8 Cara Membuat Pesan Persuasif dalam Komunikasi Bisnis

Persuasi adalah upaya yang dilakukan untuk mengubah atau menguatkan sikap, kepercayaan, atau perilaku seseorang. Sebuah pesan persuasi dibangun berdasarkan teknik-teknik argumentasi agar khalayak yakin dan bersedia melakukan tindakan sesuai dengan harapan pengirim pesan. Proses pembuatan pesan persuasif dalam komunikasi bisnis terjadi melalui beberapa proses yaitu perencanaan pesan persuasif, penyusunan pesan persuasif, dan melengkapi pesan persuasif.

  • Perencanaan pesan persuasif meliputi analisa situasi, pencarian informasi, memilih media yang tepat, dan pengorganisasian informasi yang diperoleh.
  • Penyusunan pesan persuasif yang ditujukan untuk menimbulkan tanggapan positif terhadap pesan-pesan persuasif dengan cara menggunakan bahasa yang positif dan santun, memahami pengaruh budaya dalam komunikasi bisnis dan menghormati perbedaan budaya, peka terhadap budaya organisasi, dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka membangun kredibilitas.
  • Melengkapi pesan persuasif yang dilakukan dengan cara mengevaluasi isi pesan dan melihat ulang keterbacaan untuk memastikan kejelasan informasi yang disajikan; menekankan pada penampilan yang profesional dan bersih; meninjau ulang kesalahan penulisan, tata letak, dan mekanis; serta menyebarluaskan pesan-pesan persuasif.

Dalam dunia bisnis, pesan-pesan persuasif berperan besar dalam menentukan berhasil tidaknya bisnis yang dijalankan.  Untuk itu, pesan persuasif dalam komunikasi bisnis perlu disusun secara sistematis.

Adapun cara membuat pesan persuasif dalam komunikasi bisnis adalah sebagai berikut :

1. Menarik perhatian khalayak

Menurut teori AIDDA dalam periklanan, fungsi periklanan yang utama adalah untuk menarik perhatian khalayak. Untuk itu, jika kita ingin khalayak membeli produk atau layanan yang ditawarkan, maka kita harus memperoleh perhatian khalayak terlebih dahulu.

Menarik perhatian khalayak dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya menggunakan gambar, menggunakan warna yang mencolok, penyajian headlines, dan tata letak teks iklan keseluruhan.

Selain itu, kita juga dapat menggunakan humor atau menggunakan suara-suara yang meyakinkan khalayak.

2. Membangkitkan minat khalayak

Setelah kita memperoleh perhatian khalayak, langkah selajutnya adalah membangkitkan minat khalayak terhadap produk atau layanan yang ditawarkan. Membangkitkan minat khalayak hendaknya dilakukan dengan tetap memperhatikan karakteristik khalayak sasaran.

Hal ini dimaksudkan agar khalayak dapat memilih dan memilah pesan-pesan persuasif yang dipandang penting bagi khalayak sasaran. Membangkitkan minat khalayak dapat dilakukan dengan menggunakan ilustrasi faktual, kutipan, atau data-data yang valid.

3. Membangkitkan hasrat khalayak

Pada tahapan ini, kita membantu khalayak untuk menerima ide atau gagasan yang disampaikan dengan cara menjelaskan bagaimana perubahan yang terjadi dapat memberikan keuntungan atau manfaat bagi khalayak baik secara personal maupun profesional.

Membangkitkan hasrat khalayak dapat dilakukan dengan cara mengurangi resistensi yang ada dengan mengidentifikasi dan menjawab dengan jelas setiap pertanyaan yang disampaikan oleh khalayak.

Jika ide atau gagasan yang disampaikan sangat kompleks, maka kita harus menjelaskan secara rinci bagaimana implementasi dari ide atau gagasan yang disampaikan.

Selain itu, dukungan data dan fakta dapat membantu meningkatkan keinginan khalayak untuk melakukan sesuatu sebagaimana yang kita inginkan.

4. Menstimulasi tindakan

Tindakan adalah tahapan dimana kita mempengaruhi khalayak sasaran untuk mengambil tindakan.

Agar khalayak bersedia melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan, maka yang perlu dilakukan adalah menyediakan  jenis-jenis informasi yang dapat memenuhi kebutuhan khalayak untuk mengambil tindakan termasuk tenggat waktu dan nomor kontak yang dapat dihubungi.

5. Memotivasi khalayak untuk melakukan tindakan

Memotivasi khalayak untuk melakukan tindakan adalah salah satu teknik komunikasi persuasif.

Umumnya, khalayak membutuhkan waktu untuk mengambil tindakan. Karenanya, kita perlu memotivasi khalayak untuk melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyarankan kepada khalayak untuk melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan, menekankan pada akibat-akibat positif yang timbul jika tindakan dilakukan oleh khalayak, dan memberi kemudahan kepada khalayak untuk melakukan tindakan yang diinginkan.

6. Menggunakan daya tarik emosional dan rasional secara berimbang

Menurut teori bahasa periklanan, pesan persuasif umumnya disusun dengan menggunakan beberapa daya tarik pesan seperti daya tarik emosional dan daya tarik rasional.

Dalam psikologi komunikasi, daya tarik emosional mengacu pada digunakannya pernyataan-pernyataan atau bahasa yang menyentuh emosi khalayak.

Sedangkan, daya tarik rasional mengacu pada digunakannya pendekatan logis atau berbagai macam bukti sebagai upaya untuk meyakinkan khalayak.

Pesan persuasif dalam komunikasi bisnis umumnya lebih banyak menggunakan daya tarik rasional dibandingkan dengan daya tarik emosional.

Untuk itu, dalam menyusun pesan persuasif hendaknya menggunakan daya tarik emosional dan daya tarik rasional secara berimbang dan menghindari kesalahan-kesalahan logis agar diperoleh dampak pesan persuasif yang maksimal.

7. Menguatkan posisi di mata khalayak

Setelah melakukan penyusunan pesan, ada baiknya kita melihat kembali pesan yang telah dibuat.

Caranya adalah dengan membangun kredibilitas, memeriksa kembali bahasa yang digunakan mengingat fungsi bahasa dalam komunikasi bisnis yakni sebagai alat komunikasi, apakah ide atau gagasan yang disampaikan didukung dengan data yang cukup dan terpercaya, apakah kutipan dari para ahli dapat membantu meyakinkan khalayak, apakah kata-kata yang digunakan cukup kuat untuk menyampaikan pesan, dan lain sebagainya.

Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menguatkan posisi kita di mata khalayak sehingga khalayak dapat menerima pesan-pesan persuasif yang disampaikan dan bersedia untuk melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan.

8. Mengantisipasi keberatan

Pesan persuasif yang disampaikan kepada khalayak tidak selamanya mendapat tanggapan yang positif dari khalayak.

Terkadang, khalayak bersikap menolak terhadap pesan-pesan persuasif yang disampaikan sehingga menimbulkan hambatan komunikasi bisnis.

Cara terbaik untuk mengatasi resistensi ini adalah dengan mengantisipasi sebanyak mungkin keberatan-keberatan yang ada dan mengarahkan keberatan-keberatan itu ke dalam pesan persuasif yang kita buat sebelum khalayak menerima pesan itu.

Selain itu, cara lainnya adalah dengan menyajikan dua sisi persoalan atau pro dan kontra dari seluruh pilihan yang ada.

Demikianlah ulasan singkat tentang cara membuat pesan persuasif dalam komunikasi bisnis.

Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang cara membuat pesan persuasif dalam komunikasi bisnis.