Dasar Komunikasi

30 Cara Berkomunikasi dengan Baik yang Efektif

Dapat melakukan komunikasi yang efektif dengan orang lain sangatlah penting bagi sisi psikologis kita. Melalui komunikasi, kita dapat mengirim apa yang kita butuhkan dan rasakan kepada orang lain.  Selain itu, kita juga dapat memberikan respon atau tanggapan dan menghormati apa yang dibutuhkan oleh orang lain. Komunikasi dapat membantu kita mengembangkan dan membina  hubungan dengan keluarga, teman, serta pasangan hidup.

Dalam kenyataannya, dukungan sosial adalah salah satu faktor terpenting yang dapat melindungi kita dari berbaai emosi yang tidak menyenangkan seperti kecemasan dan depresi. Ketika kita dapat berkomunikasi dengan orang yang dapat kita percaya, memungkinkan kita untuk mengekspresikan apa yang kita rasakan hingga kita mendapatkan dukungan melalui umpan balik yang diberikan.

Karena itu, memiliki kemampuan berkomunikasi adalah keterampilan terpenting dalam kehidupan sosial kita. Walapun kita telah merasa sebagai komunikator yang baik, selalu ada kesempatan dan peluang untuk memperkaya keterampilan berkomunikasi. Apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini. Setiap individu yang merupakan komunikator yang baik tentu sangat mudah untuk mengembangkan empati dan kepercayaan dengan orang lain. Mereka mengadaptasi gaya komunikasi mereka agar sesuai dengan khalayak dan situasi dimana ia berada.

Komunikasi adalah proses dua arah yang sangat kompleks. Proses komunikasi efektif melibatkan berbagai unsur komunikasi atau elemen-elemen komunikasi atau komponen-komponen komunikasi dan melalui tahap-tahap komunikasi sebelum kesamaan pemahaman dicapai. Selain itu, hambatan-hambatan komunikasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi juga berperan besar dan efektivitas komunikasi.

Komunikasi dapat terjadi secara verbal maupun nonverbal seperti kata-kata, simbol-simbol, gambar-gambar, grafik, suara, nada suara, ekspresi wajah, pakaian, dan bahasa tubuh. Sebagian besar komunikasi adalah kombinasi dari komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Kita juga harus memahami berbagai perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal. Karena, dengan memahami perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal dapat membantu kita menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal secara efektif agar kita dapat memperbaiki cara berkomunikasi dengan baik dan mencapai keluaran terbaik dari berbagai situasi.

Bagaimana cara berkomunikasi dengan baik itu ? Berikut adalah ulasannya.

  1. Memberikan perhatian penuh kepada lawan bicara.

Jika pendengar kita merupakan salah satu skala prioritas, maka ada baiknya kita berusaha untuk meluangkan waktu untuk berbicara.  Kita beri perhatian penuh terhadap lawan bicara. Sedapat mungkin kita menghindari perhatian kita terpecah karena kita memikirkan hal yang lain.

  1. Mengakui pikiran, gagasan, atau perasaan orang lain terlebih dahulu.

Maksudnya adalah perlihatkan kesiapan kita untuk mendengarkan dengan menyadari dan mendengar pikiran, gagasan, dan perasaan orang lain. Pemberian komentar mengindikasikan bahwa kita menyadari validitas perasaan orang lain.

  1. Berbicaralah dengan cara yang dapat diterima oleh orang lain.

Ketika kita berhadapan dengan orang yang baru kita kenal, maka kita harus bisa berbicara dengan menggunakan kata-kata, nada suara, dan infleksi yang tepat. Meskipun begitu, potensi tidak diterimanya pesan dengan baik oleh orang yang kita tuju juga sangat besar. Jika kita melihat reaksi yang tidak sesuai, maka kita bisa dengan segera mengidentifikasi sumber kesalahpahaman dan menyatakan kembali pesan yang ingin kita sampaikan dengan cara yang dapat diterima oleh orang yang bersangkutan.

  1. Berbicara dengan pelan.

Ketika kita berinteraksi dengan orang lain maka kita harus berbicara dengan pelan, tidak perlu keras-keras, dan tidak terburu-buru. Hal ini agar orang lain mengerti dan memahami apa yang menjadi maksud dan tujuan kita berkomunikasi.

  1. Mengutarakan apa yang kita maksudkan dalam kata-kata yang berbeda.

Sebuah komponen terpenting dan terkuat dari mendengarkan secara aktif adalah refleksi atau dikenal sebagai parafrase. Parafrase membiarkan orang lain mengetahui bahwa kita berusaha untuk mengerti atau memahami. Parafrase juga mengklarifikasi komunikasi dan memperlambat proses percakapan. Cara melakukan parafrase adalah dengan mengulangi apa yang dikatakan oleh orang lain dengan menggunakan kata-kata sendiri tanpa memberikan penambahan apapun.

  1. Memberikan pertanyaan terbuka.

Pertanyaan dapat diberikan ketika kita memerlukan pertolongan saat merasa tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan. Kita dapat melakukannya melalui uji penafsiran tentang apa yang dikatakan oleh orang lain. Caranya adalah dengan memberikan pertanyaan terbuka yang relevan dan biasanya dimulai dengan “apa”, “bagaimana”, “tolong jelaskan”, atau “gambarkan”.

  1. Menyusun intisari dan melakukan klarifikasi.

Kita mengumpulkan semua hal yang telah kita dengar dan memastikan bahwa kita memahami apa yang dimaksud oleh orang lain. Hal ini menghindari kita dari persepsi  selektif. Ketika kita melakukan persepsi secara selektif, maka kita telah mengharapkan orang lain untuk bereaksi dalam cara tertentu seperti berdasarkan pengalaman masa lalu, atau berdasarkan cara kita bereaksi. Kemudian kita memberikan respon terhadap reaksi yang sebelumnya telah ditentukan bukan yang sebenarnya. Hal ini tidak membantu dan komunikasi yang terjadi adalah komunikasi yang tidak jelas. Menjadi jelas dapat membantu orang lain mengklarifikasi berbagai pilihan yang mungkin.

  1. Memberikan pendapat.

Hal ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan apakah orang yang bersangkutan memiliki keinginan untuk mendengar pendapat kita atau tidak. Jika orang yang bersangkutan tidak menginginkannya, maka kita jangan memberikan pendapat.

  1. Memberikan perhatian kepada berbagai petunjuk yang dibutuhkan untuk menjelaskan apa yang menjadi maksud kita.

Ketika berinteraksi dengan orang lain, maka kita akan menerima berbagai pertanyaan yang kerapkali menstimulasi pemikiran hingga kita melihat perbedaan apa yang menjadi tujuan kita dengan persepsi orang lain. Untuk itu, kita harus fokus dengan berbagai petunjuk yang dibutuhkan guna mendukung penjelasan yang kita sampaikan.

  1. Melakukan koreksi dengan segera ketika melakukan kesalahan dalam berbicara.

Terkadang, kita membuat pernyataan yang membuat kita menyadari dengan segera bahwa terdapat kesalahan dalam pemikiran kita. Yang harus kita lakukan adalah jangan mengingkari kesalahan yang telah kita buat namun segera mengakui dan memperbaiki kesalahan sesegera mungkin.

  1. Berhenti sejenak dan mendengarkan orang lain.

Ketika kita berada dalam diskusi atau bertukar pendapat dengan orang lain, seringkali kita mengalami kesulitan untuk hanya mendengarkan pendapat orang lain. Seringkali kita merasa takut pendapat kita  tidak akan didengar dan untuk menutupinya kita akan terus tetap berbicara dan memaksa orang lain untuk mendengarkan. Perilaku seperti ini bukanlah perilaku yang baik jika merujuk pada etika komunikasi secara umum.  Begitu pula dalam etika komunikasi organisasietika komunikasi bisnis, etika komunikasi antar pribadi, dan etika public relations, perilaku seperti ini harus dihindari karena membuat orang lain tidak mau mendengarkan apa yang menjadi pemikiran kita.

  1. Paksakan diri kita sendiri untuk mau mendengar apa yang dikatakan orang lain.

Ketika kita dapat berhenti sejenak namun pemikiran kita masih terus berjalan, maka hal tersebut dapat membuat kita tidak mampu mendengar apa yang dikatakan oleh orang lain. Untuk itu, hal yang dapat kita lakukan adalah memaksakan diri kita sendiri untuk benar-benar mendengar apa yang dikatakan oleh orang lain. Teknik yang biasa digunakan dalam komunikasi terapeutik dalam keperawatan ini hendaknya tidak dilakukan dalam setiap saat karena hal itu dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman.

  1. Bersikap sabar ketika mendengarkan orang lain.

Kita harus sabar mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang lain. Caranya adalah dengan menghindari melakukan prediksi terhadap apa yang akan dikatakan oleh orang lain dan tetap fokus pada apa yang sedang dikatakan oleh orang lain. Melakukan prediksi dapat mengarahkan kita pada kesalahan dalam memberikan respon. Hal ini dapat menimbulkan keslahapahaman yang tidak perlu.

  1. Melakukan konfirmasi atas apa yang kita pahami.

Ketika kita berinteraksi dengan orang lain untuk pertama kalinya, kemungkinan untuk terjadinya kegagalan komunikasi sangat besar. Jika kita tidak yakin tentang apa yang akan terjadi selanjutnya, memberikan pertanyaan adalah jalan terbaik. Jika kita merasa yakin dengan apa yang kita pikirkan, maka tidak ada salahnya kita menyatakan kembali apa yang kita pikirkan untuk mengkonfirmasi pemahaman bersama. Terkait dengan hal ini, dalam teori pengurangan ketidakpastian telah dijelaskan bahwa kita cenderung menggunakan komunikasi untuk meminimalisir perasaan ragu-ragu ketika berinteraksi dengan orang lain. Pun dalam teori disonansi kognitif yang menjelaskan kecenderungan kita untuk mengurangi disonansi atau ketidaknyaman dalam situasi tertentu.

  1. Mengingat percakapan sebelumnya.

Mengingat dan memanggil kembali berbagai informasi yang kita simpan sebelumnya adalah salah satu elemen penting dalam komunikasi intrapersonal. Ketika berkomunikasi, ada baiknya kita tetap mengingat apa yang telah kita komunikasikan sebelumnya. Agar komunikasi yang terjalin dapat berjalan berkesinambungan. Semakin banyak yang dapat kita ingat tentang isi percakapan sebelumnya, maka kita akan dapat berkomunikasi secara lebih baik dan percakapan selanjutnya.

  1. Bersikap terbuka dan jujur dengan orang lain.

Tidak semua orang bisa bersikap terbuka kepada orang lain. Beberapa orang bahkan tidak dapat mengenali diri mereka sendiri, tidak mengerti apa yang ia butuhkan dan inginkan. Namun, ketika kita berada dalam suatu hubungan, maka bersikap terbuka adalah hal yang sangat penting. Bersikap terbuka artinya adalah kita dapat membicarakan banyak hal yang tidak dapat kita bicarakan sebelumnya dengan orang lain dalam hidup kita. Bersikap terbuka juga berarti kita bersikap jujur kepada orang lain. Bersikap terbuka juga memiliki arti adanya kesempatan untuk kita mengalami rasa sakit hati atau kekecewaan. Hal ini dikupas lebih mendalam dalam teori komunikasi kelompok,  teori-teori komunikasi antar pribadi atau teori komunikasi interpersonal seperti teori penetrasi sosial.

  1. Mengekspresikan diri sendiri ketika bersikap terbuka dengan orang lain.

Ketika kita bersikap terbuka dan jujur dengan orang lain maka kita juga terbuka pada berbagai cara berkomunikasi yang berbeda dan mengetahui bahwa orang lain juga membutuhkan keterbukaan yang sama. Bersikap terbuka dengan orang lain dapat memudahkan kita dalam mengekspresikan apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan kepada orang lain.

  1. Menaruh perhatian kepada berbagai petunjuk nonverbal.

Sebagian besar komunikasi yang kita lakukan dengan orang lain bukanlah apa yang kita katakan namun bagaimana kita mengatakannya. Komunikasi nonverbal meliputi bahasa tubuh, nada suara, kontak mata, dan seberapa jauh jarak ketika kita berkomunikasi dengan orang lain. Belajar cara berkomunikasi dengan baik berarti kita belajar bagaimana membaca berbagai petunjuk seperti kita mendengar apa yang dikatakan oleh orang lain.

Perlu diperhatikan juga bahwa ketika kita memperhatikan berbagai petunjuk nonverbal yang disampaikan oleh orang lain, kita juga jangan melupakan berbagai petunjuk nonverbal yang kita berikan untuk orang lain. Ketika berkomunikasi dengan orang lain, kita juga harus membuat dan mengelola kontak mata, menjaga posisi tubuh tetap netral, menjaga nada suara, dan duduk di depan atau di hadapan orang tersebut ketika berbicara dengan mereka.

  1. Menilai pengetahuan lawan bicara.

Daripada kita bersikap merendahkan atau mengagungkan latar belakang seseorang dalam topic tertentu, ada baiknya kita menanyakan apa yang ia ketahui tentang topik yang sedang dibicarakan. Namun perlu diingat bahwa kurangnya pengetahuan seseorang di bidang yang benar-benar kita kuasai tidak berarti bahwa mereka kurang informasi atau berpendidikan rendah. Lebih baik dilakukan pengecekan untuk memahaminya selama percapakapan dan membuat penyesuaian yang diperlukan.

  1. Tetap fokus pada pokok permasalahan.

Terkadang, suatu diskusi berkembang menjadi debat atau perang opini. Untuk menghadapi situasi seperti ini, maka ada baiknya masing-masing orang yang terlibat dalam diskusi atau debat tetap memberikan rasa hormat satu sama lain dan tetap fokus pada pokok permasalahan. Jika salah satu pihak tidak berusaha untuk mencoba mengendalikan eskalasi debat, maka debat akan menjadi semakin besar. Untuk itu, masing-masing pihak perlu mengendalikannya salah satunya dengan keluar dari situasi debat.

Namun, ketika meninggalkan situasi debat, kita harus melakukannya dengan cara-cara yang terhormat. Misalnya dengan berkata, “Kita telah menjalani hari yang sangat melelahkan dan apa yang kita diskusikan saat ini tidak menemukan hasil yang positif. Ada baiknya kita pulang ke rumah masing-masing untuk istirahat dan membicarakannya kembali besok pagi.”

  1. Menunjukkan rasa hormat terhadap nilai-nilai yang dimiliki lawan bicara.

Melakukan beberapa penelitian dasar dengan cara melihat kembali pernyataan atau tujuan individu atau organisasi dan lain-lain untuk memperoleh perspektif orang yang bersangkutan tentang dunia. Kita harus bisa memastikan bahwa berbagai gagasan yang kita miliki sesuai dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh orang lain.

  1. Menggunakan referensi yang dikenal.

Maksudnya adalah mempelajari tentang latar belakang professional, hobi, gaya hidup, keluarga, dan lain-lain dari lawan bicara. Caranya adalah dengan menggunakan metafora dan bercerita yang menghubungkan berbagai konsep dengan pengalaman hidup mereka.

  1. Berusaha untuk mengendalikan emosi ketika membicarakan sesuatu hal yang sangat penting.

Tidak seorangpun dapat berbicara tentang hal-hal yang penting atau hal-hal besar jika mereka merasa rentan secara emosi dan marah. Rasa marah dapat menyuguhkan informasi dan merangsang energi yang dapat digunakan secara positif. Adalah penting untuk memahami emosi orang lain seperti rasa sakit, frustrasi, kehilangan, dan lain-lain. Ketika membicarakan topik tertentu yang mungkin dapat memancing emosi, maka kita harus berhati-hati dangan penggunaan bahasa, kalimat, serta kata-kata yang kita gunakan.

  1. Memahami kemarahan atau emosi sendiri dan bagaimana mereka berdampak pada respon yang kita berikan.

Ketika kita dikuasasi oleh emosi, maka pola pikir kita pun agak terganggu. Kita menjadi tidak terkontrol dalam mengeluarkan kata-kata dan pendapat kita. Bahkan berdampak pula terhadap perilaku kita. Sebaiknya kita dapat menghidari hal-hal yang tidak kita inginkan sehingga kita dapat berpikir tenang dan memberikan respon yang baik dan dapat diterima oleh orang lain tanpa menimbulkan hal-hal yang dapat merusak hubungan antar manusia atau bahkan hubungan sosial.

  1. Mengakui pemikiran, gagasan, atau perasaan orang lain.

Ketika kita menunjukkan minat kita, orang yang sedang marah cenderung untuk mulai tenang. Ketika situasi mulai kondusif, maka komunikasi dapat kita lanjutkan.  Kita bisa mulai dengan mengakui dan menghormati pemikiran, gagasan, atau perasaan orang lain. Kemudian kita sampaikan maksud kita tanpa menyinggung perasaan orang lain.

  1. Mengungkapkan kembali apa yang kita dengar dari apa yang dikatakan oleh orang lain.

Orang yang sedang marah tidak akan mudah menerima respon yang kita berikan hingga pemikiran, gagasan atau perasaannya tidak dapat dikomunikasikan dan dipahami dengan baik. Ada baiknya kita mencoba untuk membuatnya tenang, menarik nafas, agar ia dapat mengkomunikasikan kembali pemikiran, gagasan atau perasaannya dengan baik. Setelah semua terkendali, kemudian kita coba untuk mengungkapkan kembali apa yang telah kita dengar dari orang lain dan sekaligus bisa memberikan respon secara elegan. Dengan demikian, apa yang menjadi maksud kita dapat tersampaikan dengan baik.

  1. Bersiap untuk mengalah.

Dalam hubungan dengan kedekatan yang erat seperti pasangan hidup, tentunya kita sering terus berdebat dalam suatu diskusi karena kita ingin menjadi yang paling benar. Sejatinya kita memang sering dihadapkan pada situasi seperti ini dimana salah satu pihak berupaya untuk mempengaruhi pemikiran pihak lain bahwa pihaknyalah yang benar namun pihak lain tidak ingin mundur alias sama-sama keras kepala. Ketika dihadapkan pada situasi seperti ini, jalan terbaik adalah kedua belah pihak harus sama-sama mengalah.

Dengan melakukan hal ini bukan berarti kita menyerah kalah dengan berkompromi dan tidak bersikeras dengan apa yang dianggap benar. Hal ini adalah sesuatu yang hanya dapat kita putuskan sendiri, apakah ingin berada dalam hubungan yang sehat dan saling menghormati satu sama lain atau sebaliknya. Jika kita hanya mementingkan apa yang kita anggap benar dan mengesampingkan kebahagiaan orang lain maka kita bukanlah mitra yang baik.

  1. Mengembangkan selera humor dan bermain.

Kita tidak perlu menjadi lucu sekedar untuk menggunakan humor dalam sebuah percakapan. Yang perlu kita lakukan hanya menggunakan selera humor yang kita miliki dan mencoba untuk memasukkannya lebih banyak ke dalam percakapan atau komunikasi dengan orang lain. Humor membantu mencerahkan hati dan pikiran. Humor juga dapat membantu menempatkan hal-hal kedalam sebuah perspektif atau sudut pandang yang lebih baik dibandingkan metode lain. Bermain tidak hanya monopoli anak-anak. Orang dewasa juga butuh bermain sekedar untuk melepaskan diri dari penatnya  kehidupan dan lain-lain.

  1. Menanyakan umpan balik.

Komunikasi adalah tentang keterhubungan dengan orang lain hingga sangat dimungkinkan kita dapat melakukan kesalahan. Memikirkan tentang berapa banyak orang berbicara tentang diri mereka sendiri dan bukan tentang orang yang mereka ajak bicara.

  1. Komunikasi itu lebih dari sekedar berbicara.

Dalam konteks komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi, untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan lebih efektif dalam hubungan yang kita jalani, kita tidak perlu harus selalu berbicara. Kita juga dapat berkomunikasi melalui berbagai macam cara seperti melalui tindakan dan secara elektronik seperti melalui media sosial. Hal ini juga berlaku dalam konteks komunikasi dan bidang komunikasi lainnya misalnya komunikasi organisasi, komunikasi bisnis, dan komunikasi antar budaya.  Hendaknya kita tetap berhubungan sepanjang hari melalui surat elektronik atau media lainnya karena hal ini mengingatkan kita akan pentingnya orang tersebut dan bagaimana pentingnya mereka bagi kehidupan kita.

Manfaat Mempelajari Cara Berkomunikasi Dengan Baik

Mempelajari cara berkomunikasi dengan baik dapat memberikan berbagai manfaat diantaranya adalah kita memahami dan menerapkan keterampilan berkomunikasi secara umum yang tidak terlepas dari etika komunikasi. Dengan mempelajari cara berkomunikasi dengan baik dapat menuntun kita dalam mencapai komunikasi yang efektif.

Demikianlah ulasan singkat tentang cara berkomunikasi dengan baik. Semoga dapat memberikan wawasam dan pengetahuan tentang cara berkomunikasi yang baik dan menerapkan dalam berbagai bidang kehidupan.

Recent Posts

Stonewalling: Pengertian dan Dampaknya

Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…

4 years ago

Komunikasi Pemasaran Terpadu – Pengertian, Tujuan, Strategi, Proses

Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…

4 years ago

6 Strategi Komunikasi Efektif Saat Pandemi

Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…

4 years ago

8 Tips Komunikasi Efektif Di Media Sosial

Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…

4 years ago

9 Teknik Digital Marketing Paling Efektif

Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…

4 years ago

5 Contoh Komunikasi Terapeutik Pada Lansia

Komunikasi  Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…

4 years ago