6 Contoh Komunikasi Persuasif dalam Keperawatan

Membahas mengenai contoh komunikasi persuasif dalam keperawatan merupakan sesuatu hal yang menarik. Dalam mengemban tugasnya, perawat memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pasiennya. Perawat harus bisa memberikan sikap dan pelayanan yang baik sehingga proses keperawatan yang berlangsung bisa berjalan dengan baik. Tanpa adanya sikap dan nilai perawat yang memperhatikan rasa tanggung jawab tersebut, tentu proses keperawatan tidak bisa berjalan dengan semestinya. Salah satu tantangan terbesar yaitu ketika perawat akan melakukan proses edukasi atau pendidikan kesehatan pada klien supaya mereka mampu mengubah perilakunya menjadi perilaku yang lebih sehat. (Baca juga: Penggunaan komunikasi dalam keperawatan)

Untuk mempermudah proses tersebut, maka ada konsep komunikasi persuasif yang bisa diterapkan dalam keperawatan. Komunikasi persuasif merupakan bagian dari ilmu komunikasi dimana di dalamnya lebih menekankan pada bagaimana proses untuk mempengaruhi orang lain untuk ikut serta pada ajakan atau himbauan tertentu. Dengan menggunakan konsep komunikasi persuasif, seorang perawat bisa lebih mudah dalam menerapkan asuhan keperawatannya. Ini akan cukup membantu dalam penerapan komunikasi terapeutik dalam keperawatan. Berikut adalah beberapa contoh komunikasinya:

  1. Pemberian Obat Teratur

Salah satu tugas perawat adalah memastikan bahwa obat-obatan yang sudah diprogramkan kepada pasien bisa diminum dengan teratur. Untuk melakukan hal ini, perawat bisa menggunakan bentuk komunikasi persuasif untuk mengajak pasien terlibat dalam minum obat yang rutin ini. Perawat juga bisa meminta tolong keluarga untuk terlibat pula dalam mengawasi minum obat ini supaya program yang sudah diberikan benar-benar diminum tepat waktu dan benar. Contoh komunikasi interpersonal dalam keperawatan yang bisa dilakukan yaitu misalnya dengan mengatakan, ”Obat ini penting untuk menjaga kondisi tekanan darah bapak supaya tetap stabil, saya harap bapak bisa meminumnya teratur sesuai dengan petunjuk yang sudah tertera di label ini”.

  1. Advokasi Informed Consent

Komunikasi persuasif juga bisa diberikan terutama pada saat perawat akan melakukan izin tindakan tertentu atau informed consent. Perawat bisa menjelaskan apa keuntungan dan resiko dari tindakan yang akan dilakukan menggunakan komunikasi persuasif, dengan harapan pasien dan keluarga mampu mengerti untuk menyetujui dilakukannya tindakan. Bila keluarga tetap menolak untuk dilakukan tindakan, seorang perawat tidak boleh memaksa dan bisa memberikan surat penolakan tindakan. Untuk melakukannya kita bisa mengatakan pada klien misalnya, “Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi hemoglobin bapak saat ini melalui pemeriksaan laboratorium, sehingga saya akan melakukan pengambilan sampel darah melalui akses pembuluh darah yang ada di lengan Bapak”.

  1. Pengaturan Diit Sehat dan Seimbang

Perawat juga bertanggung jawab untuk memperhatikan asupan nutrisi kepada pasiennya. Kadang kala ini menjadi tantangan tersendiri terutama pada saat pasien seperti enggan untuk makan dengan rutin. Melalui komunikasi persuasif, perawat bisa mengajak pasien untuk makan dengan baik dan teratur. Kalimat-kalimat terapeutik seperti misalnya, ”Saya tahu mungkin ini bukan makanan kesukaan bapak, tapi kami sudah menyiapkan sesuai dengan kebutuhan tubuh bapak saat ini” merupakan contoh komunikasi yang bisa digunakan. (Baca juga: Teknik komunikasi persuasif)

  1. Pengambilan Sampel Laboratorium

Hampir mirip seperti pada saat akan melakukan izin tindakan, pengambilan sampel darah juga bisa menjadi contoh komunikasi persuasif dalam keperawatan. Biasanya ini digunakan supaya pasien bisa lebih kooperatif dan pengambilan darah bisa berjalan dengan baik. Kalimat yang bisa kita katakan pada klien adalah misalnya, “Prosedur ini akan dilakukan dengan cara menyuntik lengan bapak kemudian saya akan mengambil darah melalui akses tersebut. Rasanya memang sedikit menyakitkan tapi saya akan pastikan bapak tetap merasa nyaman”.

  1. Penjelasan Tindakan

Pada saat akan melakukan tindakan yang tidak invasif sekalipun, terkadang pasien menolak karena takut. Oleh karenanya, sebagai perawat kita juga bisa menjelaskan dengan rinci terlebih dahulu mengenai prosedur tersebut sehingga pasien bisa merasa aman. Komponen komunikasi terapeutik diperhatikan supaya bisa menerapkan dengan baik. Contohnya, “Perekaman aktivitas jantung ini tidak berbahaya, Pak. Saya akan menempelkan beberapa kabel ke bagian dada Bapak. Bapak tidak akan merasakan apa-apa selama perekaman dilakukan. Saya akan memastikan Bapak tetap nyaman selama tindakan”.

  1. Penjelasan Administratif

Perawat kadang kala tidak hanya berurusan dengan tindakan-tindakan medis. Kadang fungsi administratif pun perlu dijelaskan karena perawat memiliki posisi yang paling dekat dengan pasien. Untuk itu, komunikasi persuasif bisa sangat berguna dalam penjelasan administratif. Misalnya, “Bapak silakan menuju ke bagian billing karena ada persetujuan pembiayaan yang perlu diurus dengan asuransi, berkaitan dengan program yang akan kita laksanakan.”

Berbagai macam contoh tersebut tentunya hanya gambaran kecil saja. Perawat bisa mengembangkan gaya komunikasinya supaya bisa bekerja lebih terampil dan profesional. Contoh komunikasi persuasif dalam keperawatan ini semoga menginspirasi dan selamat bekerja.