5 Hubungan Komunikasi dengan Psikologi Khalayak Konsumen

Dalam suatu proses komunikasi, terdapat beberapa ukuran dan indikator yang menjadi faktor keberhasilan dan kegagalan komunikasi. Salah satu faktor terbesar keberhasilan komunikasi adalah khalayak.

Khalayak atau audiens dikenal sejak jaman Yunani Kuno yang merujuk pada sekumpulan orang yang menonton pertunjukan drama atau pertandingan.

Dari konteks ini, kita bisa menilai bahwa kata khalayak diperuntukkan bagi sekumpulan orang yang terorganisir dan berkumpul di suatu tempat tertentu untuk mendapatkan hiburan.

Namun seiring perkembangan jaman, kata khalayak memiliki perluasan makna. Keberadaan teknologi dan komunikasi massa telah mengubah konsep khalayak menjadi lebih luas. Khalayak adalah mereka yang terbentuk akibat kegiatan komunikasi.

Sebelum kita membahas mengenai hubungan komunikasi dengan psikologi khalayak konsumen, kita akan sedikit mengulas mengenai arti psikologi khalayak konsumen.

Psikologi merupakan suatu bidang studi yang mempelajari mengenai tingkah laku manusia baik sebagai individu maupun hubungannya dengan lingkungannya. Khalayak dalam konteks psikologi khalayak konsumen merujuk pada sekumpulan orang yang memiliki minat yang sama terhadap suatu hal tanpa memiliki pendapat yang sama dan memiliki keinginan untuk memecahkan persoalan tertentu.

Sedangkan konsumen adalah setiap orang yang menggunakan produk barang atau jasa untuk kepentingan tertentu. Jadi secara umum, psikologi khalayak konsumen adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hubungan dengan sejumlah orang yang memiliki minat sama dalam memakai barang/jasa. Sekarang kita akan membahas mengenai hubungan komunikasi dengan psikologi khalayak konsumen, yaitu sebagai berikut :

  1. Khalayak konsumen sebagai penggarap informasi

Untuk mengenalkan suatu produk barang/jasa, pihak produsen pasti perlu mempublikasikan atau mempromosikan produk kepada calon konsumen.

Mereka perlu berlomba-lomba dan memberikan iklan semenarik mungkin karena produk sejenis bermacam-macam dan banyak persaingan di pasaran.

Nah, karena banyaknya iklan atau informasi mengenai produk-produk ini, pasti khalayak sebagai calon konsumen memiliki insting untuk memilih yang terbaik.

Mereka akan mengolah jenis-jenis informasi dan bersikap selektif terhadap informasi tersebut. Khalayak yang telah menerima pesan dalam bentuk informasi akan melakukan decoding atau mengintepretasikan kode.

Hasil dari proses teori pengolahan informasi ini, tidak semua informasi akan diterima begitu saja, mereka secara insting hanya akan memilih bagian-bagian informasi yang masuk ke dalam pengetahuan dan pengalaman hidup, atau kita bisa menganggapnya sebagai kebutuhan, minat, atau keinginan pribadi tersebut.

Karena pengetahuan dan pengalaman hidup menentukan bagaimana khalayak konsumen memilih produk, maka tingkat pendidikan juga mempengaruhi derajat pengolahan informasi.

Orang yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi akan cenderung lebih kritis, selektif, serta menggunakan banyak pertimbangan dan logika dalam memilih produk. Mereka tidak akan mudah jatuh dalam iming-iming yang tidak masuk akal karena menggunakan akal sehat.

  1. Khalayak konsumen sebagai pemecah masalah

Setiap produk diciptakan untuk dapat memuaskan dan memecahkan masalah yang dimiliki khalayak konsumen. Khalayak adalah pihak yang memiliki kehidupan yang tidak lepas dari permasalahan hidup. Mereka selalu berusaha untuk memecahkan masalahnya dengan berbagai cara.

Dengan kecenderungan ini, dengan adanya produk yang ditawarkan dapat menjadi solusi dari permasalahan khalayak. Dan dengan insting untuk menyeleksi produk, maka produk yang dirasa tidak akan membantu atau hanya akan merugikan tidak akan mendapat perhatian mereka.

Oleh karena itu, pengusaha yang cerdik akan menciptakan produk yang memiliki pasar luas atau solusi masalah yang paling banyak dibutuhkan.

  1. Khalayak sebagai perantara informasi

Selain sebagai sasaran informasi dari promosi produk, khalayak juga memiliki peran lain yaitu sebagai perantara infromasi. Dalam faktanya, informasi yang didapat tidak langsung berhenti pada barisan pertama/orang yang menerima informasi pertama kali, melainkan informasi akan menyebar dari berbagai tahap dan barisan.

Proses penyebaran informasi dari satu pihak ke pihak lain ini disebut sebagai multi step flow of communication. Orang yang menerima informasi menari kemungkinan besar akan menyebarkan informasi ke orang lain.

Dan proses ini akan berlanjut. Seberapa luas jangkauan atau banyaknya khalayak yang mengetahui informasi tersebut bergantung pada seberapa menarik informasi tersebut. Tolak ukur menarik atau tidaknya dipengaruhi oleh teori proses selektif dalam komunikasi massa dan persepsi yang telah disinggung pada poin pertama.

  1. Khalayak sebagai pembela

Apabila seorang konsumen telah puas dengan hasil dari produk dia akan cenderung untuk meneruskan kepada orang lain sehingga informasi tersebut terus menyebar. Begitu pula dengan pihak yang merasa kecewa atau tidak puas, mereka akan menyebarkan pengalamannya kepada orang lain.

Golongan publik ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu mereka yang merasa puas dan mereka yang kecewa. Pihak ketiga yang belum mencoba akan diyakinkan oleh kedua pihak ini apakah dia harus mencoba atau tidak. Di sinilah peran khalayak sebagai pembela.

  1. Selera khalayak

Agar produk mendapatkan banyak perhatian, maka terlebih dulu perlu menilai bagaimana selera masyarakat di pasaran atau sasaran yang dituju. Pada dasarnya selera masyarakat akan terus berubah seiring perkembangan jaman dan sebaiknya produsen dapat menyesuaikan.

Sekian artikel mengenai hubungan antara komunikasi dengan psikologi khalayak konsumen. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan para pembaca. Terima kasih.