Etika merupakan sebuah standar prilaku, terkait moral mengenai sesuatu. Etika memampukan pemahaman mengenai perbedaan benar dan salah, dalam suatu situasi.
Etika mengarah pada kebajikan dan keburukan, nilai-nilai atau norma-norma yang dijadikan pedoman untuk mengevaluasi perilaku/ tingkah laku seseorang atau suatu kelompok. Etika di sebut juga sebagai kode etik, dan sama maksudnya dengan filsafat moral.
Media merupakan ruang public, dimana suatu peristiwa diberitakan, disebarluaskan kepada masyarakat. Ketika suatu peristiwa diberitakan oleh media, maka akan timbul dampak, baik berupa dampak positif maupun negatif terhadap berbagai pihak terkait berita tersebut, termasuk sumber berita, media itu sendiri, serta pembacanya.
Oleh sebab itu, media tidak sepenuhnya independen dan objektif dalam menyampaikan suatu berita. Media bebas mengeksporasi, mengungkap, dan mengekspresikan suatu peristiwa, namun terdapat tanggung jawab jurnalistik yang juga diemban media.
Etika media merupakan cabang filsafat, yang membantu wartawan untuk menentukan benar atau tidak, diperbolehkan atau tidak, serta baik atau tidaknya suatu berita disampaikan melalui media. Secara global, etika dalam penggunaan media komunikasi tercantum dalam Deklarasi UNESCO 1978, yang menyatakan bahwa kebebasan informasi juga memiliki syarat kewajiban moral untuk mencari fakta tanpa prasangka, serta penyebaran tanpa niat mendiskreditkan pihak lain.
Sedangkan di Indonesia, Erika media tercantum dalam UU no. 40 th. 1999, yang menyatakan bahwa pers nasional wajib memberitakan peristiwa dan opini dengan azas tidak bersalah dan menghormati norma yang berlaku dalam masyarakat.
Komunikasi politik merupakan komunikasi terkait pesan-pesan politik, yang dilakukan oleh aktor-aktor politik kepada aktor politik lainnya ataupun kepada masyarakat umum. Dalam komunikasi politik, media merupakan sarana yang paling sering digunakan, serta sangat penting keberadaannya untuk mengkomunikasikan pesan-pesan politik.
Sebab media dapat menjangkau lebih banyak komunikan, dalam area yang lebih luas, serta waktu yang lebih cepat. Dalam mengkomunikasikan pesan politiknya, aktor politik juga wajib mengikuti etika media. Berikut ini etika media dalam komunikasi politik yang perlu diikuti oleh para komunikator politik:
1. Kejujuran
Dalam menyampaikan pesan politik melalui media, hendaknya komunikator politik menyampaikan fakta yang ada secara jujur. Cara menyampaikannya pun sebaiknya dilakukan secara wajar, menurut kepatutan etika yang berlaku dalam masyarakat.
Sehingga tidak bersifat merugikan pihak lain, termasuk merusak nama baik lawan politiknya. Penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terkait citra tokoh politik yang diusung, sebab jika masyarakat merasa dibohongi, maka bisa jadi kepercayaan masyarakat terhadap tohoh terkait akan hilang selamanya.
2. Akurasi
Akurasi menyangkut ketepatan informasi dalam pesan politik yang disampaikan. Belakangan banyak berita hoax terkait politik tersebar bebas di dunia maya. Hal ini menyalahi etika media dalam komunikasi politik.
Pesan politik yang disampaikan komunikator politik seharusnya menyajikan informasi yang benar adanya, tidak di buat-buat. Hal ini juga penting dilakukan untuk menjaga kepercayaan dan citra tokoh politik terkait dalam pandangan masyarakat luas.
3. Bebas dan Bertanggung Jawab
Komunikator politik bebas menyampaikan informasi atau pesan politik kepada masyarakat luas melalui media.
Namun dalam hal peliputan serta dalam penyampaiannya haruslah bertanggung jawab, mengikuti etika public relations dan etika yang berlaku dalam masyarakat.
Misalnya ketika menyampaikan berita mengenai tertangkapnya elit politik tertentu, terkait kasus korupsi. Sebaiknya tidak serta-merta mengejar keluarga korban, dan mendikreditkan mereka.
4. Kritik yang Konstruktif
Media memiliki peran yang besar dalam membentuk pencitraan, termasuk dalam hal politik. Media juga memiliki peranan penting dalam menilai peristiwa politik yang memerlukan kritik. Namun, kritik yang disampaikan media sebaiknya dibuat dengan memperhatikan etika komunikasi agar dapat mempengaruhi rakyat dalam hal yang positif.
Misalkan ketika memeberitakan mengenai kritik terhadap kebijakan baru pemerintah, sebaiknya selain disertai dengan fakta yang akurat juga disampaikan solusi yang sebaiknya ditempuh pemerintah atau yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengatasi hal tersebut. Dengan demikian masyarakat dapat dicerdaskan dengan pemberitaan tersebut.
5. Proporsional
Penyampaian pesan politik juga harus memperhatikan media yang digunakan. Gunakan media secara proporsional, misalnya dengan tidak menggunakan media pendidikan untuk menyampaikan pesan politik.
Selain itu juga tidak menyampaikan pesan politik dengan tujuan jahat, seperti untuk membuat buruk atau bahkan hingga menghancurkan citra lawan politik. penggunaan media yang tidak proporsional dalam menyampaikan komunikasi politik, bisa saja berujung pada tindak kriminal, jika menimbulkan dampak negatif yang cukup besar.
6. Produktif
Dalam menggunakan media untuk melakukan komunikasi politik sebaiknya digunakan sebaik mungkin, memanfaatkan media secara maksimal sehingga memunculkan proses komunikasi efektif.
7. Berhati-hati dalam Menyampaikan Informasi
Pesan politik yang dikomunikasikan lewat media, terutama internet sebagai media informasi bersifat permanen. Informasi yang telah di posting, akan tetap dapat diakses publik, meskipun postingan tersebut telah dihapus oleh sumbernya.
Berita yang salah, akan menimbulkan dampak negatif, bukan saja untuk orang yang diberitakan tapi juga terutama untuk citra orang yang memberitakannya.
8. Menghormati Privasi
Terdapat batasan, kepentingan masing-masing individu yang perlu diperhatikan dalam mengkomunikasikan suatu pesan politik melalui media. Prinsip-prinsip komunikasi perlu diperhatikan, agar tidak terjadi konflik yang dapat merugikan banyak pihak.
9. Tidak Menyalahgunakan Kekuasaan
Para aktor politik yang sedang meemgang kekuasaan, tentu memiliki kewenangan yang besar dalam menentukan banyak hal dalam kancah perpilitikan, dibandingkan dengan lawan politiknya.
Namun tidak serta merta pemilik kekuasaan diperbolehkan menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya tersebut agar ia bisa menggunakan media untuk menyampaikan pesan politik secara leluasa.
10. Menghormati Perbedaan Budaya
Indonesia terdiri dari beragam suku dan budaya; oleh sebab itu dalam menyampaikan pesan politik melalui media berarti melakukan komunikasi lintas budaya.
Dengan demikian perlu diperhatikan sebaik mungkin agar menghargai serta menghormati setiap perbedaan yang ada. Sebab penyebaran pesan politik melalui media elektronik dan internet akan dapat menjangkau banyak orang secara luas, mengikis batas jarak serta waktu secara geografis.
11. Berbagi Informasi yang Bermanfaat
Setiap pesan politik yang disampaikan melalui media, sudah seharusnya mengandung informasi yang bermanfaat bagi komunikannya. Misalnya memberikan solisi atas permasalahan yang dihadapi orang lain, atau memberikan jawaban atas suatu pertanyaan yang berkembang dalam masyarakat.
12. Tanpa Prasangka
Dalam menyampaikan pesan politik melalui media komunikasi, sebaiknya disampaikan dengan asas tidak bersalah. Artinya tidak menyampaikan secara subjekti melainkan secara objektif, tanpa prasangka, baik prasangka baik ataupunn puruk mengenai suatu peristiwa politik. berusaha sebaik mungkin untuk menyampaikan pesan dengan sikap netral.
13. Bersikap Manusiawi
Kita adalah manusia, penerima dan pengirim pesan politik melalui media adalah manusia. Oleh sebab itu sudah sewajarnya pesan yang disampaikan mengandung sikap manusiawi. Dalam hal ini misalnya dengan memperlakukan komunikan dengan baik sebagaimana komunikator ingin diperlakukan oeh orang lain.
Demikian artikel mengenai etika media dalam komunikasi politik ini. Ada 13 yang perlu duperhatikan, yaitu kejujuran, akurasi, bebas dan bertanggung jawab, kritik yang konstruktif, proporsional, produktif, berhati-hati dalam menyampaikan informasi, menghormati privasi orang lain, tidak menyalahgunakan kekuasaan, menghormati perbedaan budaya, berbagi informasi yang bermanfaat, tanpa prasangka, bersikap manusiawi.