Menurut Romli (2014 : 31), teori transisional adalah sekumpulan teori yang merupakan transisi dari teori organisasi klasik dan teori manajemen klasik ke teori-teori sistem dan teori perilaku yang lebih modern.
Dengan kata lain, teori transisional merupakan hasil dari pengembangan teori-teori organisasi sebelumnya yang lebih menitikberatkan pada struktur organisasi dan desain organisasi.
Menurut Michael J. Papa dkk (2007 : 89), teori transisional tidak hanya berkutat pada struktur dan desain organisasi semata melainkan mencakup hal-hal yang lebih luas seperti penggunaan kekuasaan, psikologi kepatuhan, variabilitas dalam perilaku setiap anggota organisasi, dan pentingnya komunikasi dalam proses organisasi (Baca juga : Proses Komunikasi dalam Organisasi).
Dapat dikatakan, teori transisional adalah teori yang menyatakan bahwa efisiensi organisasi tidak hanya ditentukan oleh kestabilan struktur dan fungsi organisasi. Organisasi harus memberi perhatian penting pada aspek human relation atau hubungan manusia (Baca juga : Teori Hubungan Manusia dalam Komunikasi Organisasi).
Untuk itu, suatu organisasi harus memiliki iklim komunikasi yang baik. Semakin baik iklim komunikasi suatu organisasi, semakin efisien organisasi tersebut (Baca juga : Contoh Iklim Organisasi dalam Sebuah Organisasi atau Perusahaan).
Teori transisional memandang setiap anggota organisasi lebih dari sekedar alat produksi yang kaku. Setiap anggota organisasi adalah makhluk yang aktif dan dinamis.
Oleh karena itu, organisasi seharusnya senantiasa mendengarkan aspirasi setiap anggota organisasi dan tidak mematikan kreatifitas yang dimiliki setiap anggota organisasi. Berbagai hambatan komunikasi organisasi yang terjadi maupun aliran informasi dalam organisasi yang disebabkan oleh faktor jabatan dan struktur organisasi yang kaku harus disingkirkan.
Menurut Michael J. Papa dkk (2007 : 89), paling tidak terdapat dua teori transisional dalam komunikasi organisasi yang dapat digunakan untuk membantu memahami teori transisional. Kedua teori itu adalah teori administratif yang dikemukakan oleh Mary Parker Follet dan teori fungsi eksekutif yang dikemukakan oleh Chester I. Barnard.
1. Teori Administratif
Teori administratif Follet adalah salah satu teori transisional dalam komunikasi organisasi yang dikembangkan oleh Mary Parker Follet pada tahun 1920an. Teori ini didasarkan atas dua prinsip utama yaitu prinsip tanggapan timbal balik dan prinsip tujuan universal integrasi.
Prinsip tanggapan timbal balik mengacu pada interaksi manusia yang selalu melibatkan pengaruh bersama dan serentak. Sedangkan, prinsip tujuan universal integrasi mengacu pada perpaduan yang harmonis berbagai perbedaan yang menghasilkan bentuk baru, entitas baru, hasil baru yang dibuat dari perbedaan lama dan berbeda dari yang lain.
Melalui teorinya, Follet menitikberatkan pada cara membangun dan mempertahankan demokrasi melalui integrasi berbagai kepentingan yang berbeda untuk mencapai integrasi kepentingan.
Untuk itu, ide atau gagasan tradisional tentang kekuasaan dan kewenangan harus direduksi karena integrasi kepentingan bergantung pada kekuasaan bersama.
Baca juga : Teori Sistem Sosial dalam Komunikasi Organisasi
2. Teori Fungsi Eksekutif
Teori transisional dalam komunikasi organisasi lainnya adalah teori fungsi eksekutif yang dikembangkan oleh Chester Irving Barnard pada tahun 1930an. Teori ini dipengaruhi oleh teori administratif yang digagas oleh Follet. Barnard memandang bahwa teori-teori organisasi klasik gagal untuk menyuguhkan penjelasan yang menyeluruh tentang perilaku organisasi sebagaimana yang ia alami.
Dalam bukunya, The Functions of Executive, Barnard berusaha untuk memperbaiki kegagalan ini melalui tiga ranah yaitu perilaku individu, kepatuhan, dan komunikasi.
- Perilaku individu
Barnard berpendapat bahwa teori-teori klasik tidak memperhitungkan variabilitas perilaku individu dalam organisasi dan dampaknya terhadap efektivitas organisasi.
Menurut Barnard, anggota organisasi bukanlah mesin yang perilakunya dapat diprediksi. Anggota organisasi adalah individu-individu yang berbeda satu dengan yang lainnya. Barnard juga percaya bahwa individu adalah faktor strategis yang paling mendasar bagi semua organisasi dan efektivitas organisasi bergantung pada keinginan masing-masing individu untuk bekerja sama.
- Kepatuhan
Menurut Barnard, yang dimaksud dengan kepatuhan adalah keinginan untuk bekerja sama. Kepatuhan dalam teori ini mengacu pada kesediaan individu untuk menyerahkan preferensi pribadi mereka.
Sebuah perintah dikatakan memiliki wewenang apabila seorang individu bersedia untuk menyerahkan preferensi pribadi untuk melaksanakan perintah tersebut. Suatu perintah dikatakan memiliki kewenangan apabila orang bersedia untuk menyerahkan preferensi pribadi mereka.
Perintah harus jatuh di dalam zona ketidakpedulian seseorang dalam artian bahwa perintah tersebut harus diterima dalam kondisi yang netral sehingga perintah tersebut dapat dilaksanakan tanpa adanya pertanyaan tentang kewenangan mereka. Zona ketidakpedulian seseorang dapat diperluas dengan menggunakan insentif, bujukan, dan penghargaan atau ganjaran.
Namun, hanya insetif materi yang terbatas yang dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang. Selain insentif dan bujukan seperti satus dan prestise, hal lain yang diperlukan untuk memperluas zona ketidakpedulian seseorang adalah kekuatan pribadi.
- Komunikasi
Bagi Barnard, konsep komunikasi dalam organisasi sangat diperlukan bagi analisis struktur organisasi. Ia menekankan bahwa proses pengambilan keputusan sangat bergantung pada komunikasi dan menggambarkan karakteristik dan pentingnya komunikasi dalam organisasi informal.
Barnard sangat meyakini pentingnya peran komunikasi dalam organisasi yang diindikasikan dengan pendapatnya bahwa fungsi pertama eksekutif adalah untuk membentuk dan memelihara sistem komunikasi. Berdasarkan Dessler, Barnard menyajikan teori struktur organisasi baru yang menekankan pada organisasi sebagai sebuah sistem komunikasi.
Demikianlah ulasan singkat tentang teori transisional dalam komunikasi organisasi. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang teori komunikasi organisasi khususnya teori transisional dan beberapa teori yang tercakup di dalamnya.