Komunikasi berguna sebagai media interaksi dan sosialisasi di lingkungan masyarakat. Manusia membutuhkan proses interaksi karena manusia adalah makhluk sosial.
Manusia memiliki beberapa fase kehidupan mulai dari dilahirkan, bayi, balita, batita, anak, remaja, dewasa, dan tua. Pembahasan kali ini berhubungan dengan komunikasi pada lansia. (Baca juga: Bentuk Komunikasi pada Lansia)
Lansia atau lanjut usia tergolong fase tua, dimana pada fase ini manusia sudah tidak memiliki organ fisik dan psikis yang sempurna. Oleh karena itu, komunikasi yang dilakukan lansia terbilang cukup tidak efektif karena penurunan fungsi organ fisik tersebut dan psikis menjadi lebih sensitif.
Pendekatan dalam komunikasi berfungsi untuk memberikan komunikasi yang efektif saat berbicara dengan lansia. Adapun pendekatan komunikasi pada lansia adalah sebagai berikut:
- Pendekatan psikologis
Pendekatan psikologis merupakan suatu pendekatan komunikasi yang dilakukan kepada lansia dengan cara mengubah perilaku seorang komunikator. Peran seorang perawat atau dokter sebagai komunikator adalah mengubah perilakunya dengan cara menyesuaikan dengan komunikannya, yaitu lansia.
Seorang komunikator mampu memiliki waktu yang lama untuk melakukan komunikasi efektif dengan lansia. Pendekatan ini mengharuskan komunikator memiliki status sebagai motivator, konsultan, pendukung, penasihat, dan lainnya. Seorang lansia akan mengalami penurunan rasa bahagia atau perasaan yang lain dan sebagainya yang berhubungan dengan psikologis. (Baca juga: Strategi Komunikasi pada Lansia Berkebutuhan Khusus)
- Pendekatan fisik
Pendekatan fisik dalam komunikasi pada lansia ini merupakan lawan dari pendekatan psikologis. Jika pendekatan psikologis berhubungan dengan psikis lansia maka pendekatan fisik ini berhubungan dengan fungsi organ tubuh pada lansia. Seorang lansia akan kehilangan fungsi organ tubuhnya dan permasalahan tentang kesehatan lainnya.
Lansia memiliki keadaan fisik yang berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu, pendekatan fisik ini mempengaruhi efektivitas komunikasi pada lansia.
Pendekatan ini lebih mudah dilakukan karena dapat terlihat oleh mata dan mudah untuk diteliti. Misalnya, lansia yang kurang mendengar maka ada penurunan daya dengar dari telinga lansia tersebut. (Baca juga: Komunikasi Terapeutik dalam Keperawatan)
- Pendekatan sosial
Pendekatan sosial merupakan salah satu pendekatan komunikasi pada lansia. Pendekatan sosial ini ditujukan agar lansia dapat dengan bebas berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu, lansia juga diminta untuk berinteraksi dengan pasien lansia lainnya.
Adanya pendekatan ini membuat lansia tidak bosan berdiam diri di kamar saja, sehingga pemikiran lansia tersebut akan terbuka dengan berbicara kepada lansia lainnya seperti berdiskusi, bercerita, bermain, dan kegiatan lainnya yang membuat lansia tersebut dapat bersosialisasi. (Baca juga: Penggunaan Komunikasi dalam Keperawatan)
- Pendekatan spiritual
Pendekatan spiritual ini merupakan salah satu pendekatan komunikasi pada lansia yang berhubungan dengan nilai keagamaan. Lansia yang sedang sakit akan memanfaatkan nilai spiritual tersebut untuk meminta kesembuhan kepada Yang Maha Kuasa. Manusia yang diciptakan oleh Yang Maha Pencipta akan meminta kesembuhan kepada yang menciptakannya juga.
Pendekatan spiritual saat ini sudah mulai dikembangan oleh berbagai rumah sakit di Indonesia tergantung dari latar belakang agama yang dianut rumah sakit tersebut. Misalnya, rumah sakit muslim akan mendatangkan seorang kiyai atau ustadz, rumah sakit Kristen akan mendatangkan pastur, dan lain sebagainya. (Baca juga: Penerapan Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan)
- Pendekatan instruksi kembali
Pendekatan ini sebenarnya kelanjutan dari pendekatan fisik dimana seorang lansia akan membutuhkan pendekatan instruksi kembali. Pendekatan instruksi kembali adalah pendekatan komunikasi lansia yang bertujuan agar lansia mengerti terhadap pembicaraan yang dilakukan oleh perawat terutama pada lansia yang kurang mendengar.
Cara yang dilakukan seorang perawat untuk mendapatkan komunikasi yang efektif adalah dengan menatap lansia, sehingga lansia dapat membaca gerakan bibir dan ekspresi wajah. (Baca juga: Fungsi Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan)
- Pendekatan melalui warna
Pendekatan selanjutnya adalah pendekatan melalui warna. Pendekatan ini berguna untuk meningkatkan daya ingat dan penglihatan lansia. Terkadang lansia sering lupa dengan fungsi obat-obatnya sendiri maka perawat memberikan obat dengan berbagai warna agar mudah diingat.
Selain itu, warna dan bentuk yang besar juga mempengaruhi daya penglihatan lansia. Lansia kehilangan daya penglihatannya akan dimudahkan dengan tulisan dengan huruf yang besar dan berwarna kontras atau terang. (Baca juga: Contoh Komunikasi Massa dalam Keperawatan)
- Pendekatan melalui cerita
Pendekatan melalui cerita ini merupakan bagian dari pendekatan sosial. Salah satu cara yang dilakukan dalam komunikasi pada lansia adalah menggunakan cerita.
Seorang komunikator akan diminta menceritakan pengalamannya dan kemudian bertanya kepada lansia yang berhubungan dengan pengalaman si lansia.
Cara tersebut berfungsi untuk meningkatkan daya ingat pasien lansia. Selain itu, pendekatan ini juga dapat membuat perasaan pasien lansia menjadi senang karena ada teman untuk berkomunikasi. (Baca juga: Manfaat Komunikasi Massa dalam Pelayanan Keperawatan)
- Pendekatan dengan cahaya
Pendekatan komunikasi dengan cahaya juga dilakukan untuk pasien yang memiliki gangguan penglihatan. Pencahayaan yang baik akan memberikan fokus pada penglihatan mata, yang dimana titik cahaya akan menerangkan bagian yang tidak fokus. Hal ini sangat bermanfaat untuk melakukan komunikasi secara efektif pada lansia.
Fungsi pendekatan cahaya ini berkaitan dengan pendekatan warna tadi hanya saja konteksnya berbeda antara cahaya dan warna. (Baca juga: Konsep Moral dalam Komunikasi Keperawatan)