Komunikasi politik adalah salah satu bidang komunikasi dan ilmu politik yang menitikberatkan pada bagaimana informasi yang disebarkan dapat memengaruhi politik dan pembuat kebijakan, media berita, dan warga negara. Adapun pengertian komunikasi politik menurut Jack Plano dkk (1989) adalah penyebaran aksi, makna atau pesan yang bersangkutan dengan fungsi suatu sistem politik yang melibatkan komponen-komponen komunikasi seperti komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Di antara unsur komunikasi politik tersebut, yang memegang peran yang sangat penting dalam komunikasi politik adalah media komunikasi politik.
Media komunikasi politik adalah saluran komunikasi yang dirancang untuk menyampaikan pesan dan memengaruhi khalayak luas dalam komunikasi politik. Adapun peran media komunikasi politik adalah untuk memeroleh pengaruh, kekuasaan-otoritas, membentuk dan merubah opini publik atau dukungan serta citra politik. Jika di abad komunikasi massa yang lalu, media yang digunakan dalam komunikasi politik adalah media massa.
Namun, di era informasi seperti sekarang yang ditandai dengan kehadiran internet sebagai media komunikasi, media yang digunakan dalam komunikasi politik tidak hanya meliputi media massa melainkan juga media sosial guna menjangkau khalayak yang lebih luas lagi terutama mereka yang kerap menggunakan media sosial. Dalam komunikasi politik, jumlah pengguna media sosial yang tinggi dipandang memiliki potensi besar untuk membantu meningkatkan partisipasi politik publik.
Secara umum, media komunikasi digunakan untuk membantu mencapai tujuan komunikasi yang telah ditetapkan dalam strategi komunikasi. Adapun alasan digunakannya media sosial dalam komunikai politik adalah untuk membantu tercapainya tujuan komunikasi politik seperti membangun citra politik, membentuk pendapat umum, meningkatkan partisipasi politik, membantu sosialisasi politik, memberikan pendidikan politik, dan sarana rekrutmen politik. Tujuan ini hanya dapat dicapai jika direncanakan dengan baik melalui strategi komunikasi politik. Strategi komunikasi politik dapat membantu para komunikator politik untuk memaksimalkan setiap peluang ada untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi yang berkaitan dengan politik kepada komunikan politik.
Adapun strategi komunikasi politik melalui media sosial di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Menetapkan tujuan
Ketika memutuskan untuk menggunakan media sosial dalam kegiatan komunikasi politik, hal yang harus dilakukan adalah menetapkan tujuan. Tujuan yang ditetapkan hendaknya dirumuskan dengan singkat, padat, dan jelas. Selain itu, cara mencapai tujuan serta kemungkinan tujuan tercapai dengan menggunakan media yang telah dipilih juga harus dijelaskan. Misalnya, tujuan menggunakan media sosial dalam kegiatan komunikasi politik adalah untuk menemukan dan mempersuasi khalayak sasaran atau pemilih dan memobilisasi pendukung.
2. Menentukan khalayak sasaran
Sebagaimana strategi komunikasi pada umumnya, pada strategi komunikasi politik pun harus diketahui siapa yang menjadi khalayak sasaran. Pengetahuan tentang khalayak sasaran terutama perilaku khalayak sasaran saat menggunakan media sosial dan jenis media sosial yang kerap digunakan oleh khalayak sasaran dapat diperoleh melalui analisis khalayak. Penentuan khalayak sasaran dalam strategi komunikasi politik ini sangat penting karena berkaitan erat dengan format pesan, tujuan pesan, dan jenis media sosial yang akan digunakan untuk menyampaikan agar komunikasi yang efektif dapat tercapai. Misalnya, Twitter yang memiliki batasan penulisan pesan 140 karakter dapat digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan singkat kepada para pemuka pendapat (khalayak sasaran). Dari pemuka pendapat, pesan ini kemudian disebarkan ke sejumlah orang yang menjadi pengikutnya.
3. Merumuskan pesan
Komunikator hendaknya merumuskan pesan-pesan politiknya secara spesifik, menarik, dan terjadwal dengan baik agar dapat menarik perhatian dan diterima khalayak sasaran. Pesan-pesan politik yang dirumuskan dapat berbentuk tulisan, gambar, foto-foto, atau video. Pesan-pesan politik ini hendaknya disesuaikan dengan platform media sosial yang akan digunakan.
4. Memilih platform media sosial yang tepat
Dalam strategi komunikasi politik melalui media sosial, terdapat beberapa jenis media sosial yang dapat dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu proyek kolaboratif (misalnya Wikipedia), blog dan mikroblog (misalnya Twitter), komunitas konten (Youtube), situs jejaring sosial (misalnya Facebook), Virtual Game Worlds (misalnya World of Warcraft), dan Virtual Social Worlds (misalnya Second Life). Dalam komunikasi politik, platform media sosial yang biasa digunakan adalah blog dan mikroblog, komunitas konten, dan situs jejaring sosial. Sebagai komunikator perlu untuk memahami karaketristik masing-masing platform media sosial agar dapat menentukan peran dari masing-masing platform media sosial dan tercapainya tujuan komunikasi politik dengan efektif.
5. Evaluasi waktu dan sumber daya yang dimiliki
Berkomunikasi secara online melalui media sosial harus dilakukan setiap hari dan membutuhkan manajemen tersendiri agar komunikasi online yang dilakukan dapat efektif. Karena itu, berkomunikasi online membutuhkan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit. Jika waktu dan sumber daya terbatas, maka sebaiknya hanya memilih satu atau dua platform media sosial saja yang mengarahkan orang-orang terhadap tujuan komunikasi yang telah ditetapkan.
6. Memonitor dan mengevaluasi penggunaan media sosial
Hal penting yang harus dilakukan adalah melakukan pengawasan terhadap penggunaan media sosial apakah telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, evaluasi penggunaan platform media sosial juga perlu dilakukan guna mengetahui seberapa besar efektivitasnya dalam komunikasi politik.
Demikianlah ulasan singkat tentang strategi komunikasi politik melalui media sosial. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang komunikasi politik dan strategi komunikasi melalui media sosial.