Perspektif fungsional pada komunikasi kelompok adalah sebuah pendekatan yang menggambarkan dan memprediksi kinerja kelompok yang menekankan pada fungsi masukan dan/atau proses. Perspektif ini memandang komunikasi sebagai alat atau instrumen bagi anggota kelompok yang digunakan untuk mengatasi masalah dan mengambil keputusan. Hal ini ditegaskan oleh para ahli komunikasi kelompok yang menyatakan bahwa interaksi merupakan alat sosial yang digunakan oleh anggota kelompok untuk menampilkan efektivitas dalam pengambilan keputusan.
Perspektif fungsional merupakan kebalikan dari perspektif mediasional yang memandang komunikasi sebagai media pasif dan netral yang memungkinkan berbagai faktor seperti pengetahuan, keterampilan, atau usaha anggota kelompok memberikan dampak terhadap kinerja kelompok dalam mengambil keputusan (Hirokawa dan Salazar dalam Frey dkk, 1999 : 169).
Baca juga : Teori Perbandingan Sosial
Asumsi
Perspektif fungsional merupakan salah satu perspektif dalam komunikasi kelompok yang umum digunakan oleh para teoretis dan peneliti yang berusaha untuk memahami efektivitas kinerja kelompok. Menurut Gwen M. Wittenbaum dkk (2004 : 19), terdapat tiga asumsi dasar untuk mendefinisikan perspektif fungsional yaitu :
- Kelompok memiliki satu tujuan atau lebih yang ingin dicapai
- Kinerja kelompok dievaluasi menurut standar tertentu yang terdiri atas kriteria normatif yang mengidentifikasi bagaimana kinerja kelompok seharusnya
- Kinerja kelompok dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal melalui proses interaksi
Baca juga : Teori Pertukaran Sosial
Sejarah
Menurut Randy Y. Hirokawa dan Abran J. Salazar dalam Frey dkk (1999 : 169-170), perspektif fungsional pertama kali disajikan oleh H. Riecken (1958) yang memandang komunikasi digunakan oleh anggota kelompok untuk mempersuasi anggota kelompok lainnya untuk menerima sudut pandang mereka.
Pandangan yang sama dikemukakan oleh Marvin E. Shaw dan William T. Penrod (1964) yang berpendapat bahwa kehadiran anggota kelompok dengan sendirinya tidak mengarah pada efektivitas kelompok dalam mengambil keputusan. Melalui interaksi yang dilakukan, anggota kelompok harus berhasil mempengaruhi anggota kelompok lainnya untuk menerima dan menggunakan informasi yang diberikan. Kegiatan mempengaruhi atau mempersuasi anggota kelompok lain untuk menerima sudut pandang anggota kelompok lainnya merupakan salah satu peran komunikasi kelompok.
Perspektif fungsional yang lebih rinci dikemukakan oleh Dennis Gouran dan Randy Y. Hirokawa (1983) yang berpendapat bahwa keputusan akhir yang diambil oleh kelompok merupakan hasil dari serangkaian keputusan yang telah dicapai sebelumnya oleh anggota kelompok. Perspektif fungsional yang dikemukakan oleh Gouran dan Hirokawa ini kemudian dikenal dengan teori fungsional komunikasi kelompok yang akan kita ulas di lain waktu.
Dengan demikian, perspektif fungsional pada komunikasi kelompok tidak hanya terbatas pada teori fungsional yang dikemukakan oleh Gouran dan Hirakwa, melainkan terdiri dari sekumpulan teori yang memandang dan mengkaji kelompok dengan berdasar pada berbagai asumsi (Wittenbaum dkk, 2004 : 17). Lebih lanjut Wittenbaum dkk menjelaskan bahwa perspektif fungsional pada komunikasi kelompok dipengaruhi oleh perkembangan teori komunikasi kelompok yang bertujuan untuk memprediksi dan menjelaskan perilaku kelompok. Teori-teori dalam perspektif fungsional berkembang ke dalam berbagai bentuk yang mencakup tugas kelompok baik secara luas maupun secara khusus.
Baca juga : Model Komunikasi Newcomb
Menurut Gwen M. Wittenbaum dkk (2004), terdapat 7 (tujuh) perspektif fungsional dalam komunikasi kelompok yang mengacu pada berbagai teori komunikasi kelompok menurut para ahli yang berkembang dalam tradisi perspektif fungsional, diantaranya adalah pendekatan kombinasi sosial terhadap pengambilan keputusan kelompok, teori fungsional pengambilan keputusan kelompok, groupthink, orientasi sistem eksternal, bias informasi bersama, manajemen konflik, dan group brainstorming. Adapun model kepemimpinan fungsional merupakan salah satu rekomendasi yang diajukan oleh Wittenbaum dkk sebagai pengembangan teori dalam tradisi perspektif fungsional di masa mendatang.
Dengan demikian, perspektif fungsional pada komunikasi kelompok meliputi :
1. Pendekatan kombinasi sosial terhadap pengambilan keputusan kelompok
Pendekatan kombinasi sosial terhadap pegambilan keputusan kelompok didasarkan atas teori skema keputusan sosial yang digagas oleh James H. Davis (1969). Tujuan pendekatan ini adalah untuk memprediksi atau untuk menjelaskan bagaimana anggota kelompok mengkombinasikan preferensi individual mereka ke dalam satu macam tanggapan terhadap tugas kelompok yang diberikan. Pendekatan ini hanya dapat diterapkan hanya jika seperangkat keputusan alternatif yang ada tidak spesifik sehingga kelompok harus mencapai konsensus pada salah satu keputusan alternatif.
2. Teori fungsional pengambilan keputusan kelompok
Salah satu tujuan komunikasi kelompok adalah mengambil keputusan. Menurut Gouran dan Hirokawa, perspektif fungsional digunakan untuk menjelaskan bagaimana komunikasi kelompok berkontribusi pada efektivitas pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dalam kelompok. Keberhasilan dalam mengambil keputusan serta memecahkan masalah dalam kelompok dapat terjadi manakala interaksi kelompok yang dilakukan menghasilkan pemenuhan berbagai hal yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas.
3. Groupthink
Istilah groupthink pertama kali dikenalkan oleh Irving Janis (1972). Dalam sistem komunikasi kelompok yang didasarkan pada psikologi komunikasi dijelaskan bahwa groupthink adalah proses pengambilan keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat kohesif dimana anggota-anggota berusaha mempertahankan konsensus kelompok sehingga kemampuan kritisnya menjadi tidak efektif lagi (Rakhmat, 2001 : 158).
4. Orientasi sistem eksternal
Menurut George Homans (1950), kelompok terdapat dalam sebuah lingkungan yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi komunikasi. Kelompok dipandang sebagai sistem yang bereaksi terhadap lingkungan sampai batas tertentu, kemudian mengubahnya sendiri sampai pada tingkat tertentu yang dimodifikasi oleh lingkungan, dan akan terus menyesuaikan dan akan menyesuaikan dirinya sendiri kembali. Kelompok maupun lingkungan bukan penyebab dan bukan pula merupakan efek namun sebuah keseimbangan yang dinamis. Selain itu, pandangan eksternal juga menekankan pada peran lingkungan dalam membentuk proses kelompok dan kinerja kelompok dan pada gilirannya dibentuk oleh kelompok.
5. Bias informasi bersama
Bias informasi bersama dikenal sebagai kecenderungan anggota kelompok untuk meluangkan lebih banyak waktu dan energi untuk membahas informasi yang semua anggota sudah mengenal atau mengetahuinya dan sebaliknya meluangkan sedikit waktu dan energi yang membahas informasi yang hanya diketahui oleh beberapa anggota saja. Konsekuensi yang berbahaya terkait dengan pengambilan keputusan yang buruk apabila kelompok tersebut tidak memiliki akses terhadap informasi yang tidak dibagi untuk menghasilkan keputusan yang tepat. Uraian tersebut mencerminkan perspektif fungsional terkait dengan jumlah anggota yang mengetahui sepotong informasi hingga mempengaruhi kemungkinan informasi tersebut ditarik kembali dan oleh karenanya dibahas oleh kelompok. Akibatnya, kelompok mungkin akan gagal daalam mencapai keputusan terbaik.
6. Manajemen konflik
Berbagai teori sebelumnya yang mengkaji tentang konflik kelompok berasumsi bahwa kelompok kerja berorientasi pada tujuan dan interaksi sosial untuk mencapai tujuan ini secara inheren mengarah pada konflik. Konflik yang terjadi umumnya meliputi distribusi tugas, alokasi sumber daya, sudut pandang yang berbeda, masalah-masalah interpersonal. Dari perspektif fungsional, jenis tugas yang dilakukan kelompok, hasil yang diinginkan, dan norma kelompok memoderasi hubungan antara konflik dan kinerja.
7. Group brainstorming
Brainstorming adalah teknik yang dikembangkan oleh Alex Osborn (1949) yang berusaha untuk mencari penyelesaian masalah dengan cara mengumpulkan berbagai gagasan atau ide baru dari anggota kelompok yang dilakukan secara spontan tanpa memperhatikan evaluasi segera. Tujuannya adalah untuk menghasilkan sejumlah besar gagasan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk memilih gagasan atau ide yang paling berguna. Dari berbagai literatur brainstorming menunjukkan secara jelas perspektif fungsional pada kelompok. Group brainstorming berorientasi pada tujuan untuk mencapai sejumlah besar gagasan dan gagasan yang berkualitas tinggi. Brainstorming dipengaruhi oleh karakteristik prosedur, kelompok, konteks evaluatif, normatif, dan motivasional yang ditampilkan oleh kelompok.
8. Model kepemimpinan fungsional
Kepemimpinan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi komunikasi kelompok atau komunikasi organisasi. Teori kepemimpinan fungsional yang digagas oleh J.R Hackman dan R.E Walton (1986) adalah teori yang berguna untuk menangani perilaku pimpinan tertentu yang diharapkan dapat berkontribusi pada efektivitas kelompok. Teori ini berpendapat bahwa tugas utama pemimpin adalah untuk melihat bahwa apapun yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kelompok akan diurus. Karena itu, pemimpin dapat dikatakan telah melakukan tugas mereka dengan baik ketika mereka berkontribusi pada efektivitas dan kohesi kelompok. Keefektifan kelompok sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dikaji lebih rinci dalam teori sifat atau trait theory yang merupakan induk dari teori kepribadian kelompok.
Baca juga : Teori Disonansi Kognitif – Komunikasi Kepemimpinan
Manfaat Mempelajari Perspektif Fungsional pada Komunikasi Kelompok
Mempelajari perspektif fungsional pada komunikasi kelompok dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian perspektif fungsional pada komunikasi kelompok
- Kita dapat mengetahui dan memahami asumsi perspektif fungsional pada komunikasi kelompok
- Kita dapat mengetahui dan memahami sejarah perspektif fungsional pada komunikasi kelompok
- Kita dapat mengetahui dan memahami berbagai perspektif fungsional pada komunikasi kelompok yang mengacu pada berbagai teori komunikasi kelompok yang berkembang dalam tradisi perspektif fungsional pada komunikasi kelompok
Demikianlah ulasan singkat tentang perspektif fungsional pada komunikasi kelompok. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang komunikasi kelompok pada umumnya dan berbagai perspektif fungsional pada komunikasi kelompok pada khususnya.