Model Komunikasi Alir Banyak Tahap – Konsep

Model komunikasi alir banyak tahap (multistep flow model) pertama kali dikenalkan oleh Paul Lazarsfled pada tahun 1994. Sebagaimana kebanyakan model-model komunikasi lainnya muncul, model komunikasi ini juga merupakan perkembangan dari model yang sudah ada sebelumnya. Model-model tersebut di antaranya yaitu model komunikasi teori jarum hipodermik, model komunikasi satu tahap dan model teori komunikasi dua tahap. Sedikit membingungkan memang apabila kita tidak mengetahui model-model tersebut sebelumnya. Namun pada dasarnya, ada pengertian yang lebih ringkas yang bisa digambarkan dari model dengan aliran banyak tahap oleh Lazarsfled ini.

Dalam komunikasi alir banyak tahap ini, pada dasarnya menjelaskan bahwa laju komunikasi dari komunikator kepada komunikan terdapat jumlah sarana yang berganti-ganti. Ada komunikan yang mendapatkan pesan secara langsung oleh komunikator, ada pula yang mendapatkan pesan sama tetapi dari sumber yang lain. Proses tersebut pun terjadi hingga beberapa kali, sehingga tahap-tahapannya memang bertingkat. Umumnya, isi pesan yang akan disampaikan sama, tetapi sumber dari pesan tersebut bisa dari pihak lain yang juga sudah terpapar informasi inti dari komunikator asli.

Opinion Leader yang Juga Eksis pada Model Ini

Pada model komunikasi alir banyak tahap ini, biasanya juga berasal dari satu sumber yang disebut sebagai pihak utama. Pihak utama ini kemudian akan dikenal sebagai opinion leader. Ini tentu saja menjadi sedikit mirip dengan model komunikasi De Fleur. Namun pada prinsipnya, dalam model komunikasi ini terjadi beberapa macam tahap hingga komunikasi yang terjadi tersebut menjadi benar-benar mempengaruhi khalayak ramai. Bila sudah menyinggung De Fleur, tentu saja kita tahu arah dari model komunikasi ini juga sangat dekat dengan komunikasi persuasif.

Ada pun yang menjadi asumsi dari model komunikasi ini setidaknya ada tiga macam. Asumsi-asumsi tersebut di antaranya:

  1. Masyarakat aktif berinteraksi dan merupakan bagian dari kelompok sosial. Mereka tidak hidup terisolasi.
  2. Opinion leader biasanya orang yang aktif menggunakan media massa. Tak heran bila ia menjadi pusat rujukan informasi yang sangat berpengaruh.
  3. Terdapat sejumlah variabel penerusan dalam arus komunikasi massa.

Bila melihat dari asumsi-asumsi tersebut, maka selain komunikasi persuasif, model ini juga erat kaitannya dengan teori komunikasi massa. Model ini memang memiliki fungsi kepada khalayak untuk mempengaruhi mereka dengan lebih efektif meski pun harus banyak sekali tahapan-tahapan dari aliran arus informasi yang disampaikan. Pesan yang akan disampaikan sifatnya berantai sehingga bisa berupa jaring-jaring luas. Otomatis ini menjadi sebuah kelebihan tersendiri dari model komunikasi massa ini.

Efek Pesan Berantai

Namun demikian, mengingat sifatnya yang berantai, maka bisa saja terjadi suatu miss komunikasi. Ini terjadi apabila adanya kesalahan penyampaian informasi tertentu. Efeknya juga bisa menjadi lebih panjang bila rantai tersebut tetap diteruskan. Oleh karenanya, penting untuk adanya rujukan yang jelas darimana sebuah informasi berasal sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penyampaian pesan tersebut.

Contoh dari model komunikasi multistep flow ini adalah ketika aktivis-aktivis suatu organisasi berusaha menyuarakan pendapat mereka. Pesan yang akan disampaikan kemudian berkembang dari suatu lembaga, media dan lain sebagainya sehingga menjadi suatu kesatuan

Itulah tadi gambaran mengenai model komunikasi yang banyak sekali sebenarnya dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Model ini memang menjelaskan bagaimana suatu informasi bisa benar-benar efektif untuk disebarkan dengan cara berantai. Model komunikasi alir banyak tahap masih sering dikembangkan dan juga diterapkan penggunaannya.