12 Pendekatan Konstruktivisme dalam Komunikasi Politik

Dalam komunikasi politik, banyak sekali berbagai pendekatan yang dilakukan untuk membuat lawan atau target komunikasi mengerti akan pesan yang disampaikan.

Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan konstruktivisme.

Pendekatan konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan yang memfokuskan pada interaksi simbolis, hermeneutik dan fenomenologis.

Untuk lebih memahaminya, berikut ini adalah beberapa contoh pendekatan konstruktivisme dalam komunikasi politik:

1. Angka

Dalam beberapa kampanye pemilihan umum, mengenalkan simbol angka merupakan salah satu pendekatan konstruktivisme dalam komunikasi politik.

Simbol angka yang menjadi simbol paling sederhana dan paling mudah dimengerti menjadi alat komunikasi paling efektif selama kampanye.

Selain mudah diingat oleh otak, angka juga menjadi pilihan favorit para politikus dalam mempromosikan identitasnya kepada khalayak ramai.

Kemudahan dalam mengingat angka akan langsung terhubung pada tokoh politik yang memiliki identitas angka tersebut.

Baca juga:

2. Mars

Dalam komunikasi politik, terdapat salah satu bentuk pendekatan konstruktivisme yang terbilang cukup baru dan fenomena.

Pendekatan konstruktivisme yang menggunakan mars atau lagu menjadi salah satu tren dalam komunikasi politik saat ini.

Pendekatan konstruktivisme dengan mars atau lagu ini bukan hanya memberikan informasi politik pada mereka yang dewasa saja, namun juga para generasi muda yang pada umumnya cenderung cuek jika berbicara tentang politik.

Pendekatan konstruktivisme dengan mars lagu dianggap lebih mudah diingat dibandingkan dengan angka sehingga banyak digunakan dalam komunikasi politik.

Dengan pendekatan konstruktivisme jenis ini, komunikasi politik pun menjadi lebih mudah diterima dan dipahami.

3. Animasi

Selain pendekatan konstruktivisme menggunakan mars, ada satu lagi pendekatan dalam komunikasi politik yang terbilang cukup baru dan fenomena.

Pendekatan konstruktivisme ini menggunakan animasi sebagai alat komunikasi penyampai pesan politik.

Animasi terbilang salah satu media yang menarik minat banyak orang. Hal ini sendiri tidak terlepas dari keunikannya yang menarik perhatian banyak orang.

Dengan menggunakan animasi, penyampaian informasi menjadi lebih mudah dipahami.

Meskipun terlihat menarik dan mudah digunakan, pendekatan konstruktivisme dengan menggunakan animasi terbilang masih sedikit.

Hal ini tidak terlepas dari sedikitnya animator di Indonesia dan biaya yang cukup mahal dalam memproduksi animasi bergerak.

Baca juga:

4. Souvenir

Pendekatan konstruktivisme dalam komunikasi politik lainnya adalah dengan menggunakan souvenir.

Souvenir merupakan media yang cukup ampuh dalam menyampaikan pesan politik kepada masyarakat.

Dalam souvenir tersebut, dapat diselipkan berbagai pesan politik yang akan dengan mudah diingat dan diterima oleh masyarakat.

Gunakan desain souvenir yang menarik dengan tema kekinian untuk memperkuat ingatan penerima pesan terhadap pesan yang terkandung di dalamnya.

Efektivitas yang diberikan souvenir take hanya tepat sasaran namun juga berjangka lebih lama sehingga banyak digunakan dalam pendekatan konstruktivisme selama kampanye pemilihan umum.

Adapun bentuk souvenir yang biasa digunakan dalam pendekatan konstruktivisme adalah gantungan kunci atau sapu tangan.

5. Kaos

Selain souvenir, pendekatan konstruktivisme juga bisa dilakukan dengan kaos. Sebagaimana telah diketahui, kaos menjadi salah satu bentuk promosi dalam persaingan politik.

Dalam kaos tersebut bisa diselipkan berbagai macam pesan politik yang disertai dengan gambar sehingga semakin memudahkan penerima pesan untuk mengingat dan memahami pesan politik yang disampaikan.

Baca juga:

6. Sticker

Sticker merupakan pendekatan konstruktivisme yang sederhana dan paling sering digunakan dalam menyampaikan pesan politik.

Selain memiliki desain yang menarik, sticker juga mudah digunakan dimana saja sehingga lebih efektif dibandingkan media komunikasi lainnya.

Sticker juga mempunyai kelebihan lain, yakni harga yang relatif murah sehingga penyampai pesan bisa membuat sticker dalam jumlah banyak untuk memperluas penyampaian informasi.

7. Boneka

Ada pula pendekatan konstruktivisme yang terbilang cukup langka, yakni boneka. Penggunaan boneka memang cukup jarang digunakan dalam penyampaian pesan politik.

Namun beberapa pesan politik, terutama dari pemerintah, menggunakan boneka atau maskot sebagai simbol.

Penggunaan boneka atau maskot dalam komunikasi politik membuat penyampaian pesan jadi lebih gampang dipahami.

Namun perlu diperhatikan pula simbol yang terselip dan digunakan dalam boneka atau maskot haruslah mewakili pesan yang disampaikan.

Baca juga:

8. Logo

Beberapa tokoh politik atau partai menggunakan logo sebagai bentuk pendekatan konstruktivisme dalam menyampaikan pesan politik.

Penggunaan logo bukan lagi hal baru dalam penyampaian pesan politik, bahkan logo sendiri tidak pernah lepas dalam komunikasi politik dimana-mana

Logo yang digunakan dalam pendekatan konstruktivisme haruslah logo yang mudah diingat dan dimengerti.

Selain itu, logo haruslah netral dan tidak mengandung unsur SARA sama sekali.

Logo bukan hanya menjadi identitas politik, tapi juga memiliki ribuan makna yang akan mewakili pesan politik yang disampaikan sehingga pemilihan logo harus benar-benar dilakukan dengan bijak.

9. Atribut

Atribut partai juga menjadi salah satu pendekatan konstruktivisme yang sering digunakan oleh beberapa partai dalam komunikasi politik.

Penggunaan atribut partai akan memudahkan penerima pesan untuk mengenali penyampai pesan beserta isi pesannya.

Pemilihan atribut partai juga tidak bisa sembarangan. Banyak aspek penting yang harus diperhatikan agar atribut yang digunakan selama kampanye mampu menyampaikan pesan politik yang diorasikan.

10. Flyer

Ada juga pendekatan konstruktivisme yang selalu digunakan dalam menyampaikan pesan politik, yakni flyer atau selebaran.

Flyer atau selebaran dianggap sebagai media komunikasi terbaik dalam pendekatan konstruktivisme sehingga masyarakat ikut diajak langsung untuk menerima pesan politik tanpa unsur pemaksaan.

Masyarakat diajak untuk menilai sendiri isi dari flyer atau selebaran tersebut tanpa perlu ada moderator yang menjelaskan.

Flyer juga dianggap cukup efektif dan efisien karena tepat sasaran, luas, dan terjangkau.

Baca juga:

11. Iklan

Iklan yang digunakan sebagai pendekatan konstruktivisme menjadi salah satu fenomena yang banyak dijumpai saat ini. Penggunaan iklan cukup efektif karena mampu menjangkau lebih luas.

Iklan yang digunakan baik di media televisi, radio, maupun cetak mampu mengajak masyarakat untuk mencerna sendiri informasi politik yang disampaikan. Namun sayangnya, penggunaan iklan masih terbilang cukup mahal.

12. Warna

Selain angka, pendekatan konstruktivisme dalam komunikasi politik juga bisa menggunakan warna.

Warna menjadi salah satu identitas politik bagi suatu partai politik sehingga memudahkan mereka untuk dikenali oleh masyarakat.

Penggunaan warna sebagai pendekatan konstruktivisme bukan lagi hal baru dalam dunia politik. Selain memudahkan pengenalan identitas partai, warna yang digunakan juga memiliki arti tersendiri bagi partai tersebut.

Itulah 12 pendekatan konstruktivisme dalam komunikasi politik yang biasa digunakan.

Pendekatan konstruktivisme dalam komunikasi politik memang merupakan pendekatan yang terbilang baru, namun cukup efektif dalam penyampaian pesan politik.

Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.