Manusia diciptakan dengan fisik yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pola pikir manusia. Setiap manusia memiliki persepsi atau sudut pandang yang berbeda, sehingga banyak perdebatan dan ketidakselarasan dalam kehidupan sosial. Komunikasi muncul sebagai alat untuk menciptakan keselarasan manusia di dunia.
Dengan berkomunikasi, seseorang akan lebih mudah mengungkapkan apa yang diinginkan dan apa yang tidak diinginkannya. Komunikasi merupakan suatu proses interaksi manusia yang dimana sebuah pesan akan dikirim dari komunikator kepada komunikan dengan tujuan memberikan kesamaan makna. (Baca juga: Komunikasi Persuasif)
Komunikasi persuasif adalah salah satu bentuk dari komunikasi. Persuasif merupakan suatu usaha untuk mempengaruhi seseorang melalui pendapat, sikap, perilaku, pola pikir, dan lain sebagainya. Devito (2009) mengemukakan bahwa tujuan komunikasi persuasif diantaranya untuk mengubah perilaku, kepercayaan, atau nilai. Tujuan lainnya adalah memotivasi seseorang dalam bertindak sesuatu.
Komunikasi persuasif sering digunakan untuk mempengaruhi seseorang terutama dalam bidang bisnis pemasaran. Seorang pengusaha akan menggunakan komunikasi persuasif sebagai alat untuk pemasaran suatu produk dalam perusahaan tersebut.
Oleh karena itu, komunikasi dianggap penting dalam dunia bisnis. Selain itu, komunikasi persuasif juga berdampak positif untuk mengubah sikap, tingkah laku, dan pola pikir seseorang.
Walaupun komunikasi persuasif bernilai positif, ada beberapa komunikan yang tidak setuju dalam menanggapi komunikasi tersebut. Untuk itu, seorang komunikator dituntut untuk tenang dalam menghadapi segala macam penolakan dari komunikan.
Komunikator juga membutuhkan waktu untuk mempelajari kondisi seorang komunikan. Komunikasi persuasif membutuhkan keterampilan khusus untuk menarik minat komunikan dan meyakinkan komunikan. (Baca juga: Teori Komunikasi Persuasif)
Berikut ini merupakan cara komunikasi persuasif:
- Mengetahui perilaku komunikan
Seorang komunikator dalam melakukan komunikasi persuasif yang pertama adalah mengetahui perilaku komunikan. Seorang komunikator yang telah mengetahui perilaku komunikan biasanya tidak memiliki kesulitan untuk berbicara kepada komunikannya. Selain itu, komunikator juga dapat dengan mudah membujuk komunikan untuk melakukan hal-hal yang positif. (Baca juga: Model Komunikasi Persuasif)
- Bersikap humoris
Sebagian besar komunikan memiliki selera humor yang tinggi. Seorang komunikator yang bersikap humoris biasanya lebih mudah untuk mendekatkan diri kepada komunikan melalui pendekatan tersebut seorang komunikator dapat membujuk komunikan dengan menggunakan kata-kata lelucon yang sebenarnya bermakna persuasif.
Ketertarikan komunikan dengan humor memberikan peluang besar kepada komunikan agar dengan mudah mengikuti bujukan si komunikator. (Baca juga: Teknik Komunikasi Persuasif)
- Terampil dalam berkomunikasi
Seorang komunikator yang ingin menyampaikan pesan secara persuasif tentu memiliki kemampuan dalam berkomunikasi. Keterampilan dalam berkomunikasi membuat komunikan dapat percaya kepada komunikator, sehingga komunikator dengan mudah mempengaruhi seorang komunikan untuk melakukan hal-hal yang positif.
Selain itu, keterampilan berkomunikasi dapat membuat seorang komunikan tampil lebih percaya diri karena telah menguasai tekbik-teknik dalam berkomunikasi. (Baca juga: Teknik Integrasi dalam Komunikasi Persuasif)
- Memiliki wawasan yang luas
Seorang komunikator harus terlihat pintar dengan memiliki wawasan yang luas. Wawasan yang luas tidak hanya berhubungan dengan materi pembicaraan, tetapi wawasan yang luas dapat dilakukan sebagai obrolan-obrolan santai yang akan dibicarakan oleh komunikator kepada komunikan.
Dengan demikian, seorang komunikan tidak merasa bosan ketika seorang komunikator melakukan komunikasi persuasif dan mudah percaya untuk berpartisipasi terhadap bujukan sang komunikator. (Baca juga: Efek Media Massa dalam Komunikasi Persuasif)
- Menguasai materi
Penguasaan materi menjadi cara komunikasi persuasif berikutnya. Seorang komunikator yang profesional tentu saja tidak ingin terlihat bodoh didepan komunikannya. Komunikator yang dapat menguasai materi terlihat kompeten dalam melakukan komunikasi persuasif kepada komunikan. Penguasaan materi yang baik membuat seorang komunikan tertarik untuk bergabung dengan komunikator. (Baca juga: Contoh Komunikasi Persuasif dalam Pembangunan)
- Percaya diri
Percaya diri pada diri seorang komunikator dapat terlihat dari bagaimana seorang komunikator berbicara dengan komunikan. Komunikator yang percaya diri dapat mempengaruhi seorang komunikan agar terbujuk dengan rencana si komunikator.
Percaya diri itu sendiri berkaitan dengan keterampilan komunikator dalam berbahasa dan berbicara di depan public, serta teknik penguasaan materi yang akan dibahas oleh komunikator. Percaya diri menjadi unsur terpenting dan mendasar dalam komunikasi persuasif. (Baca juga: Peran Komunikasi Persuasif dalam Menyukseskan Pembangunan)
- Bersikap tenang
Sikap tenang menjadi cara komunikasi persuasif selanjutnya. Seorang komunikator dituntut untuk dapat menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan oleh komunikan. Jika ada pertanyaan atau pernyataan yang tidak sesuai oleh komunikan maka seorang komunikan akan melakukan perdebatan dengan berbagai argumen. Sikap seorang komunikator tidak boleh mudah tersulut emosi.
Oleh karena itu, sikap tenang harus dimiliki oleh setiap komunikator. Sikap tenang memberikan efek positif terhadap kesuksesan komunikasi persuasif. (Baca juga: Contoh Komunikasi Persuasif dalam Iklan)
- Mudah bersosialisasi
Seorang komunikator lebih mudah mendekatkan diri kepada komunikan. komunikator yang mudah bersosialisasi akan cepat menjalin komunikasi persuasif yang harmonis kepada komunikan. Komunikan akan merasa nyaman ketika seorang komunikator mudah bersosialisasi.
Sosialisasi berarti mudah berinterkasi atau beradaptasi kepada orang baru atau komunikan. Hal ini memberikan dampak positif ketika menjalin komunikasi persuasif kepada khalayak. (Baca juga: Pendekatan Persuasif dalam Komunikasi Sosial)
Demikian penjelasan terkait apa saja cara-cara komunikasi persuasif untuk mewujudkan komunikasi yang efektif