Bentuk komunikasi pada lansia memang menjadi sebuah hal yang seringkali tidak disangka sebagai sesuatu yang seharusnya berbeda. Ini adalah tentang kepada siapa kita akan melakukan sebuah komunikasi. Komunikasi yang baik adalah ketika kita mampu mengetahui siapa yang akan diajak berbicara. Pada umumnya, hal ini sering diabaikan sehingga terkadang komunikasi yang berjalan tidak menjadi efektif atau tidak membuahkan hasil sama sekali (Baca: komunikasi yang efektif). Untuk mengatasi hal ini, maka kita perlu mengetahui teknik komunikasi berkesan yang sesuai dengan sasaran atau lawan kita saat berkomunikasi.
Berdasarkan pengertian dari WHO (World Health Organization), lansia adalah mereka orang-orang yang berada di rentang usia di atas 60 tahun. Berkomunikasi pada lansia juga harus memperhatikan kaidah-kaidah tertentu sehingga kita bisa mengetahui cara pendekatan yang tepat. Tantangannya tentu saja dari sifat-sifat lansia itu sendiri. Umumnya, lansia lebih cenderung suka untuk bercerita mengenai masa lalunya. Mereka sangat suka berbagi cerita. Oleh karena itu, ada beberapa bentuk komunikasi yang bisa diterapkan terutama saat kita berhadapan pada lansia.
- Komunikasi dengan sifat asertif
Teknik komunikasi asertif merupakan bentuk dari komunikasi yang bisa diterapkan pada lansia. Istilah asertif memang merujuk pada sikap “no hurt feeling”, dimana kita bisa menerima dan memahami apa yang disampaikan oleh lansia kepada kita. Sikap asertif juga memberikan gambaran, tentang bagaiman kita bisa mengkomunikasikan apa yang menjadi keinginan kita tanpa harus menyakiti lawan komunikasi.
- Komunikasi yang responsif
Komunikasi yang responsif merupakan komunikasi yang bersifat aktif, tidak menunggu, bersifat segera dan penuh inisiatif. Bentuk komunikasi ini tepat dilakukan kepada lansia karena bagaimana pun juga mereka para lansia seringkali kesulitan dalam mengungkapkan apa yang menjadi keinginannya. Dengan sikap kita yang responsif, maka kita bisa segera menangkap apa yang menjadi pesan dari lansia.
- Komunikasi yang fokus
Bentuk komunikasi pada lansia selanjutnya yaitu komunikasi yang fokus. Sebagaimana telah disebutkan pada paragraf sebelumnya, bahwa lansia biasanya cenderung suka untuk berbagi cerita terutama mengenai masa lalunya, lansia seringkali berbicara di luar konteks pembicaraan saat ini. Kemampuan untuk memfokuskan kembali lansia pada topik pembicaraan adalah bentuk teknik yang tepat untuk diterapkan di sini.
- Komunikasi dengan sifat suportif
Sifat suportif memiliki sifat mendukung. Mendukung dalam berkomunikasi dengan lansia tidak serta merta berarti menyetujui apa saja yang menjadi pendapat atau keyakinan mereka. Kembali, sikap asertif harus digunakan manakala kita menyatakan ketidaksetujuan. Namun demikian, bentuk dukungan bisa ditunjukkan dalam sikap empati kepada lansia.
- Komunikasi dengan sifat klarifikasi
Komunikasi yang memiliki sifat klarifikasi juga perlu diberikan kepada lansia supaya mereka bisa mendapatkan dukungan dengan baik. Ada banyak kasus ketika lansia memiliki persepsi mereka sendiri sehingga cenderung tertutup dan tidak mau bercerita apa-apa tentang masalahnya. Dengan adanya bentuk komunikasi ini, setidaknya kita bisa berkomunikasi dengan lansia secara lebih baik. Lansia juga bisa menggunakan fungsi komunikasi ekspresif dengan lebih optimal.
- Komunikasi dengan kesabaran dan keikhlasan
Menghadapi lansia belum tentu berjalan dengan mulus-mulus saja. Kesabaran dan keikhlasan merupakan salah satu komponen penting dari bentuk komunikasi yang akan disampaikan kepada lansia. Mereka sebagai “senior”, sering menganggap bahwa apa yang disampaikan para “junior” (mereka yang usianya lebih muda) sebagai celoteh yang tidak penting. Lansia tidak memerlukan nasihat, kadang mereka hanya perlu didengarkan saja.
- Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling sering digunakan oleh perawat untuk berkomunikasi dengan lansia. Pendekatan dari komunikasi terapeutik dalam keperawatan ini memang sangat luas dan menjelaskan strategi komunikasi yang tepat untuk diberikan. Sifatnya adalah memperbaiki kualitas kesehatan dari lansia. Bentuk sentuhan muncul pula di dalam komunikasi terapeutik.
- Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal di sini sebenarnya sudah disinggung pula dalam poin sebelumnya. Sentuhan adalah salah satu bentuk dari komunikasi pada lansia yang sifatnya sangat menenangkan. Lansia akan merasa aman dan nyaman ketika seseorang mampu memahami mereka. Bahasa tubuh yang positif juga merupakan salah satu kunci keberhasilan komunikasi ini.
Itulah tadi beberapa macam bentuk dari komunikasi yang bisa digunakan pada lansia. Bentuk komunikasi pada lansia tersebut memang masih umum, namun setidaknya akan sangat membantu ketika kita akan berkomunikasi pada mereka.