Model Komunikasi Dua-Tahap – Hipotesis – Konsep

Model komunikasi dua-tahap merupakan salah satu model komunikasi massa, teori komunikasi massa, dan teori efek media massa yang lahir sebagai respon terhadap model komunikasi satu-tahap atau model peluru atau teori jarum hipodermik. Model komunikasi satu-tahap menyatakan bahwa khalayak secara langsung dipengaruhi oleh media massa. Sebaliknya, model komunikasi dua-tahap menyatakan bahwa sebagian besar khalayak membentuk pendapat mereka karena pengaruh pemuka pendapat yang sebelumnya dipengaruhi oleh media massa. Karena itulah, beberapa ahli juga menempatkan model komunikasi dua-tahap sebagai salah satu perspektif komunikasi pada opini publik yang mengacu pada perkembangan teori efek komunikasi dalam komunikasi massa.

Dalam model komunikasi dua-tahap, arus pesan bergerak dari media massa kepada pemuka pendapat dan kemudian dari pemuka pendapat kepada khalayak luas. Dari berbagai kritik yang dilontarkan oleh para ahli, model komunikasi dua-tahap telah membuka pintu bagi berkembangnya model komunikasi banyak tahap atau model komunikasi alir banyak tahap dan teori difusi inovasi.

Hipotesis

Hipotesis komunikasi dua-tahap pertama kali dikenalkan oleh Paul F. Lazarsfeld, Bernard Berelson, dan Hazel Gaudet pada tahun 1944 melalui sebuah buku yang bertajuk “The People’s Choice : How the Voter Makes Up His Mind in a Presidential Campaign”. Hipotesis awal model komunikasi dua-tahap menyatakan bahwa pengaruh personal yang dilakukan oleh orang lain pada umumnya memainkan peranan yang lebih penting dalam pengambilan keputusan sehari-hari daripada informasi yang diperoleh dari media massa.

Hipotesis ini kemudian diuji melalui sebuah studi yang mereka lakukan pada tahun 1940 yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh media massa dalam kampanye pemilu pada perilaku memilih. Hasil studi yang mereka lakukan menunjukkan bahwa kontak personal atau pengaruh interpersonal ternyata lebih dominan dibandingkan dengan pengaruh media massa terhadap perilaku memilih. Dengan kata lain, perilaku memilih lebih banyak dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi dibandingkan dengan media massa.

Berdasarkan hasil studi tersebut, Lazarsfeld dan Elihu Katz kemudian mengembangkan teori komunikasi dua-tahap melalui penelitian yang dilakukan di medio 1950an dan dipublikasikan dalam sebuah buku yang berjudul Personal Influence. Buku tersebut menggambarkan pentingnya peran pemuka pendapat sebagai gatekeeper dalam menyebarluaskan informasi dari media massa kepada khalayak. Fungsi gatekeeper dalam komunikasi massa atau fungsi filter dalam komunikasi massa tidak hanya menyebarluaskan pesan-pesan media massa kepada khalayak melainkan juga menafsirkan serta menyaring informasi yang diperoleh dari media massa. Lazarsfeld dan Katz menekankan pada adanya fakta yang menyebutkan bahwa pendapat khalayak lebih banyak dipengaruhi oleh pemuka pendapat melalui komunikasi interpersonal dibandingkan dengan media komunikasi massa.

Konsep

Model komunikasi dua-tahap menyajikan sebuah perspektif mengenai efek terbatas media massa.  Dalam model komunikasi dua-tahap, informasi bergerak dari media massa kepada khalayak secara dua tahap yaitu dari media massa kepada pemuka pendapat dan pemuka pendapat kepada khalayak massa.

  • Tahap pertama

Pada tahap pertama, individu yang dikenal sebagai pemuka pendapat diterpa oleh pesan media massa yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan khalayak.

  • Tahap kedua

Informasi yang diterima dari media ditafsirkan oleh pemuka pendapat. Melalui komunikasi interpersonal, pemuka pendapat kemudian mengirimkan hasil penafsiran pesan kepada setiap individu yang berada dalam suatu masyarakat. Pada tahapan ini, khalayak lebih banyak dipengaruhi oleh informasi yang diberikan oleh pemuka pendapat dalam konteks tatap muka dan bersifat informal. Elihu Katz (1973a) menegaskan bahwa khalayak menaruh kepercayaan yang begitu besar terhadap pemuka pendapat. Pesan yang dikirimkan oleh pemuka pendapat melalui komunikasi interpersonal kepada khalayak di tahap kedua ini dapat mengubah pemikiran dan keputusan khalayak.

Lebih lanjut Katz menjelaskan bahwa efek pesan media massa bersifat tidak langsung terhadap khalayak. Pemuka pendapat yang dihormati, terpandang, dan berpengalaman di tengah masyarakat  diterpa oleh pesan-pesan media massa yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan khalayak massa yang heterogen. Melalui komunikasi interpersonal, pemuka pendapat melakukan kontak dengan khalayak yang berbeda guna menyebarluaskan pesan-pesan media massa yang telah diterima.

Istilah pengaruh personal yang digunakan dalam model komunikasi dua-tahap adalah untuk menjelaskan bagaimana pesan-pesan media massa ditafsirkan oleh pemuka pendapat. Pesan media massa yang telah ditafsirkan oleh pemuka pendapat inilah yang kemudian disebarluaskan oleh pemuka pendapat kepada khalayak melalui komunikasi interpersonal dan mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan oleh khalayak dibandingkan dengan pesan dari media massa secara langsung.  Menurut Katz, dibandingkan dengan pesan media massa yang terstruktur, bersifat formal, impersonal serta tidak langsung,  maka pesan-pesan yang disampaikan melalui komunikasi interpersonal lebih efektif menyebabkan perubahan sikap karena bersifat personal dan informal.

Kritik

Model komunikasi dua-tahap tidak terlepas dari kritik yang disampaikan oleh para ahli, diantaranya adalah :

  • Model komunikasi dua-tahap dipandang terlalu sederhana dalam menjelaskan pergerakan pesan media massa dari media massa kepada khalayak karena sejatinya pergerakan pesan media massa kepada khalayak berlangsung lebih dari dua tahap.
  • Dialog terkait dengan isi pesan media massa lebih banyak terjadi antar pemuka pendapat dibandingkan antara pemuka pendapat dan pengikut yang kurang terpapar informasi.
  • Model komunikasi dua-tahap dibentuk ketika televisi dan internet belum ada.
  • Ditemukan bukti awal bahwa informasi media massa mengalir secara langsung kepada khalayak secara keseluruhan dan tidak melaui pemuka pendapat.
  • Hipotesis model komunikasi dua-tahap dipandang tidak cukup untuk menggambarkan aliran pembelajaran.

Manfaat Mempelajari Model Komunikasi Dua-Tahap

Mempelajari model komunikasi dua-tahap dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :

  • Kita dapat mengetahui dan memahami makna model komunikasi dua-tahap.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami peletak dasar hipotesis model komunikasi dua-tahap.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami hipotesis model komunikasi dua-tahap.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami konsep model komunikasi dua-tahap.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami beberapa kritik yang disampaikan oleh para ahli.

Demikianlah ulasan singkat tentang model komunikasi dua-tahap. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang salah satu dari model-model komunikasi massa yakni model komunikasi dua-tahap yang meliputi hipotesis, konsep, serta beberapa kritik yang menyertainya.