Komunikasi persuasif adalah salah satu teknik komunikasi yang ditujukan untuk meyakinkan orang lain agar berpikir atau bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pengirim pesan. Secara umum yang dimaksud dengan komunikasi persuasif adalah proses penyampaian pesan dengan tujuan untuk menguatkan atau merubah tanggapan yang diberikan oleh orang lain. Komunikasi persuasif biasanya digunakan dalam berbagai bidang diantaranya pemasaran, politik, kampanye, dan lain-lain (Baca juga : Teknik Komunikasi Persuasif).
Para ahli atau peneliti komunikasi memandang persuasi sebagai proses komunikasi dimana komunikator berusaha memperoleh respon yang diinginkan dari penerima pesan. Menurut Wilbur Schramm (1971), proses persuasi yang utamanya merupakan proses komunikasi terdiri dari perkenalan beberapa informasi yang mengarahkan penerima untuk menilai kembali persepsinya tentang lingkungannya dan menilai kembali apa yang menjadi kebutuhan dan cara untuk memenuhi kebutuhan, hubungan sosial, kepercayaan, atau sikap mereka.
Sebagai sebuah proses komunikasi, maka cara terbaik untuk memahami persuasi adalah dengan menggunakan model-model komunikasi guna mengetahui dan memahami berbagai unsur atau komponen-komponen komunikasi dan tahap-tahap komunikasi dalam proses persuasi. Berbagai model komunikasi persuasif yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah model komunikasi Berlo, dan model persuasi Rank (Larson, 1986); model dua faktor McGuire, pendekatan perubahan sikap Yale (Fishbein dan Ajzen, 1975); model kemungkinan elaborasi, model respon kognitif, dan model heuristik-sistematis (Dillard, tanpa tahun).
Berikut adalah model komunikasi persuasif menurut para ahli, diantaranya adalah :
Menurut Larson (1986), salah satu model komunikasi yang digunakan untuk menjelaskan proses komunikasi persuasif adalah model komunikasi Berlo yang dicetuskan oleh David K. Berlo dan merupakan pengembangan dari model komunikasi Shannon dan Weaver. Model komunikasi Berlo atau dikenal juga dengan model komunikasi SMCR terdiri dari empat unsur komunikasi yaitu sumber, pesan, saluran komunikasi, dan penerima pesan. Keempat unsur tersebut merupakan bagian dari proses persuasi. Merujuk pada model komunikasi Berlo, kita harus waspada terhadap motivasi sumber, kita juga harus memperhatikan pesan, media yang digunakan untuk mengirim pesan, dan efek yang terjadi. Pada akhirnya, kita perlu untuk memiliki kesadaran tentang peran kita dalam persuasi (Baca juga : Model Komunikasi Linear).
- Model Persuasi Rank
Hugh Rank (1976) mengusulkan sebuah model persuasi yang membantu mengajarkan kepada kita agar menjadi penerima pesan yang yang kritis. Rank menyebutnya dengan intensify/downplay schema atau skema mengintensifkan atau mengecilkan aspek-aspek tertentu. Gagasan dasar model persusasi ini adalah pada umumnya persuader menggunakan dua macam taktik untuk mencapai tujuannya yaitu mengintensifkan atau mengecilkan aspek-aspek tertentu atau keduanya (Baca juga : Teori Atribusi).
- Model Kemungkinan Elaborasi
Richard Petty dan John Cacioppo (1980) mengembangkan model kemungkinan elaborasi atau elaboration likelihood model yang menyatakan bahwa persuasi secara tradisi dikaitkan dengan dua rute yaitu rute sentral dan rute periferal. Model ini membentuk faset baru teori rute atau teori dua proses. Model kemungkinan elaborasi berpendapat bahwa kemungkinan persuasi yang efektif bergantung pada seberapa besar keberhasilan komunikasi dalam mengingatkan representasi mental yang relevan yang merupakan kemungkinan elaborasi (Baca juga : Teori Komunikasi Persuasif).
- Model Respon Kognitif
Model persuasi respon kognitif pertama kali digagas oleh Anthony Greenwald (1968). Respon kognitif adalah pemikiran yang dimiliki setiap individu ketika bereaksi terhadap pesan persuasi. Model ini menunjukkan bahwa mempelajari respon kognitif terhadap persuasi menyuguhkan dasar bagi pemahaman tentang efek komunikasi (Baca juga : Teori Disonansi Kognitif).
- Model Perubahan Sikap Yale
Model perubahan sikap Yale dikenal dengan sebutan pendekatan perubahan sikap Yale yakni suatu studi tentang kondisi dimana orang cenderung mengubah sikap mereka sebagai bentuk respon mereka terhadap pesan persuasif. Pendekatan ini pertama kali dipelajari oleh Carl Hovland dan rekan-rekannya di Yale University. Model dasar pendekatan ini dapat digambarkan sebagai “siapa – mengatakan apa – kepada siapa”. Menurut model ini, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi setiap komponen komunikasi persuasif, diantaranya adalah kredibilitas dan daya tarik komunikator, kualitas dan ketulusan pesan, perhatian, kecerdasan dan usia penerima pesan (Baca juga : Model Komunikasi Carl Hovland).
- Model Dua Faktor McGuire
William McGuire (1968) mengembangkan model persuasi dua faktor yang mengkombinasikan perhatian dan pemahaman ke dalam satu faktor penerimaan. Model ini didasarkan atas pendekatan Yale yang menyatakan bahwa perhatian dan pemahaman menentukan apa yang akan dipelajari oleh penerima pesan dengan menekankan pada isi pesan komunikator.
Proses lainnya yang melibatkan perubahan dalam motivasi, diasumsikan untuk menentukan apakah penerima pesan akan menerima atau mengadopsi apa yang ia pelajari. Karenanya, efek komunikasi bergantung pada dua faktor yaitu mempelajari isi pesan dan menerima apa yang telah dipelajari. Model dua faktor McGuire berpendapat bahwa proses persuasi melibatkan dua tahap yaitu penerimaan isi pesan dan menghasilkan apa yang dipahami (Baca juga : Teori Pelanggaran Harapan).
- Model Heuristik-Sistematis
Model Heuristik-Sistematis dikenalkan oleh Alice Eagly dan Shelly Chaiken. Model heuristik-sistematis menjelaskan bagaimana orang-orang menerima dan memproses pesan persuasi. Model ini menyatakan bahwa setiap individu dapat melakukan pengolahan pesan persuasi secara heuristik atau sistematis. Pengolahan pesan secara heuristik umumnya menggunakan aturan-atuan penilaian yang dikenal sebagai struktur pengetahuan yang dipelajari dan disimpan dalam memori. Sedangkan pengolahan pesan secara sistematis melibatkan pemahaman dan analitis, pengolahan atau pemrosesan kognitif dari informasi yang relevan dengan penilaian (Baca juga : Teori Pengolahan Informasi).
Manfaat Mempelajari Model Komunikasi Persuasif
Mempelajari model komunikasi persuasif dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :
- kita dapat mengetahui dan memahami arti persuasi
- kita dapat mengetahui dan memahami arti komunikasi persuasif
- kita dapat mengetahui dan memahami beberapa model komunikasi persuasif yang dikemukakan oleh para ahli
Demikianlah ulasan singkat tentang model komunikasi persuasif menurut para ahli. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang salah satu teknik komunikasi yaitu komunikasi persuasif dan model komunikasi persuasif sebagai sarana untuk menjelaskan atau menggambarkan proses persuasi.