Dalam sinematografi cahaya merupakan elemen yang sangat penting. Tanpa adaya cahaya, sebuah objek tidak akan dapat ter-exposed. Untuk dapat melihat sebuah objek kita memerlukan cahaya, hal yang sama juga berlaku dalam sinematografi. Film sendiri seringkali dikatakan sebagai lukisan cahaya (baca juga: sejarah perfilman indonesia). Sebab objek yang terekam dalam sebuah karya sinematografi pada dasarnya merupakan hasil pantulan cahaya. Warna-warni bisa tampak pada suatu objek sebab objek tersebut memantulkan cahaya yang diterimanya dari sumber cahaya.
Terdapat dua sumber cahaya yang dapat digunakan dalam sinematografi, yaitu cahaya matahari (daylight) dan cahaya lampu (tungsen). Cahaya matahari yang digunakan sendiri, bisa berupa cahaya langsung ataupun hasil refleksi (pantulan). Warna daylight digunakan untuk scene pada siang hari, dan tungsen digunakan untuk scene pada malam hari (baca juga: tugas kru dalam film).
Pencahayaan dalam sebuah karya sinematografi merupakan bagian yang sangat penting. Seni menata cahaya ini akan sangat mempengaruhi perhatian penonton terhadap cerita yang disajikan. Pada dasarnya, penataan cahaya dalam film meniru cahaya alam, namun tata cahaya perlu diatur sedemikian rupa sehingga selain menampilkan objek juga dapat menciptakan gambar yang artistik (baca juga: karakteristik media penyiaran). Misalnya mengenai bayangan yang timbul dalam pencahayaan, bisa mengganggu (perlu dihilangkan) atau bisa juga diperlukan untuk mendukung konsep cerita. Bayangan yang mengganggu contohnya bayangan yang timbul pada dahi atau hidung aktor. Sedangkan bayangan yang mendukung misalnya, bayangan objek yang melintas dalam sebuah film horor.
Terdapat tiga poin penting dalam pencahayaan sebuah karya sinematografi, aitu Key Light, Fill Light dan Back Light. Key light merupakan pencahaan utama yang diarahkan pada objek dan biasanya memiliki cahaya yang paling dominan. Fill light digunakan untuk menghilangkan bayangan mengganggu, yang ditimbulkan oleh objek. Intensitas cahaya fill light biasanya setengah dati key light. Back light merupakan pencahayaan di belakang objek, diperlukan untuk menimbulkan dimensi, supaya objek tidak terlihat menyatu dengan latar belakang.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, mata kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat suatu objek. Dalam sinematografi, fungsi pencahayaan lebih beragam. Bukan hanya untuk memperlihatkan suatu objek, tapi juga seni untuk menampilkan kesan artistik. Untuk lebih lengkapnya berikut akan Pakar Komunikasi paparkan 10 fungsi pencahayaan dalam bidang sinematografi:
- Menyinari Obyek
Fungsi paling pertama dan utama dalam pencahayaan adalah unruk menyinari objek. Dengan begitu objek dapat memantulkan cahaya sehingga bentuk dari objek tersebut dapat ditangkap oleh kamera (baca juga: macam-macam lensa kamera). Penyinaran objek tersebut dilakukan sedemikian rupa, sehingga objek terlihat jelas, sesuai dengan konsep yang diinginkan dalam film.
- Membuat Tampilan Gambar yang Artistik
Sinematografi merupakan sebuah seni, oleh sebab itu gambar yang ditampilkan dalam sebuah karya sinematografi harus memberikan kesan artistik. Pencahayaan dapat membantu melakukannya. Pencahayaan yang tepat dapat meningkatkan kualitas estetika suatu objek. Menonjolkan detail serta arsitektur tertentu dari suatu objek agar tampak dominan, sehingga terlihat lebih indah (baca juga: konvergensi media).
- Menciptakan Efek Khusus
Efek pencayahaan dalam sinematografi pada dasarnya meniru cahaya alam dan berdasarkan pengalaman tertentu. Dalam rangka mengikuti konsep film, untuk memperoleh efek tertentu seringkali dibutuhkan bantuan pencahayaan tertentu pula. Misalnya untuk menimbulkan efek bayangan tanpa objek yang melintas dalam sebuah film horor, atau efek silaunya sinar matahari, dan semacamnya (baca juga: tugas asisten sutradara).
- Menghilangkan Bayangan yang Mengganggu
Seperti telah di sebutkan sebelumnya, terdapat bermacam bayangan yang dihasilkan dalam pencahayaan. Ada bayangan yang memang diperlukan untuk menimbulkan efek tertentu, namun ada pula bayangan yang tidak diperlukan. Bayangan yang tidak diperlukan ini seringkali tampak mengganggu atau menyalahi konsep film yang dibuat, sehingga perlu dihilangkan. Bayangan tersebut dapat dihilangkan dengan bantuan cahaya lain, dilakukan dengan tata cahaya tertentu.
- Pemilihan Bagian yang Dilihat Penonton
Pencahayaan dalam sinematgrafi dapat diatur sedemikian rupa, sehingga penonton dapat diarahkan untuk melihat bagian tertentu yang perlu dilihat atau tidak melihat bagian tertentu (baca juga: komunikasi visual). Misalnya dengan memberikan efek terang, sehingga penontondapat melihat suatu objek dengan jelas atau meminimalisir pencahayaan pada objek yang tidak ingin di ekspose. Apa yang dilihat penonton bisa diatur melalui intensitas penerangan, ukuran objek yang disorot, kontras suatu objek dengan latar belakang, serta jarak objek.
- Membentuk Persepsi
Efek pencahayaan tertentu pada suatu objek atau ruang dapat menciptakan nuansa serta karakter tertentu, sesuai dengan konsep yang diinginkan. Misalnya efek pencayahaan yang menimbulkan kesan luas pada ruang yang sempit, atau kesan tinggi pada objek yang rendah (baca juga: cara mempersatukan persepsi dalam bahasa komunikasi).
- Mengungkapkan Bentuk
Jika pencahayaan yang diberikan dalam sebuah karya sinematografi hanya berupa cahaya datar atauflat. Maka objek yang tersorot cahanya akan terlihat monoton, tidak menarik. Dengan tata cahaya yang bervariasi, maka akan muncul keberagaman bentuk objek, sesuai dengan tinggi rendah derajat pencahayaan, arah cahaya, serta intensitas yang diberikan (baca juga: analisis framing). Tata cahaya perlu diramu sedemikian rupa, sehingga menimbulkan kontras serta keberagaman warna yang membentuk objek sehingga memikat penonton.
- Menciptakan Gambaran yang Wajar
Tata cahaya lampu tiruan dapat menciptakan gambaran cahaya wajar, misalnya mengenai petunjuk waktu, tempat atau musim yang ingin ditampilkan dalam konsep sinematografi tersebut (baca juga: etnografi komunikasi).
- Membuat Komposisi
Tata cahaya dalam sinematograi dapat dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat menciptakan komposisi tertentu yang sesuai dengan kebutuhan skenario. Objek mana yang disorot, intensitas cahaya yang diberikan, arah serta sudut cahaya dapat sirancang sedemikain rupa, sehingga menghasilkan komposisi yang baik dan sesuai dengan konsep (baca juga: macam-macam komposisi fotografi).
- Menciptakan Suasana
Suasana disini lebih mengarah pada suasana hati atau jiwa penonton. Efek kejiwaan ini dapat diciptakan oleh aktor dengan dukungan pencahayaanyang tepat. Misalnya efek seram, tegang, sedih atau semacamnya (baca juga: faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi).
- Memperbaiki Mood.
Seperti disinggung sebelumnya, cahaya dapat memberikan kesan tertentu yang mempengaruhi jiwa manusia. Beberapa cahaya diyakini dapat memperbaiki mood. Misalnya cahaya biru untuk menenangkan pikiran, cahaya hijau untuk relaksasi, dan cahaya merah untuk kesan eksotik.
- Memisahkan Ruang.
Seringkali karya sinematografi diciptakan dalam sebuah area yang terdiri dari beberapa ruang. Tata cahaya dapat membatu agar ruang-ruang tersebut terkesan terpisah. Sehingga antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya tidak tampak secara nyata bahwa berada dalam satu area (baca juga: teori difusi inovasi).
Demikian artikel mengenai fungsi pencahayaan dalam bidang sinematografi ini. Terdapat 12 fungsi pencahayaan yaitu: menyinari obyek, membuat tampilan gambar yang artistik, menciptakan efek khusus, menghilangkan bayangan yang mengganggu, pemilihan bagian yang dilihat penonton, membentuk persepsi, mengungkapkan bentuk, menciptakan gambaran yang wajar, membuat komposisi, menciptakan suasana, memperbaiki mood, memisahkan ruang.
Anda juga bisa membaca mengenai artikel komunikasi multimedia lainnya seperti sejarah televisi di indonesia, jenis program televisi, atau teknik dasar fotografi. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan, penulis meminta maaf. Silahkan tinggalkan komentar yang membangun, jangan sungkan untuk menshare artikel ini, dan akhir kata… Semoga bermanfaat! 🙂