Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial tidak mampu hidup sendiri. Manusia membutuhkan manusia lainnya. Hubungan antar manusia ini didasari pada interaksi sosial yang terjadi secara terus-menerus di lingkungan masyarakat.
Hubungan manusia atau human relation merupakan proses interaksi yang berhubungan dengan kejiwaan manusia dan bertujuan untuk mencari kebahagiaan. (Baca juga: Teori Psikologi Komunikasi Menurut Ahli)
Proses yang terjadi secara continue ini berkaitan langsung dengan komunikasi interpersonal. Jika hubungan antar manusia berkaitan dengan perasaan, sikap, watak, dan tingkah laku manusia dengan tujuan mengidentifikasi suatu masalah maka berbeda dengan komunikasi interpersonal.
Komunikasi interpersonal bersifat dialogis yang berdampak langsung terhadap individu-individu yang berkomunikasi. (Baca juga: Teori Psikologi Komunikasi)
Pada dasarnya komunikasi melibatkan berbagai unsur seperti adanya komunikator, pesan, komunikan, media, dan umpan balik. Oleh karena itu, komunikasi merupakan proses pengiriman pesan atau informasi secara langsung dan umpan baliknya lebih cepat diterima dari komunikan.
Komunikasi antar manusia yang sering dilakukan dalam kehidupan di masyarakat salah satunya adalah komunikasi konseling. (Baca juga: Opini Publik dalam Psikologi Komunikasi)
Apa yang dimaksud dengan konseling?
Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap yang bertujuan untuk membantu membantu seseorang untuk memahami dirinya sendiri baik terhadap masalah yang sedang dihadapi saat ini, pemecahan masalah yang tengah dihadapi, dan memberikan solusi untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Komunikasi konseling biasanya dilakukan oleh seseorang ketika tengah menghadapi masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri. (Baca juga: Teori Psikoanalisis dalam Psikologi Komunikasi)
Seseorang bisa melakukan komunikasi konseling di rumah sakit yang menyediakan jasa konseling. Anak sekolah biasanya juga memiliki seorang guru konseling yang bertugas untuk membantu siswanya untuk menyelesaikan masalah yang tengah dihadapinya.
Prinsip dasar dari konseling itu sendiri adalah mengajarkan, menasehati, dan membimbing. Komunikasi konseling menciptakan hubungan antar manusia yang terjalin dengan baik. (Baca juga: Perbedaan Konsep Karakteristik Komunikan dalam Psikologi Komunikasi)
Berikut ini merupakan hubungan antar manusia dalam komunikasi dan konseling:
- Penyesuaian diri
Komunikasi yang dilakukan dalam konseling ini berhubungan antar manusia. Setiap manusia memiliki sifat, perilaku, latar belakang budaya, pemikiran yang berbeda-beda. Oleh karena itu, hubungan antar manusia dalam komunikasi dan konseling ini mampu memberikan penyesuaian diri baik dari konselor maupun pasiennya.
Seorang konselor akan memberikan sedikit pertanyaan atau wawancara seputar kehidupan si pasien dan kemudian data tersebut menjadi sebuah acuan konselor untuk menyesuaikan diri pada sifat, perilaku, dan pemikiran pasien. Begitu pula dengan pasien, seorang akan menyesuaikan diri dengan konselornya.
Penyesuaian tersebut memberikan komunikasi yang efektif dalam komunikasi konseling. (Baca juga: Efek Komunikasi Massa dalam Psikologi Komunikasi)
- Perbaikan sikap
Perbaikan sikap ini merupakan hubungan antar mansuia dalam komunikasi dan konseling. Komunikasi konseling yang sering dijadikan media perbaikan diri ini melibatkan berbagai manusia untuk saling mendukung antara satu sama lainnya.
Komunikasi yang dilakukan dalam konseling ini bersifat membangun sehingga seorang pasien yang berhadapan dengan konselor akan meningkatkan dirinya untuk memperbaiki sikap yang dianggap kurang baik untuk dilakukan.
Hubungan antara konselor dengan pasien ini didasarkan pada permasalahan-permasalahan pasien yang kemudian diceritakan kepada konselor.
Kemudian konselor akan memberikan pertanyaan dan menasehati pasien dengan kata-kata yang membangun pasiennya untuk bersikap lebih baik lagi setelah mampu menyelesaikan permasalahannya. (Baca juga: Hubungan Psikologi dalam Komunikasi)
- Memahami diri sendiri
Hubungan antar manusia dalam komunikasi dan konseling berikutnya adalah memahami diri sendiri. Memahami diri sendiri merupakan perihal yang sulit untuk dipahami oleh setiap orang.
Permasalahan sering muncul karena adanya rasa tidak mampu untuk memahami dirinya sendiri. Seorang konselor yang bertugas membantu pasiennya dalam menyelesaikan masalah ini dituntut untuk mampu memahami diri sendiri.
Dengan demikian seorang konselor akan lebih mudah untuk memahami diri pasiennya dan komunikasi akan lebih efektif. Permasalahan yang dialami pasien akan terselesaikan dengan cepat. Apabila antara konselor dan pasien sama-sama jujur dan terbuka untuk permasalahan dan sikap yang dimiliki. (Baca juga: Alasan Perlunya Psikologi dalam Komunikasi)
- Memecahkan permasalahan
Salah satu tujuan dalam komunikasi konseling adalah memecahkan permasalahan yang dihadapi pasien. Memecahkan permasalahan merupakan hubungan antar manusia dalam komunikasi dan konseling.
Komunikasi konseling membantu seseorang untuk menyelesaikan masalah. Komunikasi konseling adalah hubungan antara konselor dan pasien.
Seorang pasien yang memiliki permasalahan di hidupnya akan menceritakan kepada konselor. Tugas konselor adalah menutup rapat permasalahan si pasien dan kemudian mengobservasi lebih lanjut permasalahannya.
Pemecahan masalah akan diberikan oleh konselor memalui tahap observasi tersebut dan memberikan masukan-masukan yang bersifat memotivasi pasien. (Baca juga: Aspek Psikologi dalam Komunikasi Pembangunan)
- Pengetahuan
Pengetahuan menjadi salah satu hubungan antara manusia dalam komunikasi dan konseling. Pengetahuan, keterampilan, sikap yang dimiliki konselor lebih penting untuk menghadapi seorang pasien.
Seorang konselor memiliki ilmu pengetahuan yang lebih banyak tidak hanya terfokus pada ilmu komunikasi saja, tetapi seorang konselor juga memiliki ilmu pengetahuan lain seperti ilmu hokum, agama, dan lain sebagainya.
Permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan berkaitan dengan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kehidupan sosial. Dengan demikian seorang konselor akan lebih mudah meneliti permasalahan pasiennya. (Baca juga: Hubungan Komunikasi dengan Psikologi Khalayak Konsumen)