Media pembelajaran merupakan salah satu unsur terpenting dalam proses belajar mengajar selain metode pembelajaran. Secara umum, media pembelajaran merujuk pada segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan yang dapat meningkatkan atau mengembangkan cakrawala berpikir, perasaan, serta minat belajar pelajar atau peserta didik.
Selain itu, alat bantu mengajar juga digunakan oleh pengajar atau guru untuk menyampaikan informasi, merangsang minat, dan memfasilitasi proses pembelajaran. Pada awalnya, media pembelajaran hanya berupa media berbasis manusia dalam artian materi pembelajaran disampaikan melalui komunikasi lisan.
Namun, seiring dengan perjalanan sejarah media pembelajaran, sejarah perkembangan teknologi komunikasi, dan sejarah perkembangan teknologi informasi, kini media pembelajaran mencakup media berbasis manusia, media tercetak, media visual, media audio visual, dan media berbasis komputer. Komunikasi pembelajaran tidak lagi hanya mengandalkan komunikasi lisan, melainkan komunikasi online atau komunikasi multimedia.
Dalam proses belajar mengajar, media pembelajaran berfungsi untuk menyampaikan informasi dari pengajar atau guru kepada peserta didik atau pelajar. Agar dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik maka media pembelajaran hendaknya memiliki karakterisik tertentu.
Secara umum, karakteristik media pembelajaran yang baik diantaranya adalah dapat meningkatkan motivasi peserta didik atau pelajar, menghindarkan peserta didik atau pelajar dari rasa bosan, memudahkan peserta didik atau pelajar untuk memahami materi pembelajaran, dan membuat proses belajar mengajar menjadi lebih sistematis. Jika kita pahami berbagai ciri-ciri media pembelajaran tersebut sejatinya mengandung harapan dampak penggunaan media pembelajaran bagi peserta didik atau pelajar.
Kajian tentang dampak penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar telah menarik minat pendidik sejak awal abad 20. Hal ini ditandai dengan adanya rekomendasi penggunaan gambar sebagai alat instruksi. Rekomendasi ini diberikan oleh penggagas teori connectionism yaitu Edward L. Thorndike.
Hasil kajian penggunaan media pembelajaran oleh para ahli kemudian dituangkan dalam berbagai teori media pembelajaran dengan tetap berakar pada berbagai teori belajar seperti teori behaviorisme, teori kognitivisme, serta teori pendidikan lainnya. Adapun teori media pembelajaran menurut para ahli diantaranya adalah sebagai berikut :
- Teori Symbol Systems
Teori sistem simbol pertama kali digagas oleh G. Salomon (1977) dan merupakan teori yang ditujukan untuk menjelaskan dampak media terhadap pembelajaran. Menurut Salomon, setiap media memiliki kemampuan untuk menyampaikan isi melalui sistem simbol tertentu. Lebih lanjut Salomon menyatakan bahwa efektivitas sebuah media bergantung pada kesesuaian dengan peserta didik atau pelajar, isi, dan tugas.
- Teori Cognitive Flexibility
Teori yang dikembangkan oleh R. Spiro, P. Feltovitch, dan R. Coulson (1990) ini menitikberatkan pada sifat pembelajaran dalam ranah yang kompleks dan tidak terstruktur. Teori fleksibilitas kognitif menegaskan bahwa pembelajaran yang efektif bergantung pada konteks. Selain itu, teori ini juga menekankan pentingnya pengetahuan yang dibangun dan karenanya peserta didik atau pelajar harus diberi kesempatan untuk mengembankan representasi informasi mereka sendiri agar bisa belajar dengan baik. Teori ini berakar pada teori konstruktivisme dan berkaitan dengan teori sistem simbol dalam hal media dan interaksi pembelajaran.
- Teori Conditions of Learning
Teori kondisi pembelajaran yang dikemukakan oleh R. Gagne ini berpendapat bahwa terdapat beberapa jenis atau tingkatan pembelajaran yang berbeda. Pengelompokkan ini dimaksudkan karena setiap tingkatan pembelajaran memerlukan jenis instruksi yang berbeda. Gagne mengidentifikasi lima jenis kategori pembelajaran yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. Perbedaan kondisi eksternal dan internal sangat penting bagi setiap jenis pembelajaran. Teori ini telah diterapkan dalam pelatihan militer serta ditujukan untuk menggambarkan peran teknologi instruksional dalam pembelajaran.
- Teori E-Learning
Teori e-learning menggambarkan prinsip-prinsip ilmu kognitif pembelajaran multimedia yang efektif dengan menggunakan teknologi pendidikan elektronik. Hasil penelitian dan teori kognitif menunjukkan bahwa pemilihan modalitas multimedia yang sesuai secara bersamaan dapat meningkatkan pembelajaran. Teori ini merupakan pengembangan dari teori cognitive load yang dikembangkan oleh J. Sweller.
- Teori Cognitive Load
Melalui teori cognitive load, Sweller menyatakan bahwa pembelajaran terjadi paling baik dalam kondisi yang selaras dengan arsitektur kognitif manusia yang dapat dilihat melalui hasil penelitian eksperimental.
Teori beban kognitif menekankan pada teknik-teknik yang digunakan untuk mengurangi beban kerja memori dalam rangka untuk memfasilitasi perubahan dalam memori jangka panjang yang berkaitan dengan akuisisi skema.
- Teori Cognitive Dissonance
Teori disonansi kognitif yang juga merupakan salah satu teori efek media massa ini menyatakan bahwa terdapat kecenderungan bagi individu untuk mencari konsistensi diantara kognisi mereka. Ketika terdapat inkonsistensi antara sikap atau perilaku maka sesuatu harus dirubah untuk mengurangi disonansi. Dalam kasus dimana terdapat kesenjangan antara sikap dan perilaku, individu cenderung akan merubah sikap untuk mengakomodasi perilaku.
- Teori Situated Learning
Teori yang dikemukakan oleh J. Lave ini berpendapat bahwa pembelajaran yang terjadi merupakan fungsi dari berbagai kegiatan, konteks, dan budaya dimana pembelajaran itu terjadi. Berbeda dengan kegiatan pembelajaran dalam kelas, interaksi sosial merupakan komponen penting dalam pembelajaran bersituasi dimana peserta didik atau pelajar terlibat dalam komunitas praktek yang merupakan perwujudan dari keyakinan dan perilaku tertentu yang akan diakuisisi. Teori ini diterapkan dalam konteks kegiatan pembelajaran berbasis teknologi di sekolah yang menekankan pada keterampilan dalam memecahkan masalah.
- Teori Information Pick Up
Teori yang digagas oleh J. Gibson ini berpendapat bahwa persepsi bergantung sepenuhnya pada informasi yang berada dalam rangkaian stimulus dan bukan berada pada sensasi yang dipengaruhi oleh kognisi. Menurut Gibson, persepsi merupakan konsekuensi langsung dari sifat lingkungan dan tidak melibatkan sebagal bentuk pemrosesan sensoris. Teori ini dikembangkan sebagian besar untuk sistem visual. Gibson kemudian membahas implikasi teori untuk meneliti gambar bergerak dan gambar tidak bergerak.
Manfaat Mempelajari Teori Media Pembelajaran Menurut Para Ahli
Mempelajari teori media pembelajaran menurut para ahli dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :
- Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian media pembelajaran.
- Kita dapat mengetahui dan memahami karakteristik media pembelajaran.
- Kita dapat mengetahui dan memahami berbagai teori media pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli.
Demikianlah ulasan singkat tentang beberapa teori media pembelajaran menurut para ahli. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang media pembelajaran dan berbagai landasan teori yang dirumuskan oleh para ahli.