7 Gangguan Komunikasi Verbal Pada Pasien Stroke

Stroke adalah salah satu penyakit yang cukup umum dimasyarakat kita. Jumlahnya yang semakin banyak menjadi salah satu pekerjaan rumah tersendiri bagi pemerintah dalam hal pengawasan kualitas kesehatan masyarakat. Tidak hanya itu, dalam hal penanganan dan penyembuhan terkadang tenaga kesehatan juga mengalami ganguan komunikasi kepada pasien.

Dan didalam artikel ini kami akan membahas 7 gangguan komunikasi verbal pada pasien stroke sehingga gangguan ini bisa cepat terselesaikan.

Dalam penanganan pasien penyakit stroke, terdapat dua jenis komunikasi yang bisa dilakukan. Yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal tersebut adalah:

  1. Komunikasi verbal biasanya lebih mudah dimengerti daripada komunikasi nonverbal. Itulah kenapa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa verbal sangat minim kesalah pahaman didalamnya.
  2. Komunikasi verbal memiliki awal dan akhir. Berbeda dengan bahasa nonverbal yang tidak memiliki awal dan juga akhir.
  3. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang terstruktur dan memiliki pola. Berbeda dengan komunikasi nonverbal yang tidak terstruktur serta tidak terpola.

Komunikasi verbal merupakan bahasa yang paling umum digunakan dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Termasuk juga dalam menangani masalah kesehatan seperti stroke. Hanya saja, berkomunikasi dengan penyakit stroke cukup sulit dilakukan jika menggunakan bahasa verbal karena gerak pasien yang sangat terbatas. Dan berikut adalah 7 gangguan komunikasi verbal pasien stroke yang sering dialami oleh perawat pasien penyakit stroke:

  1. Tidak Bisa Bergerak

Penyakit stroke adalah penyakit yang disebabkan terputusnya aliran darah menuju otak. Hasilnya darah tersumbat hingga akhirnya pecah dan sel-sel disebagian area otak menjadi mati. Matinya sel-sel inilah yang kemudian menjadi penyebab hilangnya kendali atas tubuh. Secara umum, tubuh akan menjadi kaku dan gerak tubuh menjadi terbatas.

Walaupun biasa menggunakan cara berkomunikasi dengan baik, karena gerak yang terbatas, kemampuan berkomunikasi akhirnya menjadi berkurang. Tidak bisanya tubuh bergerak ini menjadi salah satu gangguan komunikasi verbal pada pasien stroke yang paling umum.

  1. Tidak Bisa Bicara

Seperti yang sudah disinggung pada poin sebelumnya, hilangnya daya gerak menjadikan fungsi komunikasi verbal pasien stroke menjadi berkurang atau terbatas seperti misalnya menjadi tidak bisa berbicara. Pasien stroke yang tidak bisa berbicara ini menjadikan perawat kesulitan dalam berkomunikasi.

  1. Wajah Kaku

Poin selanjutnya dalam 7 gangguan komunikasi verbal pada pasien stroke adalah melakukan komunikasi dua arah seperti melakukan komunikasi lisan. Terlebih jika bagian tubuh yang terkena stroke adalah area wajah sehingga mulut tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh perawat untuk bisa berkomunikasi dengan pasien adalah melalui keluarga terdekat yang mengetahui bagaimana cara pasien terkena stroke. Berkomunikasi dengan sanak keluarga terdekat perawat akan mendapatkan banyak informasi seperti jenis makanan yang biasa dikonsumsi, pekerjaan yang biasa dilakukan, pola istirahat, bahkan dengan siapa saja pasien biasa bergaul.

  1. Pasien Malu

Walaupun pasien bisa berbicara, biasanya gangguan komunikasi verbal pada pasien stroke yang lain adalah malu. Ini biasanya terjadi pada pasien yang sudah sering mengalami stroke sehingga pasien merasa malu untuk mengakui kesalahannya. Bahkan saking malunya, walaupun menggunakan  penggunaan komunikasi verbal dalam bahasa tertulis, pasien tetap kesulitan mengungkapkannya kepada perawat atau dokter.

  1. Pasien Sudah Lanjut Usia

Gangguan komunikasi verbal selanjutnya adalah faktor usia. Tentu tidak sama jenis penanganan pasien stroke yang masih muda dengan yang sudah tua. Masing-masing memiliki kesulitannya sendiri. Hanya saja, pasien stroke yang sudah tua mengalami permasalahan dalam komunikasi langsung dan tidak langsung. Salah satu contohnya adalah dari cara berbicaranya yang sudah tidak jelas bahkan sering meracau.

Selain dari cara berkomunikasi yang sudah tidak sebaik dengan pasien yang lebih muda, pasien stroke yang sudah tua juga pada umumnya memiliki kendala pada daya tahan tubuh atau penyakit komplikasi yang dimilikinya. Masalah-masalah kesehatan lain diluar penyakit stroke ini tentu saja akan menjadi sebuah kesulitan tambahan bagi perawat atau dokter yang merawatnya.

  1. Belum Bisa Mandiri

Gangguan komunikasi verbal pada pasien stroke lainnya adalah belum bisa mandiri dalam berkomunikasi. Ini menjadikan pasien harus terus dipandu untuk menanggapi sebuah komunikasi oleh perawatnya. Padahal, tanpa dipandu oleh perawat, fungsi komunikasi non verbal dan tujuan komunikasi non verbal bisa dilakukan oleh pasien. Seperti misalnya dengan menggunakan gerakan bola mata ataupun gerakan-gerakan lain yang bisa dimengerti oleh perawat. Hanya saja, karena masalah kurangnya percaya diri dari pasien yang beranggapan bahwa perawat tidak akan mengerti bahasa non verbal darinya yang membuat komunikasi dua arah ini terganggu.

  1. Takut

Gangguan lain yang mungkin terjadi selanjutnya adalah timbulnya rasa takut dalam diri pasien. Rasa takut ini berawal dari panik karena pasien yang tiba-tiba terkena sakit stroke sehingga menimbulkan trauma tersendiri.

Trauma ini mengakibatkan pasien menjadi tidak kooperatif dalam berinteraksi karena takut memperburuk keadaan tubuhnya. Padahal, jika dia berinteraksi, terdapat prinsip motivasi dalam komunikasi lisan yang akan dia dapatkan dan membantu dia untuk lebih cepat sembuh dari penyakit ini.

Itulah 7 gangguan komunikasi verbal pada pasien stroke yang dialami oleh perawat dan ataupun dokter yang bertugas menanganinya. Semoga bermanfaat.