tidak memuat konten yang mengandung SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), dan tindakan lainnya yang berdampak negatif. (Baca juga: Komunikasi Online)

Baca juga:

Etika kewargaan digital ini berkaitan dengan komponen-komponen dari kewargaan digital. Komponen kewargaan digital terbagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari beberapa sub bagian. Apa saja komponen-komponennya adalah sebagai berikut:

{AdSense-B]

  1. Lingkungan belajar

Lingkungan belajar termasuk juga sebagai komponen akademis, yaitu para akademis dituntut untuk dapat memanfaatkan teknologi digital dengan sebaik-baiknya seperti mencari informasi, menyimpan data, mencari literatur, dan lain sebagainya. Lingkungan belajar memiliki tiga sub bagian yang terdiri atas:

  • Akses digital, yaitu setiap orang memiliki hak untuk mengakses informasi melalui teknologi, tetapi tidak semua orang dapat memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya.
  • Komunikasi digital, yaitu setiap orang berhak mengetahui bentuk-bentuk komunikasi serta mampu mengetahu sisi positif dan sisi negatifnya.
  • Literasi digital, yaitu teknologi yang digunakan dalam proses belajar ini dapat dimanfaatkan dengan baik. (Baca juga: Penerapan Komunikasi Daring)
  1. Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah terdiri atas tiga sub bagian, yaitu:

  • Hak digital, yaitu setiap warga digital memiliki hak berbicara dengan bebas, privasi, dan mengaspirasikan suaranya. Kewajiban warga digital adalah memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya dan mengikuti peraturan yang berlaku.
  • Etiket digital, yaitu etiket yang dibuat untuk kenyamanan dan keamanan warga digital.
  • Keamanan digital bertujuan untuk menjaga keamanan data dan informasi warga digital dalam dunia maya. (Baca juga: Jenis-jenis Komunikasi Daring)
  1. Kehidupan di luar lingkungan sekolah

Kehidupan di luar lingkungan sekolah terbagi menjadi tiga sub bagian yang terdiri atas:

  • Hukum digital

Hukum digital yang berlandaskan dengan etiket digital yang berlaku di masyarakat. Tujuannya adalah agar warga digital menyadari hal-hal apa saja yang termasuk ke dalam pelanggaran dalam dunia maya seperti meretas data atau informasi, mencuri identitas pribadi orang lain, plagiarism, dan beberapa hal lainnya.

Adapun hukum siber yang ada di negara kita meliputi aspek merek dagang, privasi, pencermaran nama baik, yuridiksi dalam ruang siber, dan hal cipta.

  • Transaksi digital

Biasa digunakan oleh online shop yang kurang lebih sudah mengetahui sisi positif dan negatifnya bertransaksi di dunia maya. Warga digital yang pintar memanfaatkan teknologi ini harus pintar juga ketika bertransaksi di dunia maya. Lebih banyak sisi negatif dalam transaksi digital karena pelaku transaksi tidak bertemu secara langsung, kecuali Cash On Delivery (COD) yang dapat mengurangi tingkat penipuan dunia siber.

  • Kesehatan digital

Keadaan yang ada pada warga digital setelah menggunakan teknologi dunia siber. Kecanggihan teknologi ini tidak hanya memberikan manfaat yang positif kepada warga digital tetapi juga berdampak negatif terhadap kesehatan warga digital. Warga digital akan merasakan kesehatan mulai menurun mulai dari kesehatan fisik maupun mental. (Baca juga: Jenis-jenis Komunikasi Daring Berdasarkan Metode Penyampaiannya)

Demikian penjelasan terkait beberapa etika dan komponen kewargaan digital yang menarik untuk menambah pengetahuan anda.