Komunikasi antar budaya terjadi manakala dua orang yang berasal dari budaya yang berbeda bertemu dan saling bertukar simbol-simbol verbal maupun nonverbal. Dalam model komunikasi antar budaya sebagaimana yang digambarkan oleh James W. Neuliep dalam Intercultural Communication : A Contextual Approach, dijelaskan bahwa komunikasi antar budaya bersifat kontekstual dan karenanya komunikasi antar budaya terjadi di dalam dan diantara beragam konteks yang saling berhubungan seperti konteks budaya, konteks budaya mikro, konteks lingkungan, konteks perseptual, dan konteks hubungan sosial.
Sementara itu, dalam model komunikasi Gudykunst yang digagas oleh William B. Gudykunst dan Young Yun Kim, digambarkan bahwa terdapat dua lingkaran besar yang masing-masing merepresentasikan salah satu unsur komunikasi antar budaya yaitu komunikator. Menurut Gudykunst dan Kim, ketika kita menciptakan atau memproses pesan, kita akan menggunakan empat macam filter yaitu budaya (nilai-nilai, kepercayaan, pandangan dunia, aturan, norma, definisi, dan lain-lain), sosial budaya (peranan dan identititas sosial), psikokultural (prasangka, stereotip, ketidakpastian, kecemasan, sikap, persepsi terhadap orang lain, mood), dan lingkungan (situasi/lokasi, geografi/iklim, potensi interaksi).
Dari kedua model komunikasi tersebut terlihat bahwa lingkungan merupakan salah satu dari komponen-komponen komunikasi dalam konteks komunikasi antar budaya yang mempengaruhi jalannya proses komunikasi antar budaya. Secara umum, lingkungan mengacu pada berbagai macam hal yang berada di sekitar kita. Lingkungan memiliki pengaruh yang sangat luas terhadap berbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi antar budaya. Yang termasuk dalam lingkungan menurut James W. Neuliep mengacu pada lingkungan fisik atau lingkungan alam seperti letak geografis atau lokasi terjadinya komunikasi, lingkungan bangunan (seperti arsitektur, lansekap, dan perumahan), dan lingkungan perseptual.
Dalam komunikasi antar budaya atau komunikasi lintas budaya, konteks lingkungan merupakan lingkaran terbesar ketiga yang mengelilingi interaktan atau partisipan komunikasi dan budaya mempengaruhi bagaimana orang merasakan lingkungan fisik, lingkungan buatan, dan lingkungan perseptual. Dengan demikian, apa sajakah yang termasuk pengaruh lingkungan dalam komunikasi antar budaya? Berikut adalah beberapa pengaruh lingkungan dalam komunikasi antar budaya.
- Lingkungan alam
Lingkungan alam meliputi ruang geografis atau teritorial tempat terjadinya komunikasi. Lingkungan alam dimaknai secara berbeda oleh setiap orang. Budaya mempengaruhi seberapa banyak orang menilai alam dan simbol-simbol yang mereka gunakan untuk mengkomunikasikannya. Orang merasakan dan menciptakan simbol-simbol terkait dengan lingkungan sekitar berdasarkan pengalaman budaya yang mereka miliki. Perlu dipahami bahwa yang dimaksud dengan lingkungan alam disini bulakanlah lingkungan alam per se yang memberikan pengaruh dalam komunikasi antar budaya melainkan simbol-simbol verbal dan nonverbal yang digunakan untuk berkomunikasi mengenai alam.
- Letak geografis
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada cara pandang kita terhadap lingkungan. Keberadaan setiap budaya di dalam konteks wilayah tertentu tentunya memiliki keunikan tersendiri. Misalnya, Indonesia dikenal dengan sebutan zamrud khatulistiwa karena memiliki vegetasi dengan beragam spesies. Lingkungan fisik atau letak geografis budaya sangatlah beragam dan hal ini menambah perbendaharaan budaya. Budaya dengan lingkungan berbeda menciptakan simbol-simbol verbal dan nonverbal yang memungkinkan bagi mereka untuk beradaptasi dan berkomunikasi mengenai lingkungan mereka.
- Iklim atau cuaca
Lingkungan alam setiap budaya mempengaruhi kehidupan yang berada di dalam budaya tersebut. Aspek-aspek fisik dan iklim lingkungan berdampak pada berbagai kegiatan yang dilakukan. Di beberapa budaya, kegiatan sehari-hari merefleksikan iklim di walayah tersebut. Misalnya, di beberapa negara Eropa Selatan seperti Spanyol atau Italia Selatan selama musim panas para pemilik toko menutup toko mereka dari siang hari hingga petang hari. Mereka melakukan hal ini untuk menghindari bekerja pada suhu terpanas karena tidak adanya pendingin ruangan di toko yang mereka miliki. Orang-orang dari budaya yang berbeda akan memandang hal ini sebagai bentuk kemalasan namun kenyataannya mereka hanya menyesuaikan diri dengan iklim negara mereka.
- Bencana alam dan sosial
Hubungan budaya dan alam dapat dilihat saat bagaimana suatu budaya menghadapi bencana alam yang terjadi. Bencana alam terjadi di setiap budaya dan masing-masing orang memiliki cara tersendiri untuk menangani bencana alam tersebut. Cara orang menangani bencana alam dipengaruhi oleh budaya dan cara pandang mereka terhadap alam.
Kita bisa lihat bahwa ketika bencana alam besar terjadi seperti misalnya gempa Aceh 2004 yang menimbulkan tsunami besar, setiap orang dari seluruh dunia bersatu untuk memberikan bantuan. Dengan memahami hubungan budaya dan alam dapat memfasilitasi komunikasi antara mereka yang terdampak dan memberikan bantuan. Bencana alam menyuguhkan sebuah peluang bagi terjadinya komunikasi antar budaya.
- Lingkungan bangunan
Lingkungan bangunan merupakan bentuk adaptasi terhadap lingkungan teresterial termasuk arsitektur, rumah, pencahayaan, dan pemandangan. Lingkungan bangunan secara artifisial mengubah pola-pola perilaku secara alamiah, panas, cahaya, suara, dan komunikasi manusia. Lingkungan bangunan berdampak pada interaksi antara orang-orang dengan lingkungan alam. Bangunan di beberapa budaya memiliki teknik komunikasi arsitektur tersendiri dan umumnya bangunan dirancang secara khusus untuk memfasilitasi interaksi manusia.
- Tingkat informasi
Tingkat informasi merujuk pada jumlah informasi yang diperoleh atau diterima oleh lingkungan fisik dalam beberapa unit waktu. Semakin banyak jumlah informasi yang tersedia untuk diproses maka akan semakin besar tingkat informasi. Tingkat informasi lingkungan tertentu dapat berdampak pada perasaan manusia.
- Persepsi privasi
Persepsi privasi tidak dapat dilepaskan dari komunikasi nonverbal. Para ahli sepakat bahwa manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan orang lain untuk berafiliasi dan berkomunikasi. Namun di saat yang bersamaan, manusia juga tidak dapat mentolerir kontak fisik yang berlebihan dengan manusia lainnya dan membutuhkan privasi.Terkait dengan hal ini, setiap budaya memiliki pandangan tersendiri. Irwin Altman -salah satu pencetus teori penetrasi sosial– menyatakan bahwa privasi adalah proses kendali batasan dimana orang-orang terkadang membuat diri mereka dapat diakses oleh orang lain dan terkadang mereka menutup diri mereka dari orang lain. Perlaku dan strategi lingkungan yang digunakan oleh masing-masing individu untuk mencapai proses ini ditentukan oleh budaya.
- Orientasi waktu
Waktu dalam konteks lingkungan tidak bersifat fisik. Waktu merupakan komponen psikologis atau perseptual dari lingkungan. Edward T. Hall mengelompokkan budaya sebagai monokronik dan polikronik. Budaya yang berorientasi pada monokronik atau polikronik mengatur waktu dan ruang secara berbeda. Orang dengan budaya waktu monokronik menekankan pada jadwal yang teratur. Sedangkan, orang dengan budaya waktu polikronik kurang menenkankan pada jadwal.
Itulah sekelumit tentang pengaruh lingkungan dalam komunikasi antar budaya. Dengan memahami berbagai pengaruh tersebut, sejatinya dapat membuat kita menjadi lebih arif ketika berinteraksi dengan lingkungan dan orang-orang yang berada di dalamnya dengan menghormati nilai-nilai budaya yang ada dan sesuai dengan etika komunikasi antar budaya agar dapat tercapai komunikasi yang efektif.
Manfaat Mempelajari Pengaruh Lingkungan dalam Komunikasi Antar Budaya
Mempelajari pengaruh lingkungan dalam komunikasi antar budaya dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Kita dapat mengetahui dan memahami lingkungan sebagai salah satu dari elemen-elemen komunikasi dalam komunikasi antar budaya
- Kita dapat mengetahui dan memahami pentingnya konteks lingkungan dalam komunikasi antar budaya
- Kita dapat mengetahui dan memahami berbagai pengaruh lingkungan dalam komunikasi antar budaya
Demikianlah ulasan singkat tentang pengaruh lingkungan dalam komunikasi antar budaya. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang pengaruh salah satu unsur komunikasi antar budaya yaitu lingkungan dalam komunikasi antar budaya khususnya dan komunikasi antar budaya pada umumnya.