Teori perbedaan individu adalah teori yang ungkapkan oleh Melvin D.Defleur. Teori ini membahas mengenai perbedaan individu satu dengan yang lain dalam menanggapi pesan media massa yang berkaitan dengan kepentingannya. Teori perbedaan individu menyatakan bahwa setiap individu memiliki perbedaan organisasi psikologi yang umumnya dipengaruhi oleh faktor biologis dan faktor lingkungan.
Lingkungan dimana individu dibesarkan akan mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai individu sehingga memiliki tatanan hidup yang berbeda dengan individu lain. Dan oleh karena itu pula, individu sebagai sasaran media massa akan memiliki sikap atau respon yang berbeda terhadap pesan media yang menarik perhatiannya.
Dengan adanya teori ini sebenarnya diharapkan bahwa media dapat memenuhi kebutuhan informasi publik dan memberikan berita mengenai apa yang ingin diketahui publik.
Namun, dalam kenyataan sehari-hari, media lebih cenderung mempengaruhi pendapat publik daripada memberikan informasi yang dibutuhkan. Kita bisa melihat buktinya, apabila media menggemparkan suatu berita, maka publik akan ikut larut dalam berita tersebut. Sehingga, apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula oleh publik.
Dalam teori perbedaan individu ini menjelaskan alasan mengapa seseorang dengan yang lain memiliki tanggapan yang berbeda-beda mengenai suatu berita adalah karena struktur kejiwaan yang telah dibentuk sejak lahir. Secara biologis, manusia memiliki banyak perbedaan.
Dan perbedaan ini semakin bervariasi seiring dengan perkembangan tingkat pengetahuan yang dimiliki masing-masing individu. Untuk lebih memahami teori perbedaan individu ini, kita bisa melihat pada realita sekitar, bahwa beberapa kelompok tertentu bisa sangat emosi atau tersinggung dengan suatu berita, sedangkan kelompok lain tidak, walaupun kedua kelompok ini memiliki kepentingan atau hubungan yang sama dengan berita tersebut.
Dalam artikel ini, kami telah merangkum beberapa teori yang mempelajari tentang perbedaan individu. Berikut beberapa contoh teori perbedaan individu, diantaranya :
- Uses and Gratifications Theory
Walaupun media memiliki sasaran yang luas dan menyeluruh, namun pengguna media juga memiliki kesempatan memilih sumber berita mana yang akan dikonsumsi. Dan pengaruh media tidak akan sampai apabila individu sebagai sasaran media memilih untuk tidak mempercayai media tersebut. Inilah mengapa pengguna media dinilai memiliki peran aktif dalam kegiatan komunikasi.
Teori ini juga menerangkan bahwa manusia merupakan makhluk yang selektif dalam mencari pemuas kebutuhannya. Selain itu, telah diteliti bahwa asal mula kebutuhan satu dengan yang lain berbeda dan bergantung pada psikologis dan sosial. Sehingga media-media yang dicari sebagai sumber berita pilihan juga berbeda.
Terdapat tiga fase dalam perkembangan teori uses and gratification, yaitu :
- Fase pertama
Mendeskripsikan orientasi kelompok audiens dalam memilih jenis isi media. Namun dalam fase ini masih terdapat kelemahan metodologis dan konseptual.
- Fase kedua
Dalam fase ini diberikan beberapa variabel-variabel sosial dan psikologis yang mungkin akan mempengaruhi individu dalam memilih jenis isi media/macam-macam berita yang ingin dikonsumse.
- Fase ketiga
Dalam fase ketiga, data gratifikasi digunakan untuk menjelaskan cara lain dalam komunikasi, dimana mungkin harapan dan motif individu berkaitan.
Berikut diberikan kesimpulan mengenai asumsi dalam teori uses and gratification :
- Audiens berperan aktif dalam penggunaan media, dimana hal ini berorientasi pada tujuan audiens.
- Keputusan untuk memilih media tertentu sebagai pemuas kebutuhan berada di tangan audiens
- Media-media saling bersaing untuk memenuhi kebutuhan audiens.
- Setiap individu memiliki kesadaran diri dalam menggunakan media, mereka tahu akan kepentingan dan motivasinya.
- Hypodermic Needle Theory
Berbeda dengan teori sebelumnya yang menyatakan bahwa audiens berperan aktif dalam memilih media, teori ini mengatakan sebaliknya, yaitu bahwa audiens bersikap pasif terhadap berita yang diterima sehingga informasi tersebut dapat mempengaruhi pendapat dan sikap audiens.
Karena penjelasan tersebut, maka teori ini dinamakan teori jarum hipodermik dimana audiens akan menyerap informasi seperti menerima suntikan. Pada intinya, teori ini berpendapat bahwa pesan yang masuk akan langsung diterima oleh audiens.
- Teori kategori sosial
Teori ini mengatakan bahwa kelompok masyarakat memiliki tanggapan yang sama akan informasi dari media. Jadi, suatu masyarakat tertentu akan memiliki pandangan yang sama terhadap berita tersebut. Teori ini dikategorikan dalam kelompok masyarakat, dimana kelompok satu dapat berbeda dengan kelompok lain.
- Spiral of Silence Theory
Dalam teori spiral keheningan dijelaskan mengenai kecenderungan minoritas dalam mengekspresikan opininya di dalam masyarakat yang didominasi oleh mayoritas. Biasanya mereka akan memilih diam atau menyesuaikan pendapat dengan mayoritas karena takut diasingkan karena pendapatnya tidak diterima. Sehingga mereka memilih menyembunyikan gagasannya.
Dalam teori ini dijelaskan juga bahwa minoritas lebih memilih mencari dukungan sekitarnya untuk menguatkan opininya, dan media massa sering menjadi pilihan. Namun, media sering memberikan interpretasi yang salah dan mendukung opini kelompok kiri, yang kemudian kelompok ini dinilai sebagai kelompok mayoritas. Dan seiring berjalannya waktu, apa yang menjadi opini minoritas dapat menjadi yang lebih dominan.
5. Diffusion of Innovation Theory
Teori difusi inofasi menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki informasi atau penemuan memiliki kuasa untuk mempengaruhi masyarakat secara massal.
Sekian artikel mengenai teori perbedaan individu. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca. Terima kasih.