Pengertian media sosial menurut para ahli adalah teknologi komunikasi bermedia komputer yang memfasilitasi penciptaan dan penyebaran informasi, ide atau gagasan, minat karir, dan bentuk ekspresi lainnya melalui jejaring dan komunitas virtual. Sebagai media berteknologi baru, media sosial dipandang memiliki kelebihan dibandingkan dengan media tradisional karena mudah di akses, lebih cepat, interaktif, dapat menjangkau khalayak lebih luas, dan dapat di akses sepanjang waktu. Karena kelebihan itulah, media sosial banyak dimanfaatkan oleh manusia di berbagai bidang kehidupan seperti untuk tujuan pribadi, bisnis, hiburan, pemerintahan, politik, dan lain-lain.
Umumya, manusia menggunakan media sosial agar tetap terhubung dan berkomunikasi dengan orang lain seperti keluarga, teman, orang-orang yang memiliki kesamaan minat, berbagi informasi, dan lain sebagainya. Gaya komunikasi melalui media sosial lambat laun beralih dari komunikasi tatap muka; lisan; dan langsung menjadi komunikasi bermedia; tertulis; dan tidak langsung. Dengan demikian kehadiran media sosial dipandang telah mempengaruhi cara orang berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, terutama dalam konteks komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi.
Apakah yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi?
Menurut DeVito, komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah interaksi verbal maupun nonverbal yang terjadi antara dua orang atau lebih yang saling bergantung satu sama lain. Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi biasanya terjadi secara tatap muka misalnya siswa yang bercakap-cakap dengan teman sekelas, ayah berbincang-bincang dengan anaknya, dan lain sebagainya. Karena berlangsung secara tatap muka maka komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi dipandang lebih efektif dalam mengubah pendapat, sikap, keyakinan, dan perilaku orang lain dibandingkan dengan konteks komunikasi lainnya. Adapun komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi yang efektif ditandai dengan timbulnya kesadaran, sensitivitas budaya, fleksibilitas, berorientasi pada pihak lain, keterbukaan, metakomunikasi, percaya diri, kesegeraan, daya ekspresi, sikap positif, empati, sikap mendukung, kesetaraan, dan manajemen interaksi.
Namun kehadiran internet sebagai media komunikasi telah membuat sebagian besar percakapan dalam konteks komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi kini dilakukan secara daring atau online dan tidak langsung. Misalnya, kini wawancara kerja dapat dilakukan melalui Skype atau berkomunikasi melalui video call. Contoh lainnya adalah layanan pesan instan yang memungkinkan para penggunanya beralih dari komunikasi lisan ke komunikasi tertulis.
Melalui media sosial, komunikasi pun dapat dilakukan dengan lebih mudah tanpa dipengaruhi oleh sekat-sekat geografis. Karena kemudahan itulah manusia lebih menyukai berkomunikasi melalui media sosial dibandingkan dengan bertatap muka secara langsung. Meskipun begitu, komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi yang dilakukan melalui media sosial dipandang lebih efektif dibandingkan dengan komunikasi tatap muka. Dengan kata lain, media sosial memiliki peran dalam mendorong efektivitas komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi yang dilakukan.
Adapun peran media sosial terhadap efektivitas komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Menguatkan hubungan interpersonal
Membangun hubungan interpersonal adalah fungsi komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal. Media sosial berperan penting dalam membangun dan menguatkan hubungan interpersonal dalam komunikasi antarpribadi karena media sosial memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk secara konsisten berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Melalui media sosial, pengguna dapat tetap dapat merasakan kehadiran orang yang diajaknya berbicara. Meskipun ada keterbatasan dalam konteks komunikasi nonverbal, namun hal ini di atasi dengan adanya emoticon yang menggambarkan perasaaan dari masing-masing partisipan komunikasi. Selain emoticon, hal lain yang merefleksikan petunjuk nonverbal adalah “like” atau “suka” dan “follow” atau “ikuti” yang terintegrasi di berbagai platform media sosial dan mobile operating system.
2. Meningkatkan rasa percaya
Dari perspektif psikologi komunikasi, percaya adalah mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan penuh dengan resiko. Ketika berkomunikasi melalui media sosial, orang lebih cenderung untuk percaya pada orang yang diajak bicara meskipun orang tersebut orang baru dikenalnya. Karena itu, pesan-pesan yang disampaikan pun menjadi lebih terbuka. Dengan lebih terbuka, orang-orang dapat membicarakan apapun. Bahkan, tak jarang, orang-orang yang berniat tidak baik memanfaatkan keadaan ini untuk tujuan yang tidak baik. Berbagai kasus kejahatan yang terjadi akibat bertemu dengan orang yang baru dikenal melalui media sosial berawal dari hal-hal seperti ini.
3. Menguatkan sikap terbuka
Pengaruh self-disclosure dalam komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal sangat besar tak terkecuali yang dilakukan melalui media sosial. Seperti buku harian, media sosial menjadi media dimana orang dapat mengeluarkan seluruh isi hatinya tanpa batas kepada orang lain. Tidak hanya terkait dengan hal-hal pribadi, sikap terbuka juga terkait dengan hal-hal seperti sikap politik, pemikiran, dan lain-lain. Dengan bersikap terbuka, orang dapat menilai pesan secara obyektif dan tidak mudah termakan hoaks, memandang perbedaan sebagai pengetahuan dan pengayaan diri, dan lain-lain.
4. Meningkatkan rasa empati
Empati mengacu pada kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada posisi orang lain. Media sosial dengan kemampuannya menjangkau khalayak yang lebih luas dengan cepat dan mudah di akses oleh siapapun dan di manapun, dapat meningkatkan rasa empati orang banyak. Misalnya, berita mengenai aktivis yang kabarnya dikeroyok hingga lebam-lebam kemudian berita tersebut diviralkan maka orang banyak pun akan mengetahui dan berempati terhadap apa yang dialami oleh aktivis tersebut.
5. Memberikan dukungan
Media sosial juga berperan dalam memberikan dukungan kepada orang lain. Dalam komunikasi, sikap mendukung ini mengandung makna bukan mengevaluasi melainkan menggambarkan apa yang menjadi pikiran dan pendapat seseorang terhadap apa yang dikatakan atau dilakukan oleh orang lain. Bentuk dukungan ini biasanya ditunjukkan dengan cara menghindari memberikan tuduhan, penilaian negatif, evaluasi negatif, dan menunjukkan sikap kemauan untuk mendengar orang lain.
Demikianlah ulasan singkat tentang peran media sosial terhadap efektivitas komunikasi interpersonal. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang media sosial dan perannya terhadap efektivitas komunikasi interpersonal.