6 Hubungan Komunikasi dengan Interaksi Keperawatan

Komunikasi merupakan suatu proses yang tidak akan pernah lepas dalam kehidupan manusia. Secara umum, pengertian komunikasi menurut para ahli adalah proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain. Komunikasi dikatakan berhasil apabila pihak komunikan menangkap dan menafsirkan secara tepat informasi yang disampaikan komunikator.

Komunikasi memiliki berbagai tujuan, baik yang bersifat umum maupun spesifik. Komunikasi yang bersikap umum biasa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari ketika bercakap-cakap ringan dengan orang lain tanpa tujuan yang spesifik.

Sedangkan komunikasi untuk tujuan yang spesifik adalah komunikasi untuk tujuan tertentu, misalnya adalah komunikasi dakwah yang bertujuan menyiarkan agama islam, sosialisasi untuk membuka pikiran audiens mengenai suatu topik, dan komunikasi dalam dunia keperawatann.

Komunikasi sangat dibutuhkan dalam dunia keperawatan, dimana para perawat berhadapan dengan pasien yang memiliki berbagai macam penyakit.

Walaupun penyakit dialami secara fisik, namun secara tidak langsung gangguan tersebut dapat mempengaruhi mental seseorang. Maka dari itu, perawat tidak hanya perlu memiliki skill untuk melayani pasien, melainkan juga harus memiliki cara berkomunikasi dengan baik yang membuat pasien nyaman dan tenang. Nah, dalam artikel ini kita akan melihat bagaimana hubungan komunikasi dengan interaksi keperawatan, yaitu sebagai berikut :

  1. Komunikasi mengurangi stess pasien

Memperhatikan pasien yang ada di rumah sakit, tidak setiap saat mereka ditemani oleh pihak keluarga. Bahkan ada diantara mereka yang tidak menerima kunjungan keluarga atau sanak saudara. Tentu hal ini akan menimbulkan rasa kesepian dan sangat mempengaruhi suasana hati.

Ada kalanya mereka menginginkan seseorang untuk mendengarkan keluh kesah mereka mengenai penyakit yang diderita. Apalagi melihat kondisi fisik yang membatasi aktivitas mereka.

Nah, di sinilah peran perawat sangat dibutuhkan. Mereka dapat memposisikan diri sebagai teman tanpa terlalu melibatkan emosi. Perawat bisa menjadi pihak netral yang mau mendengarkan. Empati dalam komunikasi intepersonal semacam ini akan mengurangi beban pasien dan menghindari mereka dari keadaan stres.

  1. Membuka saluran komunikasi yang jelas

Walaupun tidak campur tangan secara langsung dengan penyakit pasien, namun perawat wajib mengetahui masalah dan keadaan pasien secara jelas. Terkadang pihak keluarga tidak memiliki banyak waktu berbincang dengan dokter, perawat dapat menjadi pihak yang nyaman untuk berbincang mengenai kondisi pasien.

Maka dari itu, perawat harus dapat dipercaya tanpa menunjukan sikap pro dan kontra. Apabila pihak keluarga mempercayai perawat, mereka akan menggantungkan informasi kepada perawat. Dan hal ini akan membuka saluran komunikasi yang jelas antara pihak keluarga dan perawat. Sehingga, diharapkan hal ini akan berdampak baik terhadap perkembangan kesehatan pasien.

  1. Mengurangi tingkat kecemasan keluarga pasien

Pada tahun 2014, diadakan penelitian oleh Kaparang yang mengamati tentang bagaimana pengaruh komunikasi terhadap tingkat kecemasan keluarga pasien. Penelitian ini diadakan di Unit Perawatan Intensive Rumah Sakit Umum GMIM Bethestda Termohon terhadap 30 keluarga yang memiliki anggota keluarga yang sedang dirawat di ICU.

Dari penelitian didapat bahwa nilai mean sebelum komunikasi terapeutik berada di angka 20,73 dan mengalami penurunan menjadi 15,83 setelah dilakukan komunikasi terapeutik. Hal ini menunjukan bahwa komunikasi memiliki peran yang cukup signifikan untuk mengurangi kecemasan pihak keluarga pasien.

  1. Meningkatkan kepercayaan pihak keluarga terhadap perlakuan rumah sakit

Saat mengantarkan pasien ke rumah sakit, biasanya pihak keluarga memiliki kekhawatiran akan perlakukan dari dokter terhadap pasien. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap keluarga pasien, mereka mengatakan bahwa ada rasa kurang percaya terhadap penanganan rumah sakit terhadap pasien.

Melihat hal ini, dibutuhkan pihak yang akan mengurangi kekhawatiran pihak keluarga dan meningkatkan kepercayaan mereka untuk menyerahkan sepenuhnya penanganan terhadap rumah sakit.

Dan perawat perlu memposisikan dirinya sebagai pihak perantara yang akan mengkomunikasikan bagaimana rumah sakit akan menangani pasien. Maka dari itu, selain memerlukan pengetahuan yang memadahi perawat juga harus mampu menyampaikan informasi dengan baik tanpa melibatkan emosi berlebihan.

Artinya, perawat mampu memposisikan dirinya dimana ia memberi informasi mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa mengecilkan atau memberikan harapan berlebihan kepada pihak keluarga.

  1. Komunikasi menentukan citra institusi

Hubungan antara komunikasi dengan interaksi keperawatan selanjutnya adalah komunikasi dalam keperawatan mempengaruhi institusi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa citra baik atau buruknya sebuah institusi rumah sakit dipengaruhi oleh kepuasan klien. Faktor yang menentukan kepuasan klien adalah pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit. Dan salah satu indikator dalam pelayanan adalah dalam keperawatan, apakah pelayanan yang diberikan memuaskan atau mengecewakan.

Kepuasan ini menimbulkan perasaan senang bagi klien terhadap hasil yang diberikan. Apakah pihak keperawatan bersikap jujur atau tidak, atau apakah perawat bersikap terbuka atau tidak. Dengan hasil perkembangan pasien, klien akan membandingkan apakah hasilnya sesuai dengan apa yang dikatakan pihak perawat.

  1. Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien

Perawat yang tenang dan memiliki empati yang tinggi akan meringankan kekhawatiran pasien akan penyakitnya. Walaupun penyakit cukup serius namun apabila perawat menyampaikan tanpa mengecilkan hati akan memberikan dampak yang besar terhadap harapan pasien akan kesembuhan.

Inilah salah satu tujuan komunikasi terapeutik dalam dunia keperawatan. Dengan suasana hati yang baik, secara tidak langsung akan memberikan dampak yang baik terhadap kesehatan tubuh.

Sekian artikel mengenai hubungan komunikasi dengan interaksi keperawatan. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pembaca. Terima kasih.