Kamu tentu pernah menonton film kan? Pastinya, dari film – film yang pernah kamu tonton, ada beberapa film yang membekas di ingatanmu, entah karena alurnya, pembawaan dari pemainnya, pesan yang disampaikan, dan lain – lain. Dengan semakin berkembangnya dunia perfilman, belakangan ini semakin banyak muncul film – film yang berkualitas, yang tujuannya menghibur dan ada juga yang mengedukasi. Banyak juga film yang menyampaikan pesan – pesan dalam kehidupan.
Dari film – film yang berkualitas itu, tentu saja dibaliknya ada orang – orang dengan kemampuan dan kerja keras yang tinggi yang mampu melahirkan film tersebut. Salah satu orang yang sangat berperan penting dalam pembuatan film adalah editor film. Bahkan kedudukan editor film hampir sejajar dengan sutradara, karena pekerjaannya juga yang menentukan kualitas film yang akan dihasilkan. Tentu saja dengan bantuan orang – orang selainnya juga, karena editor tidak mungkin bekerja sendiri.
Penasaran gak sih, seperti apa pekerjaan editor sehingga film yang dihasilkan bisa sebagus yang ada di TV atau bioskop? Nah, dalam artikel ini akan membahas mengenai tugas – tugas editor film yang mungkin bisa membuat kamu tertarik untuk menjadi editor film. Langsung saja, mari kita bahas.
Baca juga:
1. Membaca dan menganalisis naskah film.
Untuk bisa menghasilkan film yang berkualitas dengan pesan yang bermakna, maka editor film perlu membaca dan menganalisis naskah film untuk dapat menggambarkan bagaimana gambaran mengenai film tersebut. Dengan begitu editor bisa mengetahui bagian – bagian mana yang perlu menjadi penekanan dan sebagainya agar ketika ditayangkan dapat membekas di ingatan penonton.
2. Bekerja sama dengan sutradara film.
Untuk semakin menguatkan gambaran film tersebut, tentu saja seorang editor harus bekerja sama dengan sutradara, karena sutradara yang paham dengan baik mengenai gambaran film tersebut. Editor harus bisa memahami gambaran yang dimiliki oleh sutradara untuk menyamakan asumsi. Jangan sampai gambaran yang dimiliki oleh editor dan sutradara berbeda. Editor juga bisa memberikan masukan – masukan yang mungkin bisa dipertimbangkan oleh sutradara untuk membuat film semakin menggugah.
Baca juga:
3. Mengunjungi lokasi pengambilan film.
Hal ini dikarenakan ekspektasi atau gambaran yang dimiliki oleh seorang editor belum tentu sama dengan realita di lapangan. Untuk menghasilkan film yang berkualitas, selain alur, juga ditentukan oleh pembawaan yang ditunjukkan oleh pemain film. Untuk mengetahui sejauh mana editing perlu dilakukan, dan seperti apa saja editing yang perlu dilakukan maka seorang editor juga perlu melihat berjalannya proses pengambilan film, bagaimana pemain film membawakan cerita dan pesan dalam film.
4. Melakukan pemilihan shot.
Dalam proses produksi film, tidak semua adegan yang diambil akan dipilih. Oleh karena itu salah satu tugas editor adalah memilih shot yang telah diambil ke dalam kategori yang terpakai (OK) dan yang tidak (NG = Not Good). Biasanya bagian shot yang NG akan disampaikan oleh sutradara karena ialah yang mengontrol berjalannya shooting di lapangan. Namun, sutradara hanya menyampaikan dalam report, tidak membuangnya karena itu bukan tugasnya. Oleh karena itu, berpijak dari report tersebut, editor memilih shot yang akan dipakai.
5. Mengatur dan mengurutkan potongan rekaman.
Setelah memilih potongan – potongan yang akan dipakai, tugas editor selanjutnya adalah mengatur dan mengurutkan potongan- potongan tersebut hingga menjadi sebuah cerita yang utuh sesuai dengan gambaran sutradara dan editor yang ini bisa dilihat dari naskah atau instruksi dari sutradara dan produser. Hal ini perlu dilakukan karena proses pengambilan film tidak dilakukan urut berdasarkan naskah, tapi biasanya menyesuaikan faktor – faktor tertentu, seperti cuaca yang mengharuskan saat ituhanya mengambil film bagian indoor, atau penyewaan tempat sehingga diutamakan mengambil scene di tempat itu terlebihdahulu, dan sebagainya.
6. Menonton ulang potongan – potongan film yang sudah diurutkan.
Setelah selesai melakukan pengururtan, editor bertugas untuk menonton ulang susunan tersebut dan melihat adakah yang perlu diperbaiki entah karena transisi adegan yang terlalu kasar, alur yang meloncat sehingga sulit dipahami dan sebagainya.
Baca juga:
- Jenis jenis Komunikasi Daring Berdasarkan Metode Penyampaiannya
- Peran Media Massa dalam Pembentukan Moral
- Komunikasi Lisan
- Teori Psikologi Komunikasi
- Teori Komunikasi Organisasi
7. Melakukan perbaikan.
Setelah melihat ulang dan ternyata ada yang perlu diperbaiki, maka editor bertugas untuk memperbaiki kekurangan – kekurangan tersebut sehingga film bisa dipahami dan dinimati oleh penonton nantinya.
8. Memotong film sesuai durasi.
Setelah kekurangan dalam film diperbaiki, editor juga diharuskan memotong kembali film agar sesuai dengan durasi yang telah ditentukan sehingga film tidak terlalu lama sehingga penonton tidak menjadi bosan menontonnya, danjuga tidak terlalu pendek sehingga pesan tidak tersampaikan dengan baik.
9. Menyusun ulang potongan film yang sudah disesuaikan dengan durasi.
Hal ini perlu dilakukan agar cerita tetap tersampaikan dengan utuh meskipun beberapa adegan harus dipotong sebelumnya, sehingga pembaca tetap bisa memahami maksud dari film.
10. Menambahkan pemanis.
Pemanis yang dimaksud di sini adalah hal – hal yang diperlukan untuk ditambahkan ke dalam film agar film semakin menarik, di antaranya menambahkan efek suara, musik dan visual agar film semakin lengkap dan mampu menggugah penonton. Dalam tahap ini, editor bekerja sama dengan orang – orang yang ahli di bidang ini, untuk menentukan suara, musik dan efek visual seperti apa yang perlu digunakan.
11. Menonton hasil film yang sudah diberikan efek dan melakukan perbaikan seperlunya.
Agar film semakin sempurna atau siap untuk ditayangkan, editor harus menonton ulang hasil film yang sudah diberikan efek dan memperbaiki jika ada yang kurang tepat dalam peletakan efek dan semacamnya.
12. Memberikan hasilnya kepada sutradara dan produser film.
Setelah 11 tugas di atas selesai, editor memberikan hasil pekerjaannya kepada sutradara dan produser film untuk dilihat apakah sudah sesuai dengan gambaran yang mereka miliki dan apakah ada yang perlu ditambahkan atau dikurangi dilihat dari sudut pandang mereka.
Selain 12 tugas di atas, tugas editor yang selainnya adalah:
- Membuat revisi sesuai dari permintaan sutradara dan produsen.
- Menyiapkan hasil akhir setelah di-revisi untuk di-produksi.
- Menyimpan hasil akhir di tempat yang aman, karena keselamatan hasil akhir menjadi tanggung jawab editor.
Itulah beberapa tugas editor film yang bisa kami sampaikan. Mungkin saja ada beberapa tugas yang belum tersampaikan, karena tugas editor juga bisa menyesuaikan jumlah orang yang bekerja di balik layar. Semakin banyak orangnya, maka tugasnya akan lebih khusus, begitu juga sebaliknya. Bagaimana? Tertarik menjadi editor film?
Baca juga:
- Etika Komunikasi Massa
- Komuniksi Online
- Komponen komponen Komunikasi
- Teori Perbandingan Sosial
- Teori Interaksi Simbolik