7 Contoh Komunikasi Lintas Budaya dalam Bisnis

Bisnis adalah suatu aktivitas yang berkaitan dengan penjualan barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan. Semakin hari, populasi manusia semakin banyak dan kebutuhan semakin meningkat sehingga pasar untuk menjalankan bisnis semakin luas.

Namun, seiring dengan hal tersebut, pesaing dan para pebisnis baru juga semakin cepat bermunculan. Sehingga, mau tidak mau para pebisnis perlu peningkatan kualitas dan pengaturan strategi agar bisnisnya semakin meningkat.

Pebisnis harus cerdik dan memanfaatkan setiap peluang untuk mengembangkan usahanya. Dan dengan berkembangnya teknologi yang memudahkan informasi dan mobilisasi, tentu sayang sekali apabila kesempatan untuk berkembang tidak dimaksimalkan.

Maka dari itu, pebisnis perlu memiliki pikiran yang terbuka dan mau belajar. Dan hal ini akan mendorong setiap pebisnis yang ingin melakukan ekspansi usaha untuk berhubungan dengan dunia luar, dimana mereka tentu saja akan dihadapkan dengan komunikasi lintas budaya.

Dalam artikel ini, kami akan memberikan beberapa contoh aktivitas bisnis yang berkaitan dengan komunikasi lintas budaya. Berikut contoh komunikasi lintas budaya dalam bisnis, diantaranya :

  1. Komunikasi untuk mengetahui kondisi di lapangan

Sebelum mengekspor barang ke negara lain, pebisnis harus mengetahui situasi dan kondisi ekonomi negara yang dituju. Kondisi ekonomi ini meliputi tren barang/jasa, produk yang laris di pasaran, barang yang disukai, harga produk, kualitas suatu produk, dan lain sebagainya. Hal ini untuk menjadi bahan pertimbangan akan produk yang akan dijual, harga yang akan ditetapkan, bagaimana persaingan, dan fakta-fakta lain yang ada di lapangan. Sehingga pebisnis dapat memprediksi kemungkinan yang terjadi apabila ia memasarkan produknya di negara tersebut.

  1. Negosiasi

Apabila melakukan kerjasama bisnis dengan negara lain, maka kegiatan seperti negosiasi tidak dapat dihindari. Negosiasi merupakan suatu kegiatan yang erat hubungannya dengan komunikasi. Sehingga untuk melakukan negosiasi lintas budaya membutuhkan kemampuan dalam komunikasi lintas budaya.

Dalam teori negosiasi, beberapa pihak yang melakukan kerjasama akan berunding dan membicarakan sesuatu hal yang akan menjadi kesepakatan bersama. Dimana kesepakatan yang dipilih diusahakan akan menguntungkan semua pihak. Mereka yang akan melakukan negosiasi lintas budaya penting sekali untuk mengenali masing masing background, sudut pandang, persepsi, dan karakter dari rekan bisnis supaya dapat bernegosiasi dengan baik.

  1. Komunikasi untuk mencari dukungan

Terkadang, untuk mencakup pasaran yang luas, pebisnis tidak dapat bekerja sendiri karena keterbatasan waktu dan tempat. Agar produk-produknya diketahui masyarakat luas, tentu pebisnis tersebut perlu mempromosikannya. Cara yang paling efektif adalah melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk mempromosikan produknya.

Pihak-pihak ini akan bekerja di wilayah yang ingin dijangkau pebisnis. Semakin luas, budaya akan semakin beragam. Maka dalam hubungan bisnis, seseorang tidak hanya dituntut pandai dalam mengatur proses pemasaran, tetapi juga bagaimana berkomunikasi dan berkolaborasi dengan pihak lain.

  1. Komunikasi dalam perdagangan Internasional

Salah satu contoh komunikasi lintas budaya dalam dunia bisnis adalah hubungan  perdagangan antara Jepang dan Indonesia. Jepang dan Indonesia sudah sejak lama melakukan kerjasama dan menjadi mitra dalam hal ekspor dan impor. Indonesia mengimpor barang dari Jepang meliputi mesin-mesin, perlengkapan listrik, alat elektronik, alat transportasi, dan masing banyak lagi.

Sedangkan barang yang diekspor Indonesia ke Jepang diantaranya hasil tambang, gas alam cair, batu bara, produk tekstil, dan produk lain seperti hasil bumi. Dalam hubungan perdagangan ini, tentu masing-masing pihak memerlukan kemampuan dalam konteks komunikasi lintas budaya dalam dunia bisnis, seperti negosiasi, tawar-menawar, dan semacamnya.

  1. Mencari sponsor

Untuk memulai sebuah proyek yang besar, dibutuhkan modal dalam hal finansial. Terkadang suatu organisasi memiliki keterbatasan dana sehingga mengharuskannya mencari sokongan dari pihak lain. Salah satunya adalah dengan mencari sponsorship.

Semakin besar dana yang dibutuhkan, organisasi tersebut akan membidik perusahaan ternama yang dapat memberikan dana yang besar pula. Dan tentu saja, hal ini tidak mudah dilakukan. Pihak yang menawarkan sponsorhip harus pandai berkomunikasi untuk meyakinkan pihak perusahaan.

  1. Komunikasi persuasif

Contoh komunikasi bisnis lintas budaya selanjutnya adalah komunikasi persuasif untuk membujuk calon rekan bisnis agar mau bekerjasama dengan proyek yang akan dijalankan.

Dalam mencari rekan bisnis, pebisnis tidak bisa main-main dan perlu mempertimbangkan kemampuan dari orang tersebut. Ia perlu mengetahui background dan pencapaian. Maka dari itu, pebisnis tersebut akan mencari kandidat terbaik.

Dan hal ini biasanya tidak hanya sebatas di satu daerah saja, bisa rekan bisnis di luar kota, luar provinsi, atau bahkan luar negeri. Sehingga ia memerlukan jaringan dan koneksi yang tidak terbatas pada tempat dengan berbagai pihak dan berbagai budaya yang berbeda.

  1. Menambah pengetahuan

Untuk mengasah kemampuan dalam berbisnis, para pebisnis baru pasti banyak belajar dari pengalaman-pengalaman pebisnis yang sudah berkembang. Selain itu, mereka juga perlu menambah pengetahuan dan belajar mengenai bisnis yang akan digelutinya.

Dengan kemampuan komunikasi lintas budaya yang memadai, pebisnis akan dimudahkan dalam menggali ilmu dan menambah relasi dengan pebisnis lain.

Sekian artikel mengenai contoh komunikasi lintas budaya dalam bisnis. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca. Terima kasih.