Kehidupan di dunia ini terdiri atas berbagai suku dan budaya. Negara Indonesia yang sering disebut negara kepulauan ini tentu memiliki kebudayaan yang beragam. Indonesia kaya akan warisan budaya. Komunikasi menjadi alternatif untuk menghubungkan antara kebudayaan satu dengan kebudayaan lainnya. (Baca juga: Komunikasi Lintas Budaya)
Komunikasi yang efektif dalam kebudayaan dapat tercipta apabila pelaku komunikasi mampu memahami karakteristik dari berbagai budaya yang ada di lingkungan masyarakat. Komunikasi merupakan suatu cara untuk menyatukan budaya yang berbeda-beda. (Baca juga: Manajemen Komunikasi Lintas Budaya)
Komunikasi lintas budaya merupakan bentuk komunikasi yang berfungsi untuk bertukar informasi dan menyelesaikan permasalahan yang sering terjadi karena adanya perbedaan budaya dalam suatu kelompok atau organisasi. Konseling disebut juga sebagai penyuluhan yang diberikan oleh seorang ahli (konselor) kepada orang yang dihadapi oleh permasalahan (klien). (Baca juga: Konteks Komunikasi Lintas Budaya)
Konseling dalam lintas budaya tidak jauh berbeda dengan konseling komunikasi lainnya hanya saja pokok permasalahannya adalah kebudayaan.
Seorang konselor membutuhkan klien yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penanganan komunikasi konseling lintas budaya ini lebih rumit dari konseling komunikasi lainnya karena membutuhkan proses pembelajaran yang lebih mendalam untuk memahami karakter dan kebiasan yang ada dalam suatu budaya.
Budaya yang dipelajari juga beragam, hal ini memberikan dampak positif untuk menambah pengetahuan budaya di lingkungan masyarakat. (Baca juga: Hambatan Komunikasi Lintas Budaya)
Berikut ini merupakan beberapa urgensi komunikasi dalam konseling lintas budaya:
- Pelaku komunikasi berjumlah 2-3 orang
Komunikasi dalam konseling lintas budaya ini membutuhkan pelaku komunikasi sebanyak 2-3 orang. Seorang merupakan konselor dan dua orang lainnya berperan sebagai klien. Komunikasi dalam konseling lintas budaya digunakan para pelaku komunikasi yang belum memahami perbedaan budaya yang ada di lingkungan sekitarnya. (Baca juga: Bahasa Tubuh dalam Komunikasi Lintas Budaya)
- Komunikasi informal
Komunikasi yang digunakan dalam konseling lintas budaya adalah komunikasi informal. Komunikasi informal merupakan proses komunikasi yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu organisasi tetapi tidak terstruktur oleh sebuah organisasi.
Tujuan penggunaan komunikasi informal dalam konseling lintas budaya adalah untuk memelihara komunikasi antara konselor dan klien menjadi lebih harmonis dan bersifat kekeluargaan. Seorang konselor harus melakukan komunikasi secara baik, sehingga klien merasa nyaman untuk menceritakan segala keluhannya. (Baca juga: Sistem Simbol dalam Komunikasi Lintas Budaya)
- Adanya interaksi
Komunikasi dalam konseling lintas budaya membuat seorang konselor dan klien menjalin hubungan lebih dekat. Cara untuk mendapatkan hubungan yang lebih baik antara konselor dan klien adalah dengan berkomunikasi yang baik dan dalam waktu yang tepat. Komunikasi yang digunakan adalah komunikasi informal.
Dengan komunikasi yang tidak formal tersebut diharapkan konselor dapat membuka topik pembicaraan yang membuat klien tidak menutup-nutupi masalah yang dirasakannya. Hal ini membuat interaksi antara konselor dan klien menjadi lebih baik terutama dalam meningkatkan nilai sosial dalam lingkungan masyarakat. (Baca juga: Konsep Waktu dalam Komunikasi Lintas Budaya)
- Memecahkan suatu masalah
Konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh para ahli kepada seseorang yang mengalami permasalahan. Tujuan konseling adalah untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di kehidupan klien. Urgensi komunikasi dalam konseling lintas budaya ini adalah memecahkan suatu masalah yang ada di kehidupan klien terutama dalam masalah kebudayaan.
Komunikasi konseling ini memberikan solusi kepada klien dan bagaimana cara untuk menghadapi masalah yang sedang dihadapinya. Selain itu, komunikasi dalam konseling lintas budaya ini juga memberikan pencegahan terjadinya permasalahan dalam kehidupan berbudaya. (Baca juga: Contoh Komunikasi Lintas Budaya dalam Bisnis)
- Memiliki latar belakang budaya yang berbeda
Permasalahan yang ada dalam kebudayaan ini terjadi karena adanya dua kebudayaan yang berbeda. Misalnya orang batak bertemu dengan orang sunda yang jelas kebudayaannya berbeda. Orang batak cenderung menggunakan intonasi suara yang keras, sedangkan orang sunda lebih lembut intonasi suaranya.
Perbedaan budaya tidak hanya dirasakan oleh orang yang tinggal di daerah berbeda. Orang Jawa Tengah dengan orang Jawa Timur memiliki perbedaan juga dalam kehidupan berbudaya. Konselor membutuhkan klien yang memiliki permasalahan budaya yang berbeda tersebut. (Baca juga: Contoh Komunikasi Verbal dalam Komunikasi Lintas Budaya)
- Pesan disesuaikan
Komunikasi yang dilakukan dalam konseling lintas budaya ini membutuhkan penyesuaian terutama pada pesan atau informasi yang disampaikan. Seorang konselor akan menyesuaikan pesan yang akan menjadi solusi permasalahan klien. Konselor dan klien akan saling bertukar pesan yang bersifat pribadi yang tergolong ke dalam pesan khusus.
Konselor akan mendengarkan keluh-kesah klien mulai dari yang bersifat umum sampai yang bersifat khusus. Untuk itu seorang konselor membutuhkan penelitian untuk memilah pesan yang masuk dan memberikan pesan berupa solusi yang telah disesuaikan oleh permasalahan klien. (Baca juga: Komunikasi Bisnis Lintas Budaya)
- Menciptakan komunikasi yang intim
Komunikasi informal yang digunakan pada komunikasi konseling lintas budaya ini menciptakan komunikasi yang intim. Komunikasi yang intim sangat dibutuhkan untuk membangun chemistry atau kecocokan antara konselor dan klien agar permasalahan dapat diselesaikan dengan baik.
Komunikasi yang dilakukan antara konselor dan klien ini memulai pembahasan dari masalah yang umum sampai ke permasalahan pribadi. Komunikasi koseling ini membantu menciptakan komunikasi yang intim dan bersifat kekeluargaan sehingga membuat klien nyaman untuk berkonsultasi. (Baca juga: Tujuan Komunikasi Bisnis Lintas Budaya)
Demikian penjelasan terkait beberapa urgensi komunikasi dalam konseling lintas budaya.