Sebagai sebuah proses, komunikasi terjadi dalam berbagai konteks komunikasi yaitu komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Komunikasi juga mencakup berbagai bidang kehidupan yang kita jalani. Cakupan bidang komunikasi meliputi manajemen komunikasi, komunikasi politik, komunikasi pendidikan, komunikasi sosial, komunikasi organisasi, komunikasi bisnis, komunikasi pemasaran, komunikasi pembangunan, komunikasi terapeutik dalam keperawatan, dan lain-lain.
Apapun konteks dan bidangnya, komunikasi adalah sebuah proses yang meliputi pengiriman dan penerimaan pesan serta pemahaman terhadap pesan yang disampaikan. Dalam komunikasi terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan oleh pengirim pesan dan penerima pesan yaitu mendengarkan, berbicara, dan melakukan pengamatan. Jika kita telah memahami dengan baik apa dan bagaimana proses komunikasi berlangsung maka tahapan berikutnya adalah kita mulai dapat melakukan evaluasi terhadap komunikasi yang telah kita lakukan.
Umumnya, evaluasi dilakukan terhadap berbagai unsur atau elemen atau komponen yang mendukung berlangsungnya proses komunikasi. Komponen-komponen komunikasi yang dimaksud adalah source, message, encoding, channel, decoding, receiver, feedback, context, noise, dan effect (Baca juga : Pengantar Ilmu Komunikasi – Psikologi Komunikasi).
Sebelum kita mempelajari lebih lanjut mengenai komponen-komponen komunikasi, ada baiknya kita segarkan kembali ingatan kita tentang apa itu komunikasi.
Pengertian Komunikasi
Menurut asal kata, istilah komunikasi berakar dari kata Latin yaitu communicare atau communis yang berarti “untuk membuat sama” atau “untuk berbagi”. Dengan demikian, komunikasi didefinisikan sebagai sebuah proses pengiriman pesan untuk mencapai kesamaan makna (Pearson dan Nelson, 10).
Para ahli dari berbagai disiplin ilmu telah melahirkan ribuan definisi komunikasi. Beberapa dari pengertian tersebut menggambarkan komunikasi sebagai pengiriman makna, transmisi rangsangan, mempengaruhi apa yang dipikirkan orang lain, hubungan antar manusia, atau berbagi pengalaman. Komunikasi juga didefinisikan sebagai sebuah kajian kelimuan yang melibatkan seni berkomunikasi dan karenanya dibutuhkan suatu keterampilan berkomunikasi. Namun, ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli yang dengan jelas menggambarkan komunikasi sebagai sebuah proses yang berlangsung karena adanya berbagai unsur atau komponen yang mendukungnya.
Menurut Charles E. Osgood, komunikasi terjadi manakala sebuah sumber mengirimkan berbagai macam sinyal alternatif yang dikemas sedemikian rupa melalui sebuah saluran komunikasi yang menghubungkan antara sumber dan penerima peran dengan tujuan untuk mempengaruhi orang lain. Definisi komunikasi yang dikemukakan oleh Charles E. Osgood menitikberatkan pada adanya pengaruh atau efek dari komunikasi yang dilakukan, bukan pengiriman sesuatu. Dalam hal ini, tidak ada batasan pesan, melainkan dinyatakan dengan sinyal.
Sementara itu, ahli lainnya yang bernama Harold Lasswell mencoba untuk mendefinisikan komunikasi dengan mengeluarkan sebuah paradigma yang sangat terkenal. Paradigma tersebut merupakan sebuah cara yang digunakan untuk memahami komunikasi dengan menjawab pertanyaan Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?. Dari paradigma tersebut, dapat kita lihat bahwa komunikasi terdiri dari berbagai unsur, yaitu sumber, pesan, media, penerima pesan, dan efek.
Yang dimaksud dengan proses komunikasi adalah kombinasi dari berbagai tahap-tahap komunikasi yang masing-masing berpotensi menemui hambatan-hambatan komunikasi dalam rangka mencapai komunikasi yang efektif. Jalannya proses komunikasi beserta komponen-komponen komunikasi pendukungnya telah coba digambarkan oleh para ahli melalui model-model komunikasi. Yang dimaksud dengan model komunikasi adalah grafis yang dirancang untuk menjelaskan cara kerja dari berbagai variabel yang ada. Beberapa model komunikasi yang telah kita kenal adalah model komunikasi Aristoteles, model komunikasi Lasswell, model komunikasi Berlo, model komunikasi Shannon dan Weaver, model komunikasi Barlund, dan model komunikasi Schramm (Baca juga : Model Komunikasi Linear).
Proses komunikasi selalu melibatkan beberapa komponen dan tahapan, yaitu source, message, encoding, channel, decoding, receiver, feedback, context, noise, dan effect.
1.Komunikator /Sumber/Pengirim Pesan (Communicator/Source/Sender)
Dalam proses komunikasi, yang menjadi sumber komunikasi adalah sender atau pengirim pesan. Komunikator adalah seseorang yang mengirimkan pesan. Terdapat beberapa faktor dalam diri komunikator yang menentukan efektivitas komunikasi yaitu sikap komunikator dan pemilihan berbagai simbol yang penuh makna. Yang dimaksud dengan sikap komunikator adalah bahwa komunikator harus memiliki sikap yang positif. Sementara itu, yang dimaksud dengan pemilihan berbagai simbol yang penuh makna yang dilakukan oleh komunikator adalah bahwa pemilihan simbol-simbol yang tepat bergantung pada siapa yang menjadi khalayak sasaran dan bagaimana situasi lingkungan komunikasi (Baca juga : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi) .
Dengan demikian, untuk menjadi komunikator yang baik, terdapat beberapa hal yang harus kita pertimbangkan, diantaranya adalah :
Jika sebagai komunikator kita tidak mempertimbangkan hal-hal di atas, maka proses komunikasi akan menemui kegagalan (Baca juga : Cara Menjadi Penyiar Radio).
2. Pesan (Message)
Yang dimaksud dengan pesan adalah informasi yang akan kita kirimkan kepada komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Pesan yang kita kirimkan dapat berupa pesan-pesan verbal maupun pesan nonverbal. Agar pesan menjadi efektif, maka komunikator harus memahami sifat dan profil komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran, kebutuhan khalayak sasaran, serta harapan dan kemungkinan respon yang diberikan oleh komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran terhadap pesan yang dikirimkan.
Hal ini sangat penting baik dalam komunikasi tatap muka maupun komunikasi bermedia. Tanpa adanya pesan, maka kita tidak memiliki alasan untuk melakukan komunikasi. Jika kita tidak dapat mengemas informasi dengan baik, maka kita belum siap untuk memulai proses komunikasi (Baca juga : Komunikasi Nonverbal – Proses Komunikasi Interpersonal – Etika Komunikasi Antar Pribadi).
3. Encoding
Encoding adalah proses mengambil pesan dan mengirim pesan ke dalam sebuah bentuk yang dapat dibagi dengan pihak lain. Informasi yang akan disampaikan harus dapat di-encode atau dipersiapkan dengan baik. Sebuah pesan harus dapat dikirimkan dalam bentuk dimana komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran mampu melakukan decode atau pesan tidak akan dapat dikirimkan.
Untuk dapat melakukan encode sebuah pesan, maka kita sebagai komunikator harus memikirkan apa yang komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran butuhkan agar dapat memahami atau melakukan decode sebuah pesan. Kita harus menggunakan bahasa yang dapat dengan mudah dimengerti dan konteks yang dikenal baik oleh komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Orang yang melakukan encode disebut dengan encoder.
4. Media atau Saluran Komunikasi (Channel)
Media atau saluran komunikasi adalah media atau berbagai media yang kita gunakan untuk mengirimkan pesan. Jenis pesan yang kita miliki dapat membantu kita untuk menentukan media atau saluran komunikasi yang akan kita gunakan. Yang termasuk ke dalam media atau saluran komunikasi adalah kata-kata yang diucapkan, kata-kata yang tercetak, media elektronik, atau petunjuk nonverbal. Dalam komunikasi modern, yang dimaksud media atau saluran komunikasi sebagian besar merujuk pada media komunikasi massa seperti radio, televisi, dan lain-lain serta internet sebagai media komunikasi. Pemilihan media atau saluran komunikasi yang tepat dapat menentukan sukses tidaknya komunikasi yang kita lakukan (Baca juga : Pengertian Media Menurut Para Ahli – Media Komunikasi Modern – Media Massa Menurut Para Ahli),
5. Decoding
Decoding terjadi ketika komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran menerima pesan yang telah dikirimkan. Dibutuhkan keterampilan komunikasi untuk melakukan decode sebuah pesan dengan baik, kemampuan membaca secara menyeluruh, mendengarkan secara aktif, atau menanyakan atau mengkonfirmasi ketika dibutuhkan.
Jika sebagai komunikator kita menemui orang yang mengalami kesulitan atau kelemahan dalam keterampilan komunikasi, maka kita perlu untuk mengirim ulang pesan dengan cara berbeda. Atau, kita dapat membantu komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran untuk memahami pesan dengan cara memberikan informasi tambahan yang bersifat menjelaskan atau mengklarifikasi. Orang yang menerima pesan disebut dengan decoder.
6. Komunikate/Penerima pesan (Communicatee/Receiver)
Komunikasi tidak akan terjadi tanpa kehadiran komunikate/penerima pesan. Ketika komunikate/penerima pesan menerima sebuah pesan, maka ia akan menafsirkan pesan, dan memberikan makna terhadap pesan yang diterima. Komunikasi dapat dikatakan berhasil manakala komunikate/penerima pesan/ menerima pesan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator (Baca juga : Komunikasi Asertif).
7. Umpan Balik (Feedback)
Apapun media atau saluran komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan pesan, kita dapat menggunakan umpan balik untuk membantu kita menentukan sukses tidaknya komunikasi yang kita lakukan. Jika kita berada dalam komunikasi tatap muka dengan komunikate/penerima pesan, maka kita dapat membaca bahasa tubuh dan memberikan pertanyaan untuk memastikan pemahaman. Jika kita berkomunikasi secara tertulis maka kita dapat mengetahui sukses tidaknya komunikasi melalui respon atau tanggapan yang kita peroleh dari komunikate/penerima pesan.
Dalam beberapa kasus, umpan balik memiliki peran yang tak ternilai dalam membantu kita sebagai komunikator untuk memperbaiki keterampilan komunikasi. Kita dapat belajar apa yang berjalan dengan baik dan apa yang tidak sehingga kita dapat berlaku secara efisien ketika kita melakukan komunikasi di lain waktu.
8. Konteks (Context)
Yang dimaksud dengan konteks dalam proses komunikasi adalah situasi dimana kita melakukan komunikasi. Konteks dapat berupa lingkungan dimana kita berada dan dimana komunikate/penerima pesan berada, budaya organisasi, dan berbagai unsur atau elemen seperti hubungan antara komunikator dan komunikate. Komunikasi yang kita lakukan dengan rekan kerja bisa jadi tidak sama jika dibandingkan dengan ketika kita berkomunikasi dengan atasan kita. Sebuah konteks dapat membantu menentukan gaya kita berkomunikasi.
9. Gangguan (Noise)
Dalam proses komunikasi, gangguan atau interferensi dalam proses encode atau decode dapat mengurangi kejelasan komunikasi. Gangguan dalam proses komunikasi dapat berupa gangguan fisik seperti suara yang sangat keras, atau perilaku yang tidak biasa. Gangguan dalam proses komunikasi juga dapat berupa gangguan mental, gangguan psikologis, atau gangguan semantik. Dalam proses komunikasi, gangguan dapat berupa segala sesuatu yang dapat mengganggu dalam proses penerimaan, penafsiran, atau penyediaan umpan balik tentang sebuah pesan.
10. Efek (Effect)
Yang dimaksud dengan efek dalam proses komunikasi adalah pengaruh atau dampak yang ditimbulkan komunikasi yang dapat berupa sikap atau tingkah laku komunikate/penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sikap serta tingkah laku komunikate/penerima pesan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator. Namun, apabila efek yang diharapkan oleh komunikator dari komunikate/penerima pesan tidak sesuai maka dapat dikatakan komunikasi menemui kegagalan.
Baca juga : Teori Media Massa – Sejarah Perkembangan Teknologi Komunikasi
Menurut Soeganda Priyatna (2004 : 13), efek yang ditimbulkan dari proses komunikasi dapat kita lihat dari adanya pendapat pribadi, pendapat publik, ataupun pendapat mayoritas.
Salah satu komponen komunikasi yang dapat mengganggu jalannya proses komunikasi adalah gangguan atau noise. Gangguan atau hambatan komunikasi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mengekspresikan berbagai gangguan dan hambatan dalam komunikasi antara komunikator dan komunikate/penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila pesan yang dikirimkan mengalami sedikit distorsi. Gangguan atau hambatan komunikasi dapat berupa gangguan atau hambatan fisik, gangguan atau hambatan psikologis, gangguan atau hambatan budaya, gangguan atau hambatan semantik, gangguan atau hambatan teknis atau melubernya informasi.
Berikut ini adalah beberapa jenis hambatan komunikasi yang sering terjadi, diantaranya:
Baca juga : Hambatan Komunikasi Bisnis – Hambatan Komunikasi Organisasi
Kita telah mempelajari apa saja komponen yang mendukung berjalannya proses komunikasi. Tentunya mempelajari berbagai komponen komunikasi dapat memberikan manfaat bagi kita, diantaranya adalah :
Demikianlah ulasan singkat tentang komponen-komponen komunikasi. Semoga memberikan wawasan dan pengetahuan tentang berbagai komponen yang mendukung jalannya proses komunikasi serta hambatan yang menyertainya.
Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…
Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…
Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…
Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…
Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…
Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…