Proses Komunikasi Dalam Perspektif Interaksional

Beberapa waktu yang lalu, kita telah mengulas tentang beragam  pengertian komunikasi menurut para ahli. Ronald B. Adler dan George Rodman (2006) mendefiniskan komunikasi sebagai proses manusia menciptakan dan menukarkan makna melalui interaksi simbolik.

Dengan kata lain, komunikasi merupakan proses yang berkesinambungan dan bersifat simbolis serta arbriter yang memungkinkan orang-orang untuk berpikir dan berbicara tentang masa lalu, menjelaskan masa kini, dan memprediksi tentang masa depan.

Sementara itu, Rubin (1988) mendefinisikan komunikasi sebagai proses penyampaian informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan melalui saluran atau media komunikasi tertentu agar informasi yang dikomunikasikan dapat dipahami dengan cara yang sama oleh pengirim pesan dan penerima pesan.

Menurut DeVito, kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan ini melibatkan beberapa komponen komunikasi yang saling berinteraksi satu sama lain seperti konteks, sumber pesan, penerima pesan, pesan, saluran, gangguan, proses penyampaian atau proses encoding, proses penerimaan atau proses decoding, umpan balik, dan efek.

Komponen-komponen komunikasi tersebut terdapat dalam setiap konteks komunikasi seperti komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa, komunikasi antarbudaya atau pidato.

Kegiatan  penyampaian dan penerimaan pesan atau kegiatan komunikasi tidak berlangsung secara seketika melainkan berlangsung melalui tahap-tahap komunikasi yang saling berkaitan satu sama lain yang dinamakan dengan proses komunikasi.

Lalu, apakah proses komunikasi itu?

Seorang ahli psikologi bernama Carl I. Hovland mendefinisikan proses komunikasi sebagai proses di mana individu (komunikator) mengirimkan stimuli (biasanya simbol-simbol verbal) untuk mengubah perilaku individu lainnya (komunikan atau komunikate).

Hal ini kemudian ditegaskan oleh Effendy (1981) yang menyatakan bahwa pada hakekatnya proses komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang atau komunikator atau sumber pesan kepada orang lain atau komunikan atau penerima pesan. Pikiran yang dimaksud dapat berupa gagasan, informasi, pendapat, dan lain-lain yang muncul dari benaknya.

Sedangkan, perasaan dapat berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, dan lain sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Proses penyampaian pikiran atau perasaan ini dapat dilakukan secara langsung atau melalui media.

Untuk mengetahui bagaimana pikiran dan perasaan sumber pesan yang dituangkan dalam bentuk pesan dapat dimengerti, diterima, dan dilakukan oleh penerima pesan maka kita harus memahami proses komunikasi secara umum ataupun melalui perspektif tertentu. Salah satu perspektif yang dapat digunakan untuk memahami proses komunikasi manusia adalah perspektif interaksional.

Pengertian

Menurut Fisher (1978), komunikasi dapat dikaji melalui beberapa perspektif teoretis seperti perspektif mekanis, perspektif psikologis, perspektif interaksional, dan perspektif pragmatis.

Pun demikian dengan proses komunikasi. Menurut Steven A. Beebe dkk (2015), proses komunikasi dapat dikaji melalui berbagai model proses komunikasi manusia seperti perspektif komunikasi manusia sebagai tindakan, perspektif komunikasi manusia sebagai interaksi, serta perspektif komunikasi manusia sebagai transaksi. Pada kesempatan kali ini, akan diulas secara singkat proses komunikasi dalam perspektif interaksional menurut Beebe dkk (2015).

West dan Turner (2008) menyatakan bahwa proses komunikasi dalam perspektif interaksional adalah proses komunikasi yang memandang komunikasi sebagai pertukaran makna dengan adanya umpan balik yang menghubungkan sumber pesan dan penerima pesan.

Menurut perspektif ini sebagaimana digambarkan dalam model komunikasi interaksional, komunikasi berlangsung dua arah yakni dari sumber atau pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada sumber atau pengirim.

Proses komunikasi yang berbentuk lingkaran ini menunjukkan bahwa komunikasi berlangsung secara terus menerus. Dalam perspektif interaksional, seseorang dapat menjadi baik pengirim maupun penerima dalam sebuah interaksi, tetapi tidak menjadi keduanya sekaligus.

Yang harus dipahami dalam proses komunikasi dalam perspektif interaksional adalah pentingnya peran  umpan balik dan bidang pengalaman sebagai komponen komunikasi.

Umpan balik adalah tanggapan atau respon yang diberikan oleh penerima pesan terhadap pesan yang dikirimkan atau disampaikan oleh sumber pesan. Dalam proses komunikasi interaksional, umpan balik terjadi setelah pesan diterima oleh penerima pesan dan tidak pada saat pesan sedang dikirim oleh sumber pesan.

Selain umpan balik, komponen komunikasi yang tak kalah penting adalah bidang pengalaman yang dimiliki oleh sumber pesan dan penerima pesan. 

West dan Turner (2008) menjelaskan bahwa ketika berkomunikasi, baik sumber pesan maupun penerima pesan membawa bidang pengalamannya masing-masing yang kerapkali memengaruhi proses komunikasi.

Jika bidang pengalaman sumber pesan memiliki kesamaan dengan bidang pengalaman penerima pesan, maka dapat dikatakan komunikasi akan berjalan dengan efektif. Sebaliknya, jika bidang pengalaman sumber pesan berbeda dengan bidang pengalaman penerima pesan maka komunikasi yang efektif pun tidak akan terjadi.

Komponen

Proses komunikasi dalam perspektif interaksional memandang komunikasi manusia sebagai interaksi yang terdiri dari  komponen-komponen komunikasi seperti konteks, sumber pesan, penerima pesan, pesan, saluran, gangguan, dan umpan balik.

Proses komunikasi dalam perspektif ini digambarkan sebagai proses dua arah atau komunikasi dua arah di mana sumber pesan dan penerima pesan bergantian posisi sebagai pengirim dan penerima dan memberikan makna yang sama dengan cara mengirimkan dan menerima umpan balik di dalam konteks fisik dan konteks psikologis.

  • Sumber pesan adalah penggagas pemikiran atau emosi yang mengekspresikan ide, gagasan, atau perasaan sebagai sebuah kode yang dapat dipahami oleh penerima. Proses mengubah ide, perasaan, dan pikiran ke dalam bentuk kode disebut dengan encoding.
  • Pesan adalah informasi yang dipertukarkan antara sumber pesan dan penerima pesan. Pesan yang dikirimkan dari sumber pesan ke penerima pesan dapat berupa pesan verbal mapun pesan nonverbal. Fungsi pesan adalah untuk menyampaikan makna dan perasaan antara sumber pesan dan penerima pesan.
  • Saluran adalah rute inderawi atau jalur di mana pesan dikirimkan atau dikomunikasikan dari sumber pesan ke penerima pesan. Misalnya, ketika pesan dikirimkan dan diterima melalui rute inderawi, maka dapat dikatakan bahwa komunikasi terjadi melalui saluran visual dan/atau audio.
  • Penerima pesan adalah orang yang melakukan proses decoding dan berupaya untuk menfasirkan pesan yang disampaikan oleh sumber pesan. Dalam komunikasi manusia, antara sumber dan penerima terdapat kaitan yang sangat erat, misalnya kita menyaring pesan-pesan melalui pengalaman masa lalu, sikap, kepercayaan, nilai-nilai, prasangka, dan bias.
  • Gangguan adalah segala sesuatu yang mengganggu atau menghambat pesan dan gangguan ini biasanya bersifat sementara. Gangguan berfungsi negatif dalam proses komunikasi karena merupakan sumber terjadinya hambatan-hambatan komunikasi. Terdapat beberapa jenis gangguan, yaitu gangguan semantik, gangguan psikologis, gangguan fisiologis, gangguan intelektual, dan gangguan lingkungan.
    • Gangguan semantik mengacu pada gangguan yang menyebabkan kegagalan untuk memahami makna dari satu kata atau lebih atau kegagalan untuk memahami konteks di mana kata-kata digunakan.
    • Gangguan psikologis mengacu pada gangguan yang disebabkan karena adanya rasa cemas, rasa takut, perasaan bingung, bias, pengalaman masa lalu, dan lain-lain.
    • Gangguan fisiologis mengacu pada gangguan yang disebabkan karena perasaan tidak nyaman atau adanya masalah fisik. Termasuk dalam gangguan fisiologis adalah gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, dan lain-lain.
    • Gangguan intelektual mengacu pada gangguan yang disebabkan oleh jumlah informasi yang melebihi kapasitas atau bahkan kurang.
    • Gangguan lingkungan mengacu pada ruang fisik komunikasi yang mengganggu perhatian peserta komunikasi.
  • Umpan balik adalah respon yang diberikan oleh penerima terhadap pesan yang disampaikan oleh sumber pesan. Melalui umpan balik, sumber pesan dapat mengetahui apakah pesan yang dikirimkan diterima dan dipahami dengan baik oleh penerima pesan. Umpan balik yang diberikan oleh penerima pesan dapat berupa umpan balik verbal maupun umpan balik nonverbal. Terdapat beberapa jenis umpan balik, di antaranya adalah sebagai berikut.
    • Umpan balik positif adalah tanggapan atau repsons penerima pesan yang menyenangkan sumber pesan sehingga komunikasi berjalan dengan lancar.
    • Umpan balik negatif adalah tanggapan atau respons penerima pesan yang tidak menyenangkan sumber pesan sehingga sumber pesan enggan untuk melanjutkan komunikasinya.
    • Umpan balik internal adalah umpan balik yang diberikan oleh dan untuk diri sendiri terkait dengan penampilan diri saat melakukan transaksi interpersonal.
    • Umpan balik eksternal adalah umpan balik yang diterima dari orang lain. Seorang sumber pesan atau komunikator yang baik akan sangat sensitif terhadap jenis-jenis umpan balik karena masing-masing memiliki fungsi yang sangat penting.
  • Konteks umumnya mengacu pada waktu dan tempat terjadinya komunikasi serta hubungan antara sumber pesan dan penerima pesan. Semua komunikasi terjadi dalam beberapa konteks yang menentukan sifat komunikasi. Konteks dapat berupa konteks fisik dan konteks psikologis.
    • Konteks fisik. Yang termasuk konteks fisik adalah faktor lingkungan terjadinya komunikasi. Contohnya adalah ukuran, tata letak, suhu, atau pencahayaan yang memengaruhi komunikasi.
    • Konteks psikologis. Yang termasuk konteks psikologis adalah faktor-faktor mental dan emosional yang memengaruhi terjadinya komunikasi. Contoh konteks psikologis adalah tekanan jiwa, rasa cemas, dan emosi.

Bagaimana proses komunikasi dalam perspektif interaksional? Berikut adalah ulasan singkatnya.

Proses komunikasi berawal ketika sumber pesan menyandi pesan yang akan disampaikan kepada penerima pesan. Yang dimaksud dengan penyandian pesan atau encoding adalah sumber pesan memformulasikan pikiran/atau perasaannya ke dalam lambang atau bahasa sebagai alat komunikasi yang diperkirakan akan dimengerti oleh penerima pesan. Pesan yang di-encode kemudian disampaikan kepada penerima pesan.

Pada tahap ini, penerima pesan kemudian mengawa-sandi atau meng-decode pesan yang disampaikan oleh sumber pesan. Yang dimaksud dengan decoding adalah penerima pesan menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan/atau perasaan sumber pesan ke dalam konteks pengertiannya.

Yang penting dalam proses penyandian adalah bahwa sumber pesan dapat menyandi dan penerima pesan dapat mengawa-sandi hanya ke dalam kata bermakna yang pernah diketahui dalam penglamannya masing-masing.

Komunikasi dikatakan berhasil apabila pesan yang disampaikan sumber pesan sesuai dengan kerangka acuan, yakni panduan pengalaman dan pengertian yang pernah diperoleh penerima pesan. Sementara itu, bidang pengalaman adalah salah satu faktor penting dalam komunikasi.

Jika bidang pengalaman sumber pesan sama dengan bidang pengalaman penerima pesan, makan komunikasi akan berjalan dengan lancar. Sebaliknya,  jika bidang pengalaman sumber pesan tidak sama dengan bidang pengalaman penerima pesan maka akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain.

Manfaat Mempelajari Proses Komunikasi dalam Perspektif Interaksional

Mempelajari proses komunikasi dalam perspektif interaksional dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian komunikasi.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian proses komunikasi.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian proses komunikasi dalam perspektif interaksional.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami beberapa komponen komunikasi dalam proses komunikasi.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami proses komunikasi dalam perspektif interaksional.

Demikianlah ulasan singkat tentang proses komunikasi dalam perspektif interaksional. Semoga dapat menambah wawasan kita tentang komunikasi dan proses komunikasi dalam perspektif interaksional.