Perkembangan Teknologi Komunikasi Dalam Jurnalistik Modern – Penjelasan Lengkap

Teknologi dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang komunikasi, semakin berkembang dari tahun ke  tahun terutama setelah kemunculan internet. Semua orang yang hidup di generasi sekarang ini dituntut untuk melek teknologi dan haus informasi, agar dapat mengikuti arus perkembangan jaman. Begitu pula para jurnalis, mereka harus mampu menguasai teknologi modern yang sedang berkembang dewasa ini.

Dalam penyajiannya, sebuah berita juga tidak luput dari perkembangan teknologi. Pada tahun 1920-an Surat kabar dan Majalah mendapat pesaing baru, dengan kemunculan radio (baca juga: jurnalistik radio). Terutama setelah kemunculan televisi (baca juga: jurnalistik televisi) pada tahun 1950-an, yang mampu menyajikan berita dalam bentuk audio vidio yang lebih menarik. Jurnalistik cetak semakin kehilangan konsumennya, meskipun ternyata tetap dapat bertahan (baca juga: sejarah perkembangan teknologi komunikasi).

Saat ini dengan berkembangnya internet, muncul jurnalistik multimedia. Dimana penyajian berita dilakukan melalui jaringan internet, yang memampukan media untuk menampilkan berita dalam bentuk teks, gambar, audio, serta video sekaligus. Benrkembangnya komunikasi online, juga memunculkan trend baru dalam dunia jurnalistik, yaitu jurnalistik online.

Pengguna internet dari tahun ke tahun, meningkat tajam (baca juga sejarah perkembangan telepon). Di Indonesia sendiri berdasarkan data dari APJII di dapati bahwa perkembangan jumlah pelanggan Internet yang awalnya berjumlah 134 ribu pelanggan pada tahun 1998, meningkat menjadi lebih dari 1 juta pelanggan pada tahun 2004, dan meningkat lagi menjadi 2 juta pelanggan pada tahun 2007. Data terakhir pada tahun 2017 lalu jumlah pengguna internet di indonesia meningkat tajam hingga 132 juta pengguna, naik 51 % dari tahun sebelumnya yang telah mencapai 45  juta pengguna.

Mengatasi hal ini, perusahaan media cetak raksasa sudah mulai merambah segmen pasar dan pembaca berita dengan membuat media versi online, atau media internet. Media massa konvensional memang dituntut untuk melakukan integrasi dengan media baru, agar tidak kalah bersaing dalam menyebarkan serta melakukan update beritanya. Selain itu juga untuk memenuhi harapan pelanggan setianya, baik pelanggan versi online maupun cetak (baca juga: etika public relations, etika komunikasi bisnis).

Perkembangan Era Jurnalistik Modern Di Indonesia

Perkembangan media massa di indonesia berkaitan erat dengan perkembangan situasi politik serta kebijakan pemerintah di Indonesia. Jurnalistik online periode pertama di Indonesia dimulai pada tahun 1995 hingga 1997. Pada masa itu, mailing list mengenai runtuhnya Orde Baru (era reformasi) merupakan berita dalam bentuk mailing list yang paling sensasional. Tahun 1998 – 2001 merupakan periode kedua jurnalisme online, pada masa ini mulai bermunculan situs berita (dotcom). Namun tidak banya situs berita yang tetap bertahan hingga akhir periode. Periode ketiga dimulai padatahun 2001, pada masa ini media jurnalistik berupa online multimedia serta webcasting dengan berbagai layannannya seperti news feed, podcast, desktop allert, dkk (baca juga: sejarah televisi di Indonesia).

Medium Jurnalistik Modern: Internet

Marshall McLuhan, dalam bukunya ‘Understanding Media – The Extensions of Man’ menyatakan bahwa media yang digunakan untuk menyampaikan sebuah informasi, pada dasarnya juga adalah sebuah pesan. Media merupakan perluasan manusia, media yang berbeda mewakili pesan yang berbeda. Media menciptakan dan mempengaruhi bentuk dan cakupan hubungan antar manusia. Media massa, dalam bentuk apapun, akan selalu membawa pesan tersediri bagi masyarakat (baca juga: tahap-tahap komunikasi).

Internet sebagai media jurnalistik (baca: media komunikasi modern) memunculkan perdebatan, apakan internet merupakan media massa atau merupakan media komunikasi antarpersona. Internet dapat dikatakan sebagai hybrid, internet merupakan sebuah media massa yang juga adalah sebuah media komunikasi antar individu dan antarpersona. Menurut Jensen, media tradisional sepeti TV, Radio, atau Film (baca juga : Sejarah Perfilman Indonesia) mempunyai karakteristik ’push’; yang mana isi media diciptakan oleh media tersebut bagi audiensnya. Sedangkan media internet memiliki karakteristik ‘pull’ yang mana isi beritanya diciptakan oleh audiens. Isi media pun bergeser, dari awalnya seragam menjadi personal. Siklus publikasinya pun berubah, dari periodik menjadi up to date.

Kemunculan World Wide Web (www) pada tahun 1990-an memulai babak baru dalam komunikasi massa yang melampaui batasan fisik geografis, mental idiologis, serta ruang dan waktu.  Komputer yang semula merupakan media pengumpulan dan penyimpanan data, berkembang menjadi media komunikasi modern yang kompleks. Informasi yang disajikan melalui internet lebih unggul dalam segi kecepatan dan interaktifitas. Berita disajikan secara real time (seketika), tanpa perlu menunggu proses cetak.

Proses pengumpulan informasi melalui internet pun dapat dilakukan dengan cepat, sebab tidak perlu melalui penerbitan pers terlebih dahulu. Berita dapat di upload dan di update dalam hitungan detik. Situs berita tidak lagi bersifat komplementer, namun menciptakan sinergi antara isi siaran, infrastuktur jaringan telekomunikasi, serta perangkat penggguna sehingga mampu menghadirkan jurnalisme online dengan perspektif multimedia. Sebuah revolusi media modern (baca juga: teori media baru).

Kelebihan Media Internet Sebagai Medium Jurnalistik

Berikut beberapa kelebihan media internet dibandingkan dengan media massa lainnya:

  • Format berita disajikan dalam bentuk digital
  • Tidak dibatasi jarak dan waktu.
  • Mudah diakses, diproduksi, dan disebarluaskan
  • Immediacy: Berita dikirim sevara seketika dan serentak
  • Fleksibel: disajikan dalan berbagai bentuk. Misalnya full teks namun dilengkapi dengan gambar, audio ataupun video sebagai tambahan informasi agar audiens lebih memahami isi berita.
  • Kapasitas: ruang penyimpanan informasi tak terbatas.
  • Permanen: Suatu berita dapat disimpan dalam jangka waktu lama dan tetap terjaga kualitasnya.

Sedangkan kelebihan jurnalistik online menurut James C. Foust dalam buku Online Journalism: Principles and Practices of News for The Web, yang terbit pada tahun 2005 adalah sebagai berikut:

  • Audiens memiliki keleluasaan dalam memilih berita (audience control).
  • Setiap berita berdiri sendiri, tidak berurutan (nonlienarity).
  • Berita tetap tersimpan dan dapat diakses kembali kapanpun dengan mudah (storage and retrieval).
  • Jumlah berita yang dapat disimpan dan diakses jauh lebih lengkap (unlimited space).
  • Sifatnya cepat dan langsung (immediacy).
  • Dapat menyajikan berita dalam bentuk teks, suara, gambar, video atau komponen lainnya (multimedia capability)
  • Meningkatkan partisipasi pembaca (interactivity).

Demikian artikel mengenai perkembangan teknologi komunikasi dalam era jurnalistik modern ini. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menciptakan  sinergi media yang dapat menyajikan berita dengan cepat, seketika, tak terbatas ruang dan waktu dalam berbagai bentuk.  Baik teks, gambar, audio, vidio ataupunkompunen lainnya. Dan nilai beritanya tetap mendapatkan kepercayaan dari publik.