Proses komunikasi efektif umumnya melibatkan 5 unsur komunikasi seperti sumber, pesan, saluran komunikasi, penerima pesan, dan umpan balik. Dalam setiap tahap-tahap komunikasi seringkali terjadi hambatan-hambatan komunikasi ataupun gangguan seperti yang digambarkan dalam model komunikasi De Fleur. Berbagai hambatan dan gangguan komunikasi tersebut mempengaruhi penafsiran pesan dan komunikasi yang efektif dimungkinkan tidak tercapai. Dengan demikian, apakah yang dimaksud dengan gangguan komunikasi itu ?
Menurut Sheila Steinberg (2007 : 49), gangguan komunikasi adalah segala sesuatu yang mengganggu proses pengiriman dan penerimaan pesan sehingga makna pesan tidak dapat dipahami dengan jelas oleh komunikate dan menciptakan hambatan antara komunikator dan komunikate. Berbagai gangguan tersebut dapat mengganggu keberhasilan komunikasi sehingga makna yang diterima oleh komunikate berbeda dengan makna yang dimaksud oleh komunikator. Terdapat berbagai macam gangguan yang dapat mengganggu keberhasilan komunikasi, diantaranya gangguan budaya, gangguan psikologis, dan gangguan semantik atau gangguan bahasa.
Gangguan bahasa adalah gangguan yang melibatkan pengolahan bahasa. Pengolahan bahasa sendiri merupakan salah satu komponen penting dalam komunikasi sosial menurut para ahli selain interaksi sosial, kognisi sosial, dan pragmatik. Gangguan bahasa umumnya ditelusuri melalui perkembangan bahasa yang diawali pada masa anak-anak hingga dewasa. Hal ini dikarenakan perkembangan berbahasa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi komunikasi dan fungsi komunikasi sosial menurut para ahli. Karena itulah, gangguan bahasa yang dialami seseorang dapat berdampak pada keterampilan komunikasi sosialnya atau gangguan komunikasi sosial.
Adapun yang termasuk gangguan bahasa dalam komunikasi adalah sebagai berikut :
Afasia adalah gangguan bahasa yang mempengaruhi produksi atau pemahaman ucapan dan kemampuan membaca dan menulis. Afasia selalu disebabkan oleh adanya luka pada otak, sebagian besar terjadi karena stroke terutama pada orang yang lebih tua. Selain itu, luka pada otak juga dapat terjadi akibat adanya trauma kepala, tumor otak, atau infeksi otak lainnya. Afasia dapat mempengaruhi sebagian besar aspek penggunaan bahasa dan mengganggu berbagai aspek komunikasi. Walau begitu, beberapa saluran komunikasi masih dapat diakses untuk pertukaran informasi secara terbatas. Ada beberapa tipe afasia berdasarkan lokasi luka yang terdapat dalam otak, yaitu afasia global, afasia Broca, afasia mixed-transcortical, afasia teranscortical motor, afasia anomic, afasia Wernicke, afasia transcortical sensory, dan afasia conduction.
Agnosia adalah gangguan bahasa yang diakibatkan oleh ketidakmampuan dalam mengolah informasi sensorik. Penderita agnosia kerapkali mengalami kehilangan kemampuan untuk mengenali obyek, orang, suara, bentuk, atau bau. Agnosia biasanya disebabkan oleh adanya cedera otak atau penyakit saraf lain. Agnosia hanya mempengaruhi modalitas tunggal seperti penglihatan atau pendengaran.
Gangguan bahasa lisan atau kelainan bahasa lisan adalah gangguan bahasa dalam hal memperoleh dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi melalui berbagai moda seperti pidato, bahasa isyarat, atau keduanya. Gangguan bahasa lisan terjadi karena adanya penurunan dalam pemahaman dan/atau produksi salah satu dari lima domain bahasa yaitu fonologi, morfologi, sintaktis, semantik, dan pragmatik. Gangguan bahasa lisan dapat berlangsung sepanjang hidup dengan gejala yang berubah-ubah seiring berjalannya waktu.
Gangguan bahasa khusus terjadi ketika bahasa anak tidak berkembang secara normal, tertunda, atau tidak teratur tanpa alasan yang jelas. Umumnya, indikasi terjadinya gangguan bahasa khusus adalah anak mengalami keterlambatan dalam berbicara, terlambat dalam memasukkan kata-kata untuk membentuk sebuah kalimat. Pemahaman bahasa atau bahasa reseptif juga mengalami gangguan.
Gangguan bahasa tertulis melibatkan penurunan yang signifikan dalam pengenalan kata fasih, pemahaman bacaan, ejaan tertulis, atau ungkapan tertulis. Sebagaimana gangguan bahasa lisan, gangguan bahasa tertulis melibatkan salah satu dari lima domain bahasa yaitu fonologi, morfologi, sintaktis, semantik, dan pragmatik. Gangguan bahasa tertulis menyebabkan permasalahan dalam kesadaran, pemahaman, dan produksi bahasa pada tingkatan suara, suku kata, kata, kalimat, dan wacana.
Agnosia verbal auditoria tau tuli kata murni adalah ketidakmampuan untuk memahami ucapan. Individu dengan gangguan ini kehilangan kemampuan untuk memahami bahasa, mengulangi kata-kata, dan menulis dari pendiktean. Individu dengan agnosia verbal auditori masih dapat mengenali suara non verbal.
Gangguan bahasa reseptif terjadi ketika seseorang memiliki masalah dalam memahami kata-kata lisan dan tulisan serta bahasa tubuh dalam komunikasi. Gangguan ini umumnya diikuti dengan berbagai kesulitan dalam mengikuti perintah, menjawab pertanyaan, mengidentifikasi obyek dan gambar, serta bergiliran ketika berbicara dengan orang lain.
Gangguan bahasa ekspresif terjadi ketika seseorang memiliki masalah dalam berbicara dan menulis. Gangguan ini biasanya ditandai dengan berbagai permasalahan dalam memberikan pertanyaan, memberi nama obyek, menempatkan kata-kata secara bersamaan dalam kalimat, mempelajari lagu dan irama, menggunakan ejaan yang tepat, mengetahui bagaimana memulai percakapan dan mempertahankannya, menceritakan kisah berurutan dari awal, tengah, dan akhir.
Gangguan pemrosesan bahasa terjadi ketika seseorang memiliki kesulitan dalam memahami apa yang didengar. Pada umumnya, mereka yang memiliki gangguan dalam pemrosesan bahasa memiliki kemampuan mendengar yang normal, namun otak mereka tidak memproses atau menafsirkan apa yang mereka dengar dengan benar sebagaimana yang dijelaskan dalam teori pengolahan informasi. Gangguan ini terkadang terjadi pada mereka yang memiliki kesulitan dalam berbicara dan berbahasa, ketidakmampuan belajar, gangguan perhatian defisit serta ketidakmampuan perkembangan.
Seorang individu yang memiliki masalah pragmatik akan mengatakan hal-hal yang tidak sesuai atau tidak berhubungan dengan yang sedang dibicarakan. Selain itu, ia akan menceritakan kisah secara tidak berurutan atau hanya memiliki sedikit kata-kata yang digunakan. Gangguan pragmatik seringkali terjadi bersamaan dengan permasalahan bahasa lainnya seperti perkembangan kosa kata dan tata bahasa. Gangguan ini dapat menurunkan penerimaan sosial karena umumnya teman sebaya akan menghindari untuk bercakap-cakap dengan orang yang memiliki gangguan pragmatik. Dan hal ini mengakibatkan fungsi komunikasi sosial menjadi terganggu dan sekaligus menjadi salah satu faktor penghambat komunikasi bersifat psikis.
Mempelajari gangguan bahasa dalam komunikasi dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :
Demikianlah ulasan singkat tentang gangguan bahasa dalam komunikasi. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang berbagai macam gangguan bahasa yang dapat mempengaruhi keterampilan komunikasi sosial.
Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…
Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…
Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…
Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…
Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…
Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…