Dalam artikel Pengantar Ilmu Komunikasi telah dijelaskan bahwa komunikasi berasal dari kata Latin yaitu communicare yang berarti “untuk menjadi bagian, berpartisipasi, menyampaikan dan berbagi informasi”.
Komunikasi merupakan proses yang berlangsung secara dua arah, dalam artian terjadi proses saling bertukar informasi, pikiran, sikap, emosi, pendapat yang dilakukan secara lisan, tertulis, ataupun melalui tanda di antara para partisipan komunikasi. Komunikasi memegang peran yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan manusia salah satunya bidang keperawatan.
Di bidang keperawatan, komunikasi umumnya digunakan untuk memberikan motivasi, memengaruhi, mendidik, memberikan dukungan, dan lain-lain kepada pasien ataupun keluarga pasien sebagai bagian dari pelayanan dan asuhan keperawatan.
Sebagai pihak yang berhubungan langsung dengan pasien dan keluarganya, perawat harus memahami dan menguasai keterampilan berkomunikasi terutama komunikasi terapeutik dalam keperawatan.
Selain itu, perawat juga perlu memahami dan menerapkan cara komunikasi efektif dengan pasien serta beberapa teknik dalam komunikasi keperawatan secara efektif agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dan keluarganya, tak jarang perawat menemui berbagai macam gangguan komunikasi yang dapat menghambat kelancaran tugas dan kewajibannya sebagai perawat. Yang dimaksud dengan gangguan komunikasi secara umum adalah segala sesuatu yang dapat mengganggu jalannya proses komunikasi sehingga memengaruhi penafsiran pesan.
Terdapat berbagai macam gangguan komunikasi, di antaranya adalah gangguan psikologis, gangguan fisik, gangguan fisiologis, gangguan budaya dan gangguan semantik.
Adapun jenis-jenis gangguan komunikasi dalam keperawatan di antaranya adalah :
1. Bahasa
Besarnya peran bahasa sebagai alat komunikasi tidaklah diragukan lagi. Bagi perawat, memiliki keterampilan berbahasa sangatlah penting agar dapat menyampaikan informasi kesehatan dengan singkat, padat, dan jelas serta mudah diterima dan dipahami oleh pasien maupun keluarga pasien.
Namun, perawat juga harus memahami bahwa bahasa juga bisa menjadi gangguan atau hambatan komunikasi tersendiri. Hal ini terjadi ketika perawat dihadapkan dengan pasien dan keluarga pasien yang menggunakan bahasa asing di luar bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional.
Perawat yang menguasai bahasa asing tentu akan mudah untuk berkomunikasi dengan pasien atau keluarga pasien. Namun, perawat yang tidak menguasai bahasa asing tentunya akan menemui kendala dalam menyampaikan informasi kesehatan, memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan.
2. Gangguan berbicara pasien
Perlu dipahami bahwa masalah yang timbul akibat gangguan bahasa dalam komunikasi tidak berarti bahwa yang bersangkutan memliki keterbatasan intelektual.
Contoh yang paling nyata adalah pasien yang terkena stroke. Mereka kerapkali menjadi kesulitan untuk berbicara dengan orang lain akibat dampak dari serangan stroke itu sendiri.
Untuk itu, perawat atau bahkan keluarga pasien perlu untuk memahami kesulitan yang dihadapi oleh pasien dengan cara meminta pasien untuk menuliskan kata-kata yang hendak disampaikan.
3. Budaya
Latar belakang budaya merupakan salah satu faktor yang memengaruhi komunikasi dan sekaligus menjadi salah satu penyebab kegagalan dalam komunikasi antar budaya.
Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, perawat kerap dihadapkan dengan situasi di mana pasien atau keluarga pasien memiliki latar belakang budaya yang berbeda.
Perbedaan budaya dapat menjadi faktor yang mengganggu komunikasi keperawatan karena masing-masing budaya memiliki perbedaan dalam menafsirkan pesan, baik pesan verbal maupun pesan nonverbal. Perbedaan ini akan berujung pada terjadinya kesalahpahaman.
Untuk itu, perawat atau petugas media lainnya harus memiliki kepekaan terhadap perbedaan budaya yang ada.
4. Usia
Setiap orang dari berbagai tingkatan usia akan berkomunikasi dengan cara yang berbeda-beda. Tak jarang, bagi perawat yang telah berpengalaman pun akan menemui kendala untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan pasien atau keluarga pasien yang memiliki usia yang berbeda.
Terkadang, perawat yang memiliki pengalaman yang minim berkomunikasi dengan orang yang lebih muda darinya akan menemui kesulitan untuk mengetahui apa yang harus dikatakan dan apa yang harus tidak dikatakan ketika berkomunikasi.
Begitu juga ketika perawat berhadapan dengan pasien atau keluarga pasien yang berusia lebih tua darinya. Hasil studi menunjukkan bahwa orang yang lebih tua atau lanjut usia memiliki gangguan kognitif sehingga perawat harus menguasasi pendekatan komunikasi pada lansia dan teknik komunikasi dengan anak usia dini.
5. Latar belakang pendidikan
Latar belakang pendidikan memengaruhi kemampuan seseorang untuk menerima dan memahami informasi. Hasil studi menunjukkan bahwa pasien atau keluarga pasien yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah untuk menerima dan memahami informasi kesehatan yang diberikan oleh perawat.
Sebaliknya, tingkat pendidikan yang rendah dapat menjadi penghambat proses penerimaan dan pemahaman informasi kesehatan yang diberikan.
Untuk itu, perawat harus mampu menyampaikan informasi kesehatan sesuai dengan kondisi pasien atau keluarga pasien. Bahasa yang digunakan pun haruslah bahasa sederhana yang mudah diterima dan dipahami oleh pasien atau keluarga pasien.
6. Status ekonomi
Jenis gangguan komunikasi dalam keperawatan selanjutnya adalah status ekonomi. Dari hasil studi yang telah dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa satus ekonomi dapat memengaruhi interaksi antara perawat dan pasien atau keluarga pasien.
Kerapkali, keluarga mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dihadapi sebelum mengambil keputusan memberikan izin kepada rumah sakit untuk melakukan tindakan terbaik.
Keluarga pasien dengan kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan cenderung untuk menunda atau bahkan menolak tindakan segera yang harus dilakukan oleh pihak rumah sakit. Sebaliknya, keluarga pasien dengan kondisi ekonomi yang lebih baik akan dengan mudah atau tidak membutuhkan waktu lama untuk memberikan keputusan. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi pasien secara keseluruhan.
7. Penglihatan pasien
Jenis gangguan lainnya adalah gangguan penglihatan yang dialami oleh pasien. Pasien yang mengalami gangguan penglihatan tentu akan menemui kesulitan ketika pasein hendak memeriksakan diri ke dokter. Sebagai perawat tentu tidak diperkenankan untuk memberikan arahan yang sama seperti halnya kepada pasien normal kepada pasien dengan keterbatasan penglihatan.
Untuk itu, perawat hendaknya memberikan arahan sambil membimbing pasien ke tempat yang dituju. Di Amerika Serikat, pasien dengan keterbatasan penglihatan dapat memanfaatkan hewan seperti anjing atau hewan lainnya yang telah dilatih sebagai penunjuk jalan bagi pasien.
8. Pendengaran pasien
Selain gangguan penglihatan, gangguan pendengaran yang dialami pasien juga dapat menjadi kendala tersampaikannya informasi kesehatan kepada pasien.
Bagi pasien yang pendengarannya terganggu atau mengalami kesusahan mendengar umumnya mereka hanya mampu mendengarkan suara tetapi tidak memahami apa yang dikatakan.
Mereka hanya mampu mendengarkan dengan jelas suara-suara tertentu dengan frekuensi suara yang rendah dan suara-suara tertentu dengan frekuensi suara yang tinggi. Situasi inilah yang kerap menimbulkan kesalahpahaman dalam komunikasi.
Gangguan pendengaran seperti ini kerap ditemui pada pasien lanjut usia. Untuk itu, perawat harus mengetahui dan memahami bagaimana cara berkomunikasi dengan pasien lanjut usia dengan segala keterbatasan yang timbuk seiring dengan bertambahnya usia pasien agar pesan dapat tersampaikan dengan baik.
9. Kondisi psikologis keluarga pasien
Sebagai perawat, mereka dituntut untuk dapat memberikan informasi sejelas-jelasnya terkait dengan kondisi pasien kepada keluarganya.
Namun, ada kalanya keluarga pasien bersikap negatif dalam artian menolak segala macam bentuk informasi terkait dengan penurunan kesahatan yang dialami oleh anggota keluarganya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menyampaikan berita buruk kepada keluarga pasien tidaklah mudah.
Hal ini dikarenakan sebelum keluarga pasien benar-benar dapat menerima kenyataan yang ada, terlebih dahulu mereka akan memasuki fase dimana mereka belum bisa menerima kenyataan yang disampaikan oleh perawat. Akibatnya, perawat cenderung melimpahkan tugas tersebut kepada dokter.
10. Psikologis perawat
Kondisi psikologis perawat dapat mengganggu proses komunikasi keperawatan. Misalnya, perawat yang mengalami kelelahan psikologis, dapat memberikan komunikasi nonverbal atau pesan nonverbal yang tidak sesuai sehingga mengganggu pelayanan dan asuh keperawatan kepada pasien.
Di sinilah timbul kesalahpahaman dalam menafsirkan komunikasi nonverbal oleh pasien dan akibatnya pasien pun akan merasa tidak diperlakukan sebagaimana semestinya.
11. Fisik perawat
Selain kelelahan psikologis karena perawat harus melayani lebih dari satu pasien, gangguan lainnya adalah kelelahan fisik. Kelelahan fisik akibat tingginya beban kerja juga dapat mempengaruhi perawat memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien.
Dari hasil studi yang telah dilakukan oleh apara ahli menunjukkan bahwa tekanan pekerjaan yang tinggi dapat menghambat terjalinnya komunikasi antara perawat dan pasien dan keluarga pasien. Interaksi yang terjadi pun bersifat negatif dan hal ini dapat mengganggu proses penyembuhan pasien.
12. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja juga memegang peran yang sangat penting dalam mengganggu proses komunikasi keperawatan. Misalnya, tak jarang kita temui kurangnya perawat di klinik, puskemas, atau rumah sakit. Kondisi ini membuat perawat yang ada harus menangani beberapa pasien sekaligus.
Kondisi ini jelas memberikan pengaruh yang besar pada perawat. Perawat harus memiliki kesabaran serta mental yang kuat guna menghadapi situasi lingkungan serta kondisi pasien dan keluarganya agar tugas dan kewajibannya dalam memberikan pelayanan dan asuh keperawatan tetap berjalan dengan baik.
Jika perawat tidak mampu mengelola situasi dan kondisi seperti ini maka perawat akan dianggap tidak bekerja secara profesional.
13. Tidak hadir secara fisik
Sebagai perawat, hendaknya bersikap menghadirkan diri secara fisik karena menghadirkan diri secara fisik dapat memfasilitasi komunikasi yang terapeutik.
Sebaliknya, jika perawat tidak menghadirkan diri secara fisik maka komunikasi pun akan sulit terjalin dan proses penyembuhan pasien pun menjadi terhambat. Adapun sikap tidak menghadirkan diri secara fisik misalnya bersikap tidak berhadapan langsung dengan pasien, tidak melakukan kontak mata, tidak bersikap terbuka, dan tidak rileks.
14. Tidak hadir secara psikologis
Selain perawat harus mampu menghadirkan diri secara fisik, perawat juga harus mampu menghadirkan diri secara psikologis. Jika perawat tidak mampu bersikap menghadirkan diri secara psikologis maka pasien akan merasa tidak dihargai dan tidak diperlakukan sebagaimana mestinya.
Adapun sikap tidak menghadirkan diri secara psikologis misalnya adalah tidak ikhlas dalam memberikan pelayanan, tidak menghargai pasien, tidak berempati, dan tidak menggunakan kata-kata jelas, spesifik, dan nyata.
15. Tidak bertindak sebagaimana mestinya
Jenis gangguan komunikasi dalam keperawatan yang terakhir adalah perawat tidak bertindak sebagaimana mestinya. Misalnya, perawat tidak melakukan konfrontrasi yang merupakan salah satu teknik komunikasi dalam konseling terhadap perbedaan perilaku dengan apa yang dinyatakan oleh pasien, perawat tidak peka terhadap kebutuhan pasien sehingga tidak segera melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan, tidak bersikap terbuka terhadap pasien, atau tidak membantu pasien untuk mengekspresikan apa yang dirasakan.
Hal ini jelas dapat menghambat proses komunikasi keperawatan dan menghambat proses penyembuhan pasien.
Mempelajari jenis gangguan komunikasi dalam keperawatan dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya adalah :
Demikianlah ulasan singkat tentang jenis gangguan komunikasi dalam keperawatan. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang komunikasi dan jenis gangguan komunikasi dalam keperawatan.
Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…
Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…
Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…
Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…
Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…
Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…