8 Fungsi Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

Komunikasi menjadi unsur terpenting dalam segala bidang kehidupan. Komunikasi bermakna sebagai ekspresi seseorang terhadap suatu rangsangan yang diberikan oleh orang lain. Komunikasi merupakan proses penyampaian pikiran atau perasaan pada seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak (Effendy, 2000). Komunikasi dalam pembahasan kali ini berhubungan dengan manajemen keperawatan. Manajemen terdiri atas proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dengan memberdayakan anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Handoko, 2003). (Baca juga: Penggunaan Komunikasi dalam Keperawatan)

Manajemen berperan penting dalam suatu organisasi termasuk bidang keperawatan. Tujuan terbentuknya manajemen dalam organisasi adalah untuk mempermudah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, menjaga keseimbangan dalam proses kegiatan organisasi tersebut, dan meningkatkan nilai efisiensi dan efektivitas dalam suatu organisasi. Tujuan utama dalam manajemen keperawatan adalah untuk memudahkan anggota keperawatan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang tegah dihadapi oleh seorang pasien. Komunikasi yang dinilai sebagai jembatan penghubung antara pihak keperawatan dengan pasien ini membutuhkan pengorganisasian yang baik agar terwujudnya suatu tujuan. (Baca juga: Penerapan Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan)

Komunikasi dalam manajemen keperawatan ini mempermudah seorang perawat dalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang perantara atau penghubung antara pasien dengan seorang dokter. Selain itu, komunikasi dalam manajemen keperawatan ini dapat mengoptimalkan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Ada berbagai cara perawat untuk berkomunikasi, yaitu ketika ingin mengetahui identitas dan informasi lainnya mengenai pasien, memberikan laporan mengenai kesehatan pasien kepada dokter, bertukar informasi dengan teman sejawat mengenai pasien, dan komunikasi kepada pihak luar seperti kerjasama dengan instansi medis lainnya. Manajemen keperawatan ini memerlukan seorang pemimpin yang mampu mendengarkan tanggapan dari anggota organisasi keperawatan tersebut. Tanggapan tersebut biasanya akan menjadi bahan evaluasi terhadap kinerja anggota keperawatan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas sumber daya manusianya. Dengan demikian, komunikasi dalam bidang keperawatan ini akan menjadi lebih efektif. (Baca juga: Konsep Moral dalam Komunikasi Keperawatan)

Berikut ini merupakan fungsi komunikasi dalam manajemen keperawatan:

  1. Memberikan informasi yang akurat

Fungsi komunikasi dalam manajemen keperawatan yang pertama adalah untuk memberikan informasi yang akurat sesuai dengan fakta dan bersifat valid kepada pasien maupun anggota keluarga pasien. (Baca juga: Komunikasi Terapeutik dalam Keperawatan)

  1. Tata cara berkomunkasi dengan pasien

Fungsi yang kedua adalah untuk memberikan tata cara dalam menyapa pasien dan menjawab pertanyaan pasien dengan lengkap. Komunikasi dalam manajemen keperawatan ini bertujuan untuk menghindari perawat dari jawaban singkat, yang tampak seperti tidak tertarik memberikan informasi kepada pasiennya. (Baca juga: Contoh Komunikasi Persuasif dalam Keperawatan)

  1. Mengoptimalkan pekerjaan seorang perawat

Untuk mengoptimalkan pekerjaan perawat yang sebagaimana tugas seorang perawat adalah membantu pasiennya dari pasien sakit sampai pasien dinyatakan sembuh. Selain berhubungan langsung dengan pasien, seorang perawat juga akan berhubungan dengan anggota keluarga pasien. Komunikasi dalam manajemen keperawatan ini sangat penting untuk kelancaran dan mengoptimalkan tugas perawat tersebut. (Baca juga: Contoh Komunikasi Massa dalam Keperawatan)

  1. Menghindari respon yang tidak baik terhadap pasien

Untuk menghindari perawat dari respon yang tidak baik kepada pasien maupun keluarga pasien. Seorang perawat dilarang untuk interupsi dalam pembicaraan dengan keluarga pasien. Jika terjadi hal yang demikian maka sistem komunikasi dalam manajemen kerperawatan tidak berfungsi dengan baik. Komunikasi dalam manajemen keperawatan merupakan suatu pedoman seorang perawat saat melaksanakan perkerjaannya. (Baca juga: Contoh Komunikasi Interpersonal dalam Keperawatan)

  1. Menjaga kerahasiaan informasi pasien

Komunikasi dalam manajemen keperawatan yang menjadi pedoman bagi seorang perawat ini berfungsi untuk menjaga kerahasiaan informasi mengenai pasien yang ditanganinya. Kerahasiaan informasi akan dijaga oleh seorang perawat sesuai dengan perintah pasien atau keluarga pasien. (Baca juga: Strategi Komunikasi pada Lansia Berkebutuhan Khusus)

  1. Menciptakan rasa nyaman kepada pasien

Komunikasi dalam manajemen keperawatan juga berfungsi sebagai kekuatan seorang perawat untuk menciptakan rasa nyaman kepada pasien. Seorang perawat diminta untuk berkomunikasi secara informatif dan perusasif dengan tujuan agar seorang pasien dapat terpengaruh bujukan seorang perawat. Misalnya, seorang pasien yang tidak mau minum obat atau pasien yang takut dengan jarum suntik. Tugas seorang perawat adalah membujuk pasien tersebut dengan caranya masing-masing agar pasien mau melakukannya. (Baca juga: Komponen Komunikasi Terapeutik)

  1. Memudahkan proses komunikasi

Komunikasi dalam manajemen keperawatan ini memudahkan seorang perawat berkomunikasi dengan teman kerjanya dan mempermudah dalam proses kerjasama tim baik dengan sesama perawat maupun dokter. Komunikasi yang dilakukan dalam suatu pekerjaan akan terstruktur dan tentu saja mudah dimengerti oleh lawan bicaranya. (Baca juga: Karakteristik Komunikasi Terapeutik)

  1. Menciptakan komunikasi yang harmonis

Seorang perawat akan berinteraksi langsung dengan seorang pasien maupun keluarga pasien. Oleh karena itu, komunikasi yang hangat dan terkesan tidak terlalu formal menjadi kunci utama dalam menjalin kedekatan dengan pasien. Melalui komunikasi dalam manajemen keperawatan ini, seorang perawat dengan mudah dapat memahami teknik-teknik dan cara yang tepat untuk tetap menjaga keharmonisan pada saat berkomunikasi dengan pasien maupun keluarga pasien. (Baca juga: Prinsip Komunikasi Terapeutik)

Demikianlah yang dapat disampaikan, semoga artikel ini bermanfaat.