7 Fungsi Filter dalam Komunikasi Massa

Belakangan ini Indonesia banyak terjadi konflik kekerasan, pelecehan seksual, bullying, dan konflik lainnya yang ada di media massa. Pada masa orde baru, pers atau media massa tidak menggunakan asas demokrasi. Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto menganut asas pers pancasila, yaitu pers yang bebas dan bertangungjawab. Akan tetapi, asas pancasila yang bebas dan bertanggungjawab ini tidak tercermin dalam pers pada masa itu. Oleh karena itu, pada masa orde baru banyak pembredelan media dengan tujuan agar media tetap dalam pengawasan pemerintah. (Baca juga: Teori Komunikasi Massa)

Berbeda dengan pers pada masa kini. Media dengan bebas menginformasikan apa yang mereka dapat dan memberikan informasi secara bebas kepada khalayak. Komunikasi massa bersifat heterogen, anonim, satu arah. Kebebasan informasi dalam media berdampak pada media itu sendiri. Contoh kasus talkshow di salah satu stasiun televisi swasta yang mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Acara talkshow tersebut menayangkan adegan-adegan yang tidak layak untuk dikonsumsi khalayak seperti tidak memfilter ucapan yang berbau vulgar, SARA, dan adegan-adegan yang tidak sewajarnya. (Baca juga: Teori Komunikasi Massa McQuail)

Peran media massa menjadi sangat penting untuk memberikan informasi yang berkuantitas dan berkualitas untuk khalayak. Media massa berperan sebagai gatekeeper, filter, dan regulator. Suatu media harus bertanggungjawab terhadap informasi yang telah disebarluaskan kepada khalayak. Media sebagai filter untuk khalayak menjadi pembahasan utama dalam artikel kali ini. (Baca juga: Sistem Komunikasi Massa)

Filter, regulator, dan gatekeeper merupakan komponen-komponen dalam komunikasi massa. Filter merupakan proses penyaringan informasi dalam suatu media yang berguna untuk mengatur arus informasi yang tidak sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan. Khalayak yang menerima informasi tersebut bersifat heterogen, sehingga peranan filter dalam media massa menjadi penting. Filter utama yang dimiliki oleh khalayak mencakup tiga aspek, yaitu budaya, psikologi, dan fisik. Budaya memberikan pengaruh pada persepsi khalayak yang berbeda-beda, sehingga filter menjadi peranan yang penting untuk menyatukan persepsi khalayak. Aspek psikologi berhubungan dengan frame of reference dan field of experience khalayak.

Misalnya, sebuah media memberitakan tentang pelecehan seksual terhadap anak maka khalayak yang lebih tertarik untuk menyaksikannya adalah para orangtua. Para orangtua lebih berhati-hati atas motif pelecehan seksual yang dilakukan pelaku. Kemudian ada aspek fisik yang terdiri atas kondisi fisik internal dan kondisi fisik eksternal. Kondisi fisik internal terjadi pada kondisi kesehatan fisik seseorang, sehingga seseorang lebih tetarik pada pemberitaan mengenai kesehatan tubuh. Sedangkan kondisi fisik eksternal adalah kondisi yang dilihat dari lingkungan, sehingga khalayak lebih tertarik melihat berita yang ada di sekitar rumahnya dibandingkan lokasi yang lebih jauh. (Baca juga: Teori Hegemoni Komunikasi Massa)

Berikut merupakan fungsi filter dalam komunikasi massa:

  1. Menyaring informasi

Komunikasi yang dilakukan dalam media massa harus memiliki filter atau penyaringan informasi. Informasi yang berlebihan berdampak buruk bagi khalayak luas. Media menjadi satu-satunya alat yang sering dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga informasi yang disampaikan harus sesuai dengan faktanya. (Baca juga: Model Komunikasi Massa)

  1. Memilih informasi

Komunikasi massa yang terjadi di dalam media massa sering kali memberikan informasi-informasi yang bohong atau dikenal dengan berita hoax. Untuk itu filter dalam komunikasi massa berfungsi untuk memilih informasi-informasi yang sesuai dengan sumber terpercaya. Peranan filter sangat dibutuhkan dalam kehidupan yang membebaskan media untuk memberikan informasi apa saja. (Baca juga: Fungsi Komunikasi Massa)

  1. Membatasi informasi

Informasi yang diterbitkan oleh media membutuhkan batasan. Peran filter berfungsi untuk membatasi informasi yang disebarluaskan oleh media. Tujuannya untuk memberikan informasi yang berkualitas dan khalayak dapat memahami isi informasi tersebut. (Baca juga: Komunikasi Massa)

  1. Mengawasi informasi

Filter dalam suatu media berfungsi untuk mengawasi informasi yang akan disebarluaskan. Pengawasan dilakukan sebagai penilaian informasi yang layak untuk diterbitkan maka akan disebarkan tanpa mengubah isi pesan tersebut. Sedangkan pesan yang tidak layak maka tidak akan disebarkan oleh media untuk dikonsumsi oleh khalayak. (Baca juga: Fungsi Media Massa)

  1. Menyederhanakan informasi

Filter berfungsi untuk menyederhanakan informasi. Informasi yang disampaikan akan disederhanakan dengan tujuan khalayak dapat memahami isi informasi dengan mudah tanpa menyalahgunakan makna dari isi informasi tersebut. (Baca juga: Teori Efek Media Massa)

  1. Menghilangkan informasi

Informasi yang disampaikan oleh media tidak selamanya dapat dikonsumsi langsung oleh khalayak tanpa melalui proses atau tahapan. Fungsi filter dalam acara televisi yang sdang on air biasanya ada beberapa adegan dan ucapan yang tidak dapat dikontrol, sehingga peranan filter untuk menghilangkan informasi yang tidak sesuai dengan aturan menjadi hal yang terpenting. (Baca juga: Teori Media Komunikasi)

  1. Mengatur informasi

Fungsi filter yang terakhir adalah mengatur informasi yang masuk ke media massa. Mengatur berarti menyesuaikan sesuai aturan yang berlaku. Informasi yang akan disebar ke khalayak membutuhkan kuantitas dan kualitas yang baik. Informasi yang disampaikan berupa informasi yang mudah dipahami oleh khalayak karena komunikasi massa bersifat heterogen dan hanya memiliki komunikasi satu arah. (Baca juga: Teori New Media)

Demikian penjelasan terkait beberapa fungsi filter dalam komunikasi massa yang wajib kamu ketahui sehingga mampu melakukan filter dalam melakukan komunikasi massa.