Komunikasi merupakan komponen penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab hanya dengan berkomunikasi, seseorang bisa menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya kepada orang lain. Baik itu untuk menyampaikan informasi maupun untuk mendapatkan informasi dan semacamnya. Dalam bidang keperawatan, komunikasi juga mutlak diperlukan. Salah satunya komunikasi antara perawat dengan pasiennya.
Dalam bidang keperawatan, komunikasi merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Dalam hal ini, perawat dituntut untuk memiliki keterampilan berkomunikasi secara terapeutik. Kominikasi yang dijalin oleh perawat dengan pasiennya dalam proses keperawatan ini disebut dengan komunikasi terapeutik.
Komunikasi terapeutik dalam keperawatan bukan hanya sekedar komunikasi biasa, komunikasi ini dilakukan oleh perawat untuk membantu/ mendukung proses penyembuhan pasien. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini akan PakarKomunikasi jelaskan mengenai komunikasi terapeutik dalam keperawatan
Baca juga:
Berikut pengertian komunikasi terapeutik dalam keperawatan menurut beberapa ahli:
Baca juga:
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, fokus komunikasi terapeutik dalam keperawatan adalah penyembuhan pasien. Berikut rincian tujuan dilakukannya komunikasi terapeutik:
Baca juga:
Menurut Suryani (2005), komunikasi terapeutik dalam keperawatan mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
A. Melihat permasalahan dari sudut pandang pasien
Untuk dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi pasien, perawat harus memandang masalah tersebu dari sudut pandang klien. Perawat hendaknya mendengarkan secara aktif dan sabar apa yang dikomunikasikan oleh pasien, sehingga perawat menyimak keseluruhan masalah dan dapat merumuskan diagnosa yang sesuai dengan masalah klien dengan baik. Karna diagnose yang salah, bukannya memperbaiki, malah akan bisa merusak pasien.
B. Tidak mudah dipengaruhi masa lalu pasien dan masalalu perawat sendiri
Seseorang tidak akan mampu berbuat yang terbaik saat ini, jika dia masih dihantui oleh penyesalan masa lalunya. Perawat yang memiliki segudang masalah dan ketidakpuasan dalam hidupnya, akan sulit untuk dapat membantu pasien, sebelum dia sendiri menyelesaikan masalah pribadinya tersebut.
C. Empati bukan simpati
dengan sikap empati, perawat akan mampu merasakan dan memikirkan masalah yang dialami pasien dari sudut pandang klien. Namun perawat tidak larut dalam masalah tersebut, sehingga dapat melihat masalah secara objektif dan dapat memberikan alternatif pemecahan masalah. (baca: Konvergensi Media)
D. Menerima apa adanya
Penerimaan yang tulus dari perawat akan membuat pasien merasa aman dan nyaman, sehingga hubungan terapeutik dapat berjalan dengan baik. Perawat hendaknya tidak memberikan penilaian atau kritik terhadap pasien, karna itu menunjukkan bahwa perawat tidak menerima pasien apa adanya. (baca: Fotografi Jurnalistik)
Prinsip Lainnya:
Baca juga:
Stuart dan Sundeen dalam buku ‘Buku Saku Keperawatan Jiwa’ (1998 ) menyebutkan metode atau teknik yang digunakan dalam komunikasi terapeutik dalam bidang keperawatan antara lain:
Baca juga:
Berikut tahapan komunikasi terapeutik dalam keperawatan, diantaranya:
Pada tahap ini perawat mengeksplorasi perasaannya, menganalisis kelebihan dan kekurangan dirinya, dan mengumpulkan informasi mengenai pasiennya. Kemudian merencanakan pertemuan pertama dengan pasien. Ini dilakukan untuk mengurangi rasa cemas yang mungkin dialami perawat ketika pertamakali melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien. (baca: Paradigma Komunikasi)
Tahap ini selalu dilakukan ketika dikalukan pertemuan dengan pasien. Tujuannya untuk memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat. Dalam tahap ini mperawat membina rasa saling percaya, menggali pikiran dan perasaan pasien,meindentifikasi masalah, dan merumuskan tujuan interaksi.
Tahap ini merupakan inti proses komunikasi terapeutik. Dalam tahap ini perawat dituntut untuk dapat membantu klien menyampaikan perasaan dan pikirannya, lalu menganalisis pesan yang disampaikan serta respon pasien dan mendefinisikan masalah yang dihadapi pasien serta mencari pemecahan masalahnya.
Tahap ini dibagi dua, yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir. Terminasi sementara merupakan akhir sesi pertemuan dimana perawat dan pasien masih akan bertemu kembali di sesi pertemuan lain. Terminasi akhir dilakukan perawat setelah semua proses keperawatan telah selesai dilaksanakan. Dalam tahap ini perawat mengevaluasi pencapaian tujuan interaksi, serta tindak lanjutnya (untuk terminasi sementara).
Demikian penjelasan terkait Komunikasi terapeutik dalam keperawatan.
Artikel Komunikasi Lainnya
Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…
Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…
Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…
Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…
Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…
Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…